Siapa tak bangga kalau negaranya memenangkan sebuah kompetisi antar negara? Siapa tak berbahagia jikalau sekolah yang dulu pernah ditempati untuk menimba ilmu kini mengukir sebuah prestasi?
Yup. Seorang Zefrizal Nanda Mardani, siswa SMP Negeri 1 Trenggalek kelas VIII berhasil menyabet medali emas dalam Olimpiade Astronomi Internasional ke-12 yang berlangsung di Simeiz, Ukraina, tanggal 29 September-7 Oktober 2007, sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Mungkin nama kota Trenggalek telah mendunia kini. Dari kota kecil antah berantah sebelah barat daya Jawa Timur telah lahir seorang jenius yang mampu mendulang prestasi hebat di dunia persilatan Astronomi.. hehe....
Saya pun turut bangga karena almamater saya pun turut harum namanya... SMP Negeri 1 Trenggalek...
Trenggalek, tunggu kedatangan saya di hari Lebaran nan fitri ini. Saya akan menjengukmu sekali lagi...
Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Thursday, October 11, 2007
Tuesday, October 09, 2007
Laporan Mudik
Saya sekarang lagi di Tuban sejak kemarin, mengantarkan kekasih hati pulang kampung. Laporan pandangan mata arus mudik Surabaya - Lamongan - Tuban tampak sudah mulai mengalami peningkatan trafik kendaraan yang keluar dari arah timur (Surabaya) menuju kota-kota sebelah barat Surabaya... Lalu lintas masih lancar meski kepadatan sudah mulai terasa di beberapa titik ruas jalan, terutama Lamongan - Babat dimana terdapat ruas jalan masih diperbaiki dan belum selesai, sehingga jalan yang tadinya dua jalur kini hanya satu jalur saja yang bisa digunakan.
Kendaraan yang lalu lalang nampak didominasi kendaraan roda dua yang masih banyak kelebihan muatan, entah itu barang maupun orang. Katanya sih kendaraan roda dua hanya didesain untuk dua orang, lha trus kalau dalam satu keluarga itu mempunyai anak, mau ditaruh dimana anaknya? Ditinggal di rumah? Atau si bapak boncengin anaknya sendirian, trus ibunya naek kendaraan umum?
Memang sih kendaraan roda dua ini didesain hanya untuk dua orang. Responsible Riding yang diterapkan di kota Surabaya sebulan ini pun memasukkan hal tersebut dalam peraturan berkendara yang baik. Tapi mau bagaimana lagi. Mudik yang notabene adalah kegiatan rakyat setahun sekali ini banyak masyarakat yang mudik khususnya hanya mempunyai kendaraan bermotor jenis roda dua ini tetap ngeyel berkendara dengan tiga, empat, bahkan lima orang penumpang sekaligus dalam satu motor. Alasan mereka pun sama, mau ditaruh mana anggota keluarga yang lain? Lagipula kendaraan ini nanti bisa membantu saat berkunjung ke rumah keluarga yang lain di kampung halaman sana.
Ohya ngomong-ngomong mudik nanti saya juga akan berkendara roda dua ini lagi, sama seperti kebiasaan mudik saya selama beberapa tahun ini. Berkeliling kota-kota di Jawa Timur, singgah di rumah teman, keluarga dan kerabat. Rekor perjalanan sehari saya dua tahun lalu menempuh kurang lebih 500 km seharian, Trenggalek - Tuban - Bojonegoro - Jombang - Nganjuk - Kediri - Tulungagung - Trenggalek, hehe...
Tahun ini lebaran hari pertama saya insyaallah di Gresik, kemudian lebaran hari berikutnya di Trenggalek....
Oke selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H, dan selamat bermudik ria di kampung halaman tercinta.... Jangan lupa oleh-olehnya...
Kendaraan yang lalu lalang nampak didominasi kendaraan roda dua yang masih banyak kelebihan muatan, entah itu barang maupun orang. Katanya sih kendaraan roda dua hanya didesain untuk dua orang, lha trus kalau dalam satu keluarga itu mempunyai anak, mau ditaruh dimana anaknya? Ditinggal di rumah? Atau si bapak boncengin anaknya sendirian, trus ibunya naek kendaraan umum?
Memang sih kendaraan roda dua ini didesain hanya untuk dua orang. Responsible Riding yang diterapkan di kota Surabaya sebulan ini pun memasukkan hal tersebut dalam peraturan berkendara yang baik. Tapi mau bagaimana lagi. Mudik yang notabene adalah kegiatan rakyat setahun sekali ini banyak masyarakat yang mudik khususnya hanya mempunyai kendaraan bermotor jenis roda dua ini tetap ngeyel berkendara dengan tiga, empat, bahkan lima orang penumpang sekaligus dalam satu motor. Alasan mereka pun sama, mau ditaruh mana anggota keluarga yang lain? Lagipula kendaraan ini nanti bisa membantu saat berkunjung ke rumah keluarga yang lain di kampung halaman sana.
Ohya ngomong-ngomong mudik nanti saya juga akan berkendara roda dua ini lagi, sama seperti kebiasaan mudik saya selama beberapa tahun ini. Berkeliling kota-kota di Jawa Timur, singgah di rumah teman, keluarga dan kerabat. Rekor perjalanan sehari saya dua tahun lalu menempuh kurang lebih 500 km seharian, Trenggalek - Tuban - Bojonegoro - Jombang - Nganjuk - Kediri - Tulungagung - Trenggalek, hehe...
Tahun ini lebaran hari pertama saya insyaallah di Gresik, kemudian lebaran hari berikutnya di Trenggalek....
Oke selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H, dan selamat bermudik ria di kampung halaman tercinta.... Jangan lupa oleh-olehnya...
Sunday, October 07, 2007
Ayo Mudik Lebaran
Tak terasa lebaran tinggal sebentar lagi, tinggal beberapa hari lagi dan bisa kita hitung dengan jari. Dan menjelang lebaran ini, ada satu ritual tahunan yang menarik, khususnya di Pulau Jawa ini, apalagi kalau bukan mudik. Yap, mudik adalah mutlak dilakukan bagi sebagian besar penduduk Indonesia menjelang lebaran. Tujuannya adalah untuk tidak melewatkan hari raya nan suci ini bersama keluarga tercinta yang ada di kampung halaman.
Mudik merupakan kegiatan pulang ke daerah asal dengan tujuan ingin bertemu sanak saudara dan terutama sowan dengan orang tua. Namun, kalau kita pikir lebih jauh, banyak orang yang mudik ini rela mengeluarkan hasil jerih payah mereka selama setahun ini untuk digunakan sebagai ongkos mudik. Tidak rasional memang, tapi ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan rasa yang mereka peroleh ketika mereka mudik dan berkumpul lagi bersama sanak saudara mereka itu. Rasa kangen dan kerinduan untuk berkumpul dengan sanak saudara dan kerabat tentunya lebih besar ketimbang ongkos yang mereka keluarkan.
Bagi anda yang mudik lebaran tahun ini, saya ucapkan selamat mudik dan hati-hati di jalan... Dan tak pula lupa selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H. Mohon maaf lahir batin...
Mudik merupakan kegiatan pulang ke daerah asal dengan tujuan ingin bertemu sanak saudara dan terutama sowan dengan orang tua. Namun, kalau kita pikir lebih jauh, banyak orang yang mudik ini rela mengeluarkan hasil jerih payah mereka selama setahun ini untuk digunakan sebagai ongkos mudik. Tidak rasional memang, tapi ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan rasa yang mereka peroleh ketika mereka mudik dan berkumpul lagi bersama sanak saudara mereka itu. Rasa kangen dan kerinduan untuk berkumpul dengan sanak saudara dan kerabat tentunya lebih besar ketimbang ongkos yang mereka keluarkan.
Bagi anda yang mudik lebaran tahun ini, saya ucapkan selamat mudik dan hati-hati di jalan... Dan tak pula lupa selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H. Mohon maaf lahir batin...
Friday, October 05, 2007
Rasa Sayange
Setelah Batik, Rendang, Sate, Tempe, Wayang kulit, Angklung, Baju Dayak dll 'diembat' sama Malaysia, Pulau Sipadan Ligitan pun setali tiga uang, bernasib serupa. Tak ketinggalan Ambalat 'pulau berminyak' itu juga ingin dirampok sama negara tetangga kita, Malaysia. Para pekerja TKI TKW pencari devisa negeri ini pun disiksa seenaknya dianggap tak lebih hanya sebagai budak Indon. Dan jangan dilupakan juga wasit karate yang digebuki beramai-ramai oleh oknum Malaysia beberapa bulan kemarin. Sepertinya saudara muda kita ini sudah semakin seenak udelnya sendiri. Dan yang terakhir, lagu rakyat kita Rasa Sayange dipakai sebagai lagu untuk promosi pariwisata Malaysia... Waahhh... Malang benar nasib kita ini!
Daripada saling ejek dan hina, alangkah lebih baiknya kita saling introspeksi dulu... Melihat kekurangan yang ada pada diri sendiri.... Sudahkah kita memperhatikan dan menghargai budaya kita sendiri... Janganlah mengedepankan emosi dan ego... Terutama buat generasi muda yang sekarang ini.... Masih ingatkah mereka dengan tari-tarian, nyanyi-nyayian, makanan-makanan tradisional negeri ini... Atau bahkan hanya tarian dugem dan striptease, lalu lagu-lagu barat dan makanan siap saji ala barat yang selalu terlintas dalam otak bawah sadar mereka semua itu.... Sudahkah kita perduli dengan budaya yang dimiliki bumi ibu pertiwi ini..?
Peristiwa ini adalah peringatan dan pelajaran yang berharga buat kita semuanya tuk kembali instrospeksi diri kita masing-masing... Mari kembali memakmurkan kebudayaan nusantara tercinta ini... Jangan sampai kejadian semacam ini menjadi kenyataan, orang jawa akan kehilangan bahasa jawa, atau orang daerah yang terlupa akan identitas daerahnya karena telah bermigrasi ke Jakarta, kemudian mengikrarkan dirinya sebagai orang ibukota dengan segala macam tingkah polahnya...
Satu pesan lagi, mari tingkatkan kecintaan kita terhadap budaya dalam negeri... Kecintaan akan menumbuhkan kelestariannya ke sepanjang zaman kehidupan ini.... Tak akan punah sejuta budaya negeri ini jika kita terus-menerus melestarikannya dari generasi ke generasi... Dan tak akan ada negara lain yang berani mencuri kebudayaan kita tuk kemudian memaksakannya menjadi kebudayaan negara lain tersebut...
Daripada saling ejek dan hina, alangkah lebih baiknya kita saling introspeksi dulu... Melihat kekurangan yang ada pada diri sendiri.... Sudahkah kita memperhatikan dan menghargai budaya kita sendiri... Janganlah mengedepankan emosi dan ego... Terutama buat generasi muda yang sekarang ini.... Masih ingatkah mereka dengan tari-tarian, nyanyi-nyayian, makanan-makanan tradisional negeri ini... Atau bahkan hanya tarian dugem dan striptease, lalu lagu-lagu barat dan makanan siap saji ala barat yang selalu terlintas dalam otak bawah sadar mereka semua itu.... Sudahkah kita perduli dengan budaya yang dimiliki bumi ibu pertiwi ini..?
Peristiwa ini adalah peringatan dan pelajaran yang berharga buat kita semuanya tuk kembali instrospeksi diri kita masing-masing... Mari kembali memakmurkan kebudayaan nusantara tercinta ini... Jangan sampai kejadian semacam ini menjadi kenyataan, orang jawa akan kehilangan bahasa jawa, atau orang daerah yang terlupa akan identitas daerahnya karena telah bermigrasi ke Jakarta, kemudian mengikrarkan dirinya sebagai orang ibukota dengan segala macam tingkah polahnya...
Satu pesan lagi, mari tingkatkan kecintaan kita terhadap budaya dalam negeri... Kecintaan akan menumbuhkan kelestariannya ke sepanjang zaman kehidupan ini.... Tak akan punah sejuta budaya negeri ini jika kita terus-menerus melestarikannya dari generasi ke generasi... Dan tak akan ada negara lain yang berani mencuri kebudayaan kita tuk kemudian memaksakannya menjadi kebudayaan negara lain tersebut...
Subscribe to:
Posts (Atom)