Tutorial Cari Uang

Thursday, November 15, 2007

Razia Kelengkapan Kendaraan Bermotor

PERLU ATAU TIDAK ?

Seringkali kita kaget bukan main saat dihadapkan pada razia motor mendadak di jalan sementara kita sedang asyik mengendarai sepeda motor di jalan. Kadang kita menggerutu sendiri, kenapa sih polisi kurang kerjaan pake nyetop-nyetop kendaraan, kita ini bukan penjahat atau pencuri kendaraan bermotor. Seringkali juga kita ogah-ogahan karena razia ini akan menyita waktu kita di jalan, sementara kita sedang tergesa-gesa karena banyak urusan yang musti diselesaikan di ujung jalan sana nanti. Belum lagi nanti kalau ketahuan ada yang ga beres dengan kendaraan kita, uang kita pasti berpindah tangan dengan mudahnya.

Sudah menjadi cerita klasik di negeri kita ini jika saat razia ini adalah saat dimana para aparat gencar mencari rezeki tambahan lewat keteledoran orang-orang yang entah dengan sengaja atau tidak sengaja tak membawa dokumen yang wajib dimiliki saat mengendara motor, seperti SIM dan STNK. Juga aksesoris wajib kendaraan yang tidak lengkap, seperti lampu sein tidak menyala atau bahkan tidak ada, yang penting jangan rem aja yang ga ada, bisa bahaya hahaha...

Ada dua pihak yang berhubungan langsung dengan cerita klasik ini, pelanggar dan aparat. Pelanggar yang enggan berurusan panjang lebar dengan kasus tilang ini menitipkan uang sogokan kepada aparat biar mereka bisa melenggang dengan nyaman dari razia ini. Dan aparat yang kadang melakukan razia selagi 'butuh', ya kalau dompet di kantong lagi tipis maka dengan gerak cepat menyelinap di tepi tikungan dengan bersenjatakan peluit yang sudah 'terkokang' di mulut atau mengajak teman-temannya untuk meluncur ke tempat strategis dan melakukan razia mendadak... hehe...

Sesaat setelah selesai menulis posting ini saya tertawa terbahak-bahak ketika menemukan artikel yang ada disini dan membacanya, berikut ini kutipan isi artikelnya:

Surat Lengkap, Tutup Pentil pun Disoal

Kejadian ini dialami tetanggaku, yang istrinya berjualan sayur, belum lama ini. Seusai belanja dari Pasar Parung, di perjalanan ia dicegat razia polisi. Singkat cerita, Bang Dul, nama tetanggaku itu, bisa menunjukkan surat-surat kendaraan yang sah dan masih berlaku. Motornya pun terbilang baru, dengan perlengkapan standar. Pokoknya tak ada cela.

Coba, apa yang disoal pak pol yang mencegatnya? Tutup pentil! Kebetulan, salah satu ban motor Bang Dul ini tak ada tutup pentilnya. "Yah, pak timbang tutup pentil aja. Lagian, nggak keliatan," Bang Dul meminta permakluman. (Memang, tutup pentil bisa digolongkan sebagai perlengkapan kendaraan bermotor. Bisa pula tidak. Tergantung siapa yang menyoal. Masalahnya, signifikan tidak bagi keselamatan berkendara?).

Oknum pak pul itu pun punya celah untuk "bermain". "Yah, barang sepuluh ribu," begitu kira-kira, kata pak pul itu. Entah apa yang dimaksudnya. Apakah sepuluh ribu itu jumlah tutup pentil yang harus dipasang Bang Dul? Entahlah. Itu perlu penafsiran lebih jauh.

Tapi Bang Dul rupanya lebih cerdas daripada penulis. Ia langsung mengerti aspirasi pak pul itu. "Pak, coba kalo tadi sebelum ke pasar. Saya bawa tujuh ratus ribu. Sekarang sudah habis dibelanjain," Bang Dul dengan lugunya berapologi.

Nah lo, pak pul kena batunya. Bang Dul pun berlalu tanpa mengeluarkan seperak pun.


Sebenarnya perlu tidak sih razia alias operasi kelengkapan kendaraan bermotor ini?

48 comments:

  1. pertanyaannya bukannya perlu apa gak? tp sudah disiplinkah kita dengan kendaraan sendiri? kalau sudah ikut aturan sih kayaknya 2-3 menit juga udah selesai pemeriksaannya :D

    ReplyDelete
  2. di jateng lagi ada bulan tertib lalin. spion harus 2 kanan kiri, standar, light on..de el el..cape deh..

    ReplyDelete
  3. klo pengen cepet2, kluarin aja kartu Press :P

    ReplyDelete
  4. behhhhhh..!!!!!
    baca tulisan ini jadi gimana gitu....!!!


    [...]Surat Lengkap, Tutup Pentil pun Disoal

    Kejadian ini dialami tetanggaku, yang istrinya berjualan sayur, belum lama ini. Seusai belanja dari Pasar Parung, di perjalanan ia dicegat razia polisi. Singkat cerita, Bang Dul, nama tetanggaku itu, bisa menunjukkan surat-surat kendaraan yang sah dan masih berlaku. Motornya pun terbilang baru, dengan perlengkapan standar. Pokoknya tak ada cela.

    Coba, apa yang disoal pak pol yang mencegatnya? Tutup pentil! Kebetulan, salah satu ban motor Bang Dul ini tak ada tutup pentilnya. "Yah, pak timbang tutup pentil aja. Lagian, nggak keliatan," Bang Dul meminta permakluman. (Memang, tutup pentil bisa digolongkan sebagai perlengkapan kendaraan bermotor. Bisa pula tidak. Tergantung siapa yang menyoal. Masalahnya, signifikan tidak bagi keselamatan berkendara?).

    Oknum pak pul itu pun punya celah untuk "bermain". "Yah, barang sepuluh ribu," begitu kira-kira, kata pak pul itu. Entah apa yang dimaksudnya. Apakah sepuluh ribu itu jumlah tutup pentil yang harus dipasang Bang Dul? Entahlah. Itu perlu penafsiran lebih jauh.

    Tapi Bang Dul rupanya lebih cerdas daripada penulis. Ia langsung mengerti aspirasi pak pul itu. "Pak, coba kalo tadi sebelum ke pasar. Saya bawa tujuh ratus ribu. Sekarang sudah habis dibelanjain," Bang Dul dengan lugunya berapologi.

    Nah lo, pak pul kena batunya. Bang Dul pun berlalu tanpa mengeluarkan seperak pun. [....]

    panjang yakk..!!!!

    ReplyDelete
  5. kalo pengguna jalan tertib, ya nggak perlu ada razia. itulah kenapa razia biasanya milih lokasi2 'strategis' yg rawan terjadi pelanggaran.

    btw kalo soal pentil, itu konyol. tapi kelengkapan spion, lampu nyala, helm standard itu memang perlu diperhatikan.

    ReplyDelete
  6. razia itu kadang perlu, yang ga perlu itukan kalo nyari2 kesalahan sipengendara

    ReplyDelete
  7. mbok kesadaran diri sendiri sbl ada razia dilengkapi semua tms urusan perpentilan =)).

    pertama kali datang sini pengin ngakak terus klo liat orang bermotor, spion ngawe-awe kanan kiri, mesti ada keranjang(box)klo gak dpn ya blakang, klo bonceng gak boleh nyemplo(duduk miring) meski pake baju kurung(serius!!), apalagi helm proyek ato yg 1/2 gundul gak ada blas.

    ReplyDelete
  8. sama razia aja kok takut... razia kadang penting untuk meminimalis pencurian.. coba kalau kita kehilangan motor pasti kita paksa pak pol untuk gelar razia setiap hari biar motor kita bisa balik lagi.

    ReplyDelete
  9. Kalau diri kita sendiri sudah beres, razia seratus kali tiap hari pun saya rasa gak masalah. Tapi pak Pol-nya juga yang wajar2 aja dong razianya. Jangan cari2 sesuatu yang seharusnya tak perlu dipermasalahkan.

    ReplyDelete
  10. mungkin perlu, tapi jadi ga perlu kalo akhirnya cuma modus buat cari duit polisi (akal2an)

    ReplyDelete
  11. gimana kalo sesekali mereka yang kita razia?

    ReplyDelete
  12. Sayang tidak ada yang ngecek tingkat kemiskinan anggota polantas sehingga banyak anggotanya yang ngobyek.

    ReplyDelete
  13. kalo untuk keselamatan kenapa nggak?

    ReplyDelete
  14. kalo di indonesia masih perlu kayaknya ya?

    ReplyDelete
  15. razia tuh perlu lah... apalagi diindonesia....
    aku sih yg plg aku dukung razia narkoba.... emang bener2 hrs dibasmi

    ReplyDelete
  16. itu penting, mas..
    tapi nek 'tutup pentil' dipermasalahkan, hemm.. kok terasa wagu aja..

    ReplyDelete
  17. perlu lah mas, secara motor saya pernah dicuri orang, tapi surat surat aspal juga gampang dibikin lagi kok, jadi... percuma dong?

    ReplyDelete
  18. hahahahah memang deh ah itu polisi pentil.

    harusnya sih penting razia kayak gini. tapi di indonesia...you knowlah..jadi tempat cari duit bagi para oknum polisi

    ReplyDelete
  19. damai deh pak polisi..:p

    ReplyDelete
  20. di Indonesia, orang tuh gemar maen congkal congkel spion, lambang mobil, dll.
    Laah klo pas rasia getu pas spion motornya abis dicolong orang trus piye???
    itu kan namanya udah kemalingan masih juga didenda ma pak polisi.....

    ReplyDelete
  21. wah saya udah pernah dua kali di tangkap sewaktu razia, saat itu saya belum punya SIM, tapi sekarang sudah punya

    ReplyDelete
  22. polisi juga punya keluarga yang perlu beli sepeda anaknya, beli anting buat istrinya, beli baju pesta buat mertua, dan beli sepedamotor baru buat kekasih gelapnya..

    ReplyDelete
  23. tujuan razia sendiri tidak selalu sama. terkadang digunakan aparat untuk menjaring pencuri kendaraan bermotor. kadang digunakan sebagai terapi bagi pengguna kendaraan bermotor agar terbiasa berdisiplin di jalan.

    sangat disayangkan kalau tujuannya bermotifkan ekonomi. hanya buat cari uang. mungkin perlu cara lain agar penyimpangan seperti ini tidak terjadi.

    ReplyDelete
  24. wah ngomong ini lagi mas Anang, kemarin dulu tetangga saya ngomongin ini juga, ada polisinya juga lho pas nimbrung. dari pembicaraan tetangga2 saya, intinya, kalo indonesia itu emang susah tertibnya.

    wakakakakakakakak

    *kabuuuuuuuuuuuurrrrr*

    ReplyDelete
  25. *balik kucing*

    Maksud saya, dari aparat dan warganya, sama2 gak tertibnya.. kemarin itu, kasian pak polisinya, soale sik enom, sing liyane wis tuwo2, hehehehehehehe.. jadi pak polisi tetangga terpojok, kasian deh... hehehehehehehe

    ReplyDelete
  26. Endonesah™ masih perlu nang,
    lmyn buat ceperan,

    btw aLe jg ada, ntar deh tak posting *pake skrinsyut loh*

    ReplyDelete
  27. aku mau jawab mewakili polisi-polisi keparat indonesia:
    "Perlu, mas!"

    ReplyDelete
  28. razia sebenernya perlu banget, secara kesadaran qt berlalulintas masih rendah. tp ya itu.. kesadaran pak pul dlm menjalankan tugas jg sama2 rendah:(

    ReplyDelete
  29. Menurutku razia berkala sih perlu juga, tapi lha yaitu pak Pol juga harus disiplin, jangan memanfaatkan kesempatan sehingga sampai ada kejadian "satu peluit sepuluh ribu" .

    ReplyDelete
  30. Mau ngg' kendaraan yang cepat dan pasti ngg' kena tilang, Mas Anang beli aja Ambulance.

    ReplyDelete
  31. wah mas, kalo jalan di jalan raya trus gak pake tutup PENTIL ya jelas aja polisinya nyetop, karena penasaran ingin melihat PENTIL itu dari dekat! wekekekeke...

    (makanya buat para cewek, kalo di jalan harus pake baju dan bra, biar PENTIL nya gak kelihatan polisi..)

    ReplyDelete
  32. lha yo mesti perlu mas, lha kalau ga perlu, rugi dong saya bikin SIM mahal2 ga ada razia.... :D

    ReplyDelete
  33. Mungkin yang me-Razia juga perlu di-Razia *jadi binggung sendiri :(

    ReplyDelete
  34. Yang paling parah tuh ya....
    pernah temen saya ketilang, trus dia tanya kenapa dia yang ditilang sedang yang lain tidak. Eh si polisi malah jawab : "salah sendiri kamu yang paling deket sama saya...."
    Jawaban yang tidak logis dan cacat hukum.

    ReplyDelete
  35. idep-idep amal kanggo plokis.. ra opo2 to maz?? sumpahin aja biar suatu saat keselek sama priwitan.. :))

    ReplyDelete
  36. se-harus-nya sih emang ada razia kelengkapan mas, itu bagus, karena itu juga untuk nghindarin kita dari pencurian kendaraan kan?

    tapi kalau yang aneh-aneh, ampe pentil pun di-razia, wah itu polisi-nya yang dodol :D

    ReplyDelete
  37. Kalo saya mah positip tingking aja. Biarpun kedengarannya konyol, tapi razia-razia macem itu perlu juga. Wong Jepang yang bikin motor kita aja geleng-geleng liat motor buatannya di Indonesia ditrondoli habis-habisan, ban dan pelek diganti kecil. Makanya dulu Kasatlantas jaman dipegang Royke Lumowa di Surabaya, pernah ada instruksi ban kecil dipotong. Jadi yang punya motor disuruh ganti pelek dan ban standarnya, baru boleh jalan lagi. Saya sih, sluman slumun slamet aja. Yang penting, gimana caranya tampil gaul, tapi nggak melanggar aturan. Itu dia tantangannya. Saya sih pelek standar aja, cuma diameter rada gede coz ganti yang anodized aluminium, plus jari-jari berwarna, kaca lampu belakang ganti putih, tapi bohlamnya tetep merah, trus spion tetep 2, tapi ganti yang model sport seperti punya Kaze, nah kan asyik tuh! hehehe! Peace yoo!!

    ReplyDelete
  38. mas gmn sich cara buat kotak navigasi blognya, minta bantuannya donk, ok, soal blog nya sip dech.................

    ReplyDelete
  39. ini membuktikan bahwa kepolisisan di indonesia sangat sangat lemah. di sini kalo melanggar batas kecepatan langsung ada tagihan datang ke rumah. di sini gak ada sistem sogok polisi seperti yang ada di Indonesia. jadi di sini semua pengendara takut akan peraturan karena denda yang dikenakan disa sampe $500

    ReplyDelete
  40. utk temen2 yg udah kena tilang aku sarankan minta slip tilang warna BIRU!!!!ada 2 slip tilang :
    1. MERAH : artinya kita tidak mengakui kesalahan yg kita buat,ini yg sering dimainkan POlisi
    2. BIRU : mengakui kesalahan,prosedurnya kita tinggal bayar di bank (BRI kalo gak salah),menunjukkan bukti pembayaran pada polisi trus STNK/SIM boleh kita minta ma pak POL....

    ReplyDelete
  41. perlu jga sih,,, asal kalo dibelokan jgn ada tulisan belok kiri/kanan KHL jam....sampai jam....|kalo adaitu kan dendanya jadi mahal* karena menurut bp polisi yang nilang saya KHL ADALAH KECUALI HILANG LIMAPULUHRIBU

    ReplyDelete
  42. Polisi di Bogor emang "sadis", razia dua hari sekali. kek minum obat. :P

    ReplyDelete
  43. jadi inget jaman SMA dulu waktu masih jadi langganan ditilang polisi entah kerna ga pake helm, kerna lom punya SIM sampe kerna STNK ilang.

    pernah dalam seminggu 2 kali ditilang sama polisi yang sama. aku wis lali tapi polisine isih eling, dadi pas buka helm langsung disapa pake namaku. walahhh... akhirnya malah jadi temenan sama polisi itu dan dibantuin ngurus STNK sekaligus bisa jadi becking an klo ketilang lagi. hehehehe...

    ReplyDelete
  44. Kelihatannya perlu, saya setuju dengan semua alasan para blogger yang comment disini...hehehe

    ReplyDelete
  45. Warganya sendiri yang dikit2 main suap kasih si ipul.
    Jadi kebiasaan tuh. si ipul kan juga manusia :)

    Coba klo smuanya mentaati peraturan. Pakai helm motor lengkap surat2 ada SIM...apa masih mempermasalahkan pentil!!!....hahahahahah....

    ReplyDelete
  46. Kadang walau surat lengkap, tetep aja males klo lewatin razia.

    ReplyDelete
  47. ,iya-iya att lalulintas harus tertib jangan amburadul?

    ReplyDelete

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.

Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)