Seringkali kita kaget bukan main saat dihadapkan pada razia motor mendadak di jalan sementara kita sedang asyik mengendarai sepeda motor di jalan. Kadang kita menggerutu sendiri, kenapa sih polisi kurang kerjaan pake nyetop-nyetop kendaraan, kita ini bukan penjahat atau pencuri kendaraan bermotor. Seringkali juga kita ogah-ogahan karena razia ini akan menyita waktu kita di jalan, sementara kita sedang tergesa-gesa karena banyak urusan yang musti diselesaikan di ujung jalan sana nanti. Belum lagi nanti kalau ketahuan ada yang ga beres dengan kendaraan kita, uang kita pasti berpindah tangan dengan mudahnya.
Sudah menjadi cerita klasik di negeri kita ini jika saat razia ini adalah saat dimana para aparat gencar mencari rezeki tambahan lewat keteledoran orang-orang yang entah dengan sengaja atau tidak sengaja tak membawa dokumen yang wajib dimiliki saat mengendara motor, seperti SIM dan STNK. Juga aksesoris wajib kendaraan yang tidak lengkap, seperti lampu sein tidak menyala atau bahkan tidak ada, yang penting jangan rem aja yang ga ada, bisa bahaya hahaha...
Ada dua pihak yang berhubungan langsung dengan cerita klasik ini, pelanggar dan aparat. Pelanggar yang enggan berurusan panjang lebar dengan kasus tilang ini menitipkan uang sogokan kepada aparat biar mereka bisa melenggang dengan nyaman dari razia ini. Dan aparat yang kadang melakukan razia selagi 'butuh', ya kalau dompet di kantong lagi tipis maka dengan gerak cepat menyelinap di tepi tikungan dengan bersenjatakan peluit yang sudah 'terkokang' di mulut atau mengajak teman-temannya untuk meluncur ke tempat strategis dan melakukan razia mendadak... hehe...
Sesaat setelah selesai menulis posting ini saya tertawa terbahak-bahak ketika menemukan artikel yang ada disini dan membacanya, berikut ini kutipan isi artikelnya:
Surat Lengkap, Tutup Pentil pun Disoal
Kejadian ini dialami tetanggaku, yang istrinya berjualan sayur, belum lama ini. Seusai belanja dari Pasar Parung, di perjalanan ia dicegat razia polisi. Singkat cerita, Bang Dul, nama tetanggaku itu, bisa menunjukkan surat-surat kendaraan yang sah dan masih berlaku. Motornya pun terbilang baru, dengan perlengkapan standar. Pokoknya tak ada cela.
Coba, apa yang disoal pak pol yang mencegatnya? Tutup pentil! Kebetulan, salah satu ban motor Bang Dul ini tak ada tutup pentilnya. "Yah, pak timbang tutup pentil aja. Lagian, nggak keliatan," Bang Dul meminta permakluman. (Memang, tutup pentil bisa digolongkan sebagai perlengkapan kendaraan bermotor. Bisa pula tidak. Tergantung siapa yang menyoal. Masalahnya, signifikan tidak bagi keselamatan berkendara?).
Oknum pak pul itu pun punya celah untuk "bermain". "Yah, barang sepuluh ribu," begitu kira-kira, kata pak pul itu. Entah apa yang dimaksudnya. Apakah sepuluh ribu itu jumlah tutup pentil yang harus dipasang Bang Dul? Entahlah. Itu perlu penafsiran lebih jauh.
Tapi Bang Dul rupanya lebih cerdas daripada penulis. Ia langsung mengerti aspirasi pak pul itu. "Pak, coba kalo tadi sebelum ke pasar. Saya bawa tujuh ratus ribu. Sekarang sudah habis dibelanjain," Bang Dul dengan lugunya berapologi.
Nah lo, pak pul kena batunya. Bang Dul pun berlalu tanpa mengeluarkan seperak pun.
Sebenarnya perlu tidak sih razia alias operasi kelengkapan kendaraan bermotor ini?
pertanyaannya bukannya perlu apa gak? tp sudah disiplinkah kita dengan kendaraan sendiri? kalau sudah ikut aturan sih kayaknya 2-3 menit juga udah selesai pemeriksaannya :D
ReplyDelete86 Bossssssss
ReplyDeletedi jateng lagi ada bulan tertib lalin. spion harus 2 kanan kiri, standar, light on..de el el..cape deh..
ReplyDeleteklo pengen cepet2, kluarin aja kartu Press :P
ReplyDeletebehhhhhh..!!!!!
ReplyDeletebaca tulisan ini jadi gimana gitu....!!!
[...]Surat Lengkap, Tutup Pentil pun Disoal
Kejadian ini dialami tetanggaku, yang istrinya berjualan sayur, belum lama ini. Seusai belanja dari Pasar Parung, di perjalanan ia dicegat razia polisi. Singkat cerita, Bang Dul, nama tetanggaku itu, bisa menunjukkan surat-surat kendaraan yang sah dan masih berlaku. Motornya pun terbilang baru, dengan perlengkapan standar. Pokoknya tak ada cela.
Coba, apa yang disoal pak pol yang mencegatnya? Tutup pentil! Kebetulan, salah satu ban motor Bang Dul ini tak ada tutup pentilnya. "Yah, pak timbang tutup pentil aja. Lagian, nggak keliatan," Bang Dul meminta permakluman. (Memang, tutup pentil bisa digolongkan sebagai perlengkapan kendaraan bermotor. Bisa pula tidak. Tergantung siapa yang menyoal. Masalahnya, signifikan tidak bagi keselamatan berkendara?).
Oknum pak pul itu pun punya celah untuk "bermain". "Yah, barang sepuluh ribu," begitu kira-kira, kata pak pul itu. Entah apa yang dimaksudnya. Apakah sepuluh ribu itu jumlah tutup pentil yang harus dipasang Bang Dul? Entahlah. Itu perlu penafsiran lebih jauh.
Tapi Bang Dul rupanya lebih cerdas daripada penulis. Ia langsung mengerti aspirasi pak pul itu. "Pak, coba kalo tadi sebelum ke pasar. Saya bawa tujuh ratus ribu. Sekarang sudah habis dibelanjain," Bang Dul dengan lugunya berapologi.
Nah lo, pak pul kena batunya. Bang Dul pun berlalu tanpa mengeluarkan seperak pun. [....]
panjang yakk..!!!!
kalo pengguna jalan tertib, ya nggak perlu ada razia. itulah kenapa razia biasanya milih lokasi2 'strategis' yg rawan terjadi pelanggaran.
ReplyDeletebtw kalo soal pentil, itu konyol. tapi kelengkapan spion, lampu nyala, helm standard itu memang perlu diperhatikan.
razia itu kadang perlu, yang ga perlu itukan kalo nyari2 kesalahan sipengendara
ReplyDeletembok kesadaran diri sendiri sbl ada razia dilengkapi semua tms urusan perpentilan =)).
ReplyDeletepertama kali datang sini pengin ngakak terus klo liat orang bermotor, spion ngawe-awe kanan kiri, mesti ada keranjang(box)klo gak dpn ya blakang, klo bonceng gak boleh nyemplo(duduk miring) meski pake baju kurung(serius!!), apalagi helm proyek ato yg 1/2 gundul gak ada blas.
sama razia aja kok takut... razia kadang penting untuk meminimalis pencurian.. coba kalau kita kehilangan motor pasti kita paksa pak pol untuk gelar razia setiap hari biar motor kita bisa balik lagi.
ReplyDeleteKalau diri kita sendiri sudah beres, razia seratus kali tiap hari pun saya rasa gak masalah. Tapi pak Pol-nya juga yang wajar2 aja dong razianya. Jangan cari2 sesuatu yang seharusnya tak perlu dipermasalahkan.
ReplyDeletemungkin perlu, tapi jadi ga perlu kalo akhirnya cuma modus buat cari duit polisi (akal2an)
ReplyDeletegimana kalo sesekali mereka yang kita razia?
ReplyDeleteSayang tidak ada yang ngecek tingkat kemiskinan anggota polantas sehingga banyak anggotanya yang ngobyek.
ReplyDeletekalo untuk keselamatan kenapa nggak?
ReplyDeletekalo di indonesia masih perlu kayaknya ya?
ReplyDeleterazia tuh perlu lah... apalagi diindonesia....
ReplyDeleteaku sih yg plg aku dukung razia narkoba.... emang bener2 hrs dibasmi
itu penting, mas..
ReplyDeletetapi nek 'tutup pentil' dipermasalahkan, hemm.. kok terasa wagu aja..
perlu lah mas, secara motor saya pernah dicuri orang, tapi surat surat aspal juga gampang dibikin lagi kok, jadi... percuma dong?
ReplyDeletehahahahah memang deh ah itu polisi pentil.
ReplyDeleteharusnya sih penting razia kayak gini. tapi di indonesia...you knowlah..jadi tempat cari duit bagi para oknum polisi
damai deh pak polisi..:p
ReplyDeletedi Indonesia, orang tuh gemar maen congkal congkel spion, lambang mobil, dll.
ReplyDeleteLaah klo pas rasia getu pas spion motornya abis dicolong orang trus piye???
itu kan namanya udah kemalingan masih juga didenda ma pak polisi.....
wah saya udah pernah dua kali di tangkap sewaktu razia, saat itu saya belum punya SIM, tapi sekarang sudah punya
ReplyDeletepolisi juga punya keluarga yang perlu beli sepeda anaknya, beli anting buat istrinya, beli baju pesta buat mertua, dan beli sepedamotor baru buat kekasih gelapnya..
ReplyDeletetujuan razia sendiri tidak selalu sama. terkadang digunakan aparat untuk menjaring pencuri kendaraan bermotor. kadang digunakan sebagai terapi bagi pengguna kendaraan bermotor agar terbiasa berdisiplin di jalan.
ReplyDeletesangat disayangkan kalau tujuannya bermotifkan ekonomi. hanya buat cari uang. mungkin perlu cara lain agar penyimpangan seperti ini tidak terjadi.
wah ngomong ini lagi mas Anang, kemarin dulu tetangga saya ngomongin ini juga, ada polisinya juga lho pas nimbrung. dari pembicaraan tetangga2 saya, intinya, kalo indonesia itu emang susah tertibnya.
ReplyDeletewakakakakakakakak
*kabuuuuuuuuuuuurrrrr*
*balik kucing*
ReplyDeleteMaksud saya, dari aparat dan warganya, sama2 gak tertibnya.. kemarin itu, kasian pak polisinya, soale sik enom, sing liyane wis tuwo2, hehehehehehehe.. jadi pak polisi tetangga terpojok, kasian deh... hehehehehehehe
Endonesah™ masih perlu nang,
ReplyDeletelmyn buat ceperan,
btw aLe jg ada, ntar deh tak posting *pake skrinsyut loh*
aku mau jawab mewakili polisi-polisi keparat indonesia:
ReplyDelete"Perlu, mas!"
razia sebenernya perlu banget, secara kesadaran qt berlalulintas masih rendah. tp ya itu.. kesadaran pak pul dlm menjalankan tugas jg sama2 rendah:(
ReplyDeleteMenurutku razia berkala sih perlu juga, tapi lha yaitu pak Pol juga harus disiplin, jangan memanfaatkan kesempatan sehingga sampai ada kejadian "satu peluit sepuluh ribu" .
ReplyDeleteMau ngg' kendaraan yang cepat dan pasti ngg' kena tilang, Mas Anang beli aja Ambulance.
ReplyDeletewah mas, kalo jalan di jalan raya trus gak pake tutup PENTIL ya jelas aja polisinya nyetop, karena penasaran ingin melihat PENTIL itu dari dekat! wekekekeke...
ReplyDelete(makanya buat para cewek, kalo di jalan harus pake baju dan bra, biar PENTIL nya gak kelihatan polisi..)
lha yo mesti perlu mas, lha kalau ga perlu, rugi dong saya bikin SIM mahal2 ga ada razia.... :D
ReplyDeleteMungkin yang me-Razia juga perlu di-Razia *jadi binggung sendiri :(
ReplyDeleteYang paling parah tuh ya....
ReplyDeletepernah temen saya ketilang, trus dia tanya kenapa dia yang ditilang sedang yang lain tidak. Eh si polisi malah jawab : "salah sendiri kamu yang paling deket sama saya...."
Jawaban yang tidak logis dan cacat hukum.
idep-idep amal kanggo plokis.. ra opo2 to maz?? sumpahin aja biar suatu saat keselek sama priwitan.. :))
ReplyDeletese-harus-nya sih emang ada razia kelengkapan mas, itu bagus, karena itu juga untuk nghindarin kita dari pencurian kendaraan kan?
ReplyDeletetapi kalau yang aneh-aneh, ampe pentil pun di-razia, wah itu polisi-nya yang dodol :D
Kalo saya mah positip tingking aja. Biarpun kedengarannya konyol, tapi razia-razia macem itu perlu juga. Wong Jepang yang bikin motor kita aja geleng-geleng liat motor buatannya di Indonesia ditrondoli habis-habisan, ban dan pelek diganti kecil. Makanya dulu Kasatlantas jaman dipegang Royke Lumowa di Surabaya, pernah ada instruksi ban kecil dipotong. Jadi yang punya motor disuruh ganti pelek dan ban standarnya, baru boleh jalan lagi. Saya sih, sluman slumun slamet aja. Yang penting, gimana caranya tampil gaul, tapi nggak melanggar aturan. Itu dia tantangannya. Saya sih pelek standar aja, cuma diameter rada gede coz ganti yang anodized aluminium, plus jari-jari berwarna, kaca lampu belakang ganti putih, tapi bohlamnya tetep merah, trus spion tetep 2, tapi ganti yang model sport seperti punya Kaze, nah kan asyik tuh! hehehe! Peace yoo!!
ReplyDeletemas gmn sich cara buat kotak navigasi blognya, minta bantuannya donk, ok, soal blog nya sip dech.................
ReplyDeleteini membuktikan bahwa kepolisisan di indonesia sangat sangat lemah. di sini kalo melanggar batas kecepatan langsung ada tagihan datang ke rumah. di sini gak ada sistem sogok polisi seperti yang ada di Indonesia. jadi di sini semua pengendara takut akan peraturan karena denda yang dikenakan disa sampe $500
ReplyDeleteutk temen2 yg udah kena tilang aku sarankan minta slip tilang warna BIRU!!!!ada 2 slip tilang :
ReplyDelete1. MERAH : artinya kita tidak mengakui kesalahan yg kita buat,ini yg sering dimainkan POlisi
2. BIRU : mengakui kesalahan,prosedurnya kita tinggal bayar di bank (BRI kalo gak salah),menunjukkan bukti pembayaran pada polisi trus STNK/SIM boleh kita minta ma pak POL....
perlu jga sih,,, asal kalo dibelokan jgn ada tulisan belok kiri/kanan KHL jam....sampai jam....|kalo adaitu kan dendanya jadi mahal* karena menurut bp polisi yang nilang saya KHL ADALAH KECUALI HILANG LIMAPULUHRIBU
ReplyDeletePolisi di Bogor emang "sadis", razia dua hari sekali. kek minum obat. :P
ReplyDeletejadi inget jaman SMA dulu waktu masih jadi langganan ditilang polisi entah kerna ga pake helm, kerna lom punya SIM sampe kerna STNK ilang.
ReplyDeletepernah dalam seminggu 2 kali ditilang sama polisi yang sama. aku wis lali tapi polisine isih eling, dadi pas buka helm langsung disapa pake namaku. walahhh... akhirnya malah jadi temenan sama polisi itu dan dibantuin ngurus STNK sekaligus bisa jadi becking an klo ketilang lagi. hehehehe...
Kelihatannya perlu, saya setuju dengan semua alasan para blogger yang comment disini...hehehe
ReplyDeleteWarganya sendiri yang dikit2 main suap kasih si ipul.
ReplyDeleteJadi kebiasaan tuh. si ipul kan juga manusia :)
Coba klo smuanya mentaati peraturan. Pakai helm motor lengkap surat2 ada SIM...apa masih mempermasalahkan pentil!!!....hahahahahah....
Kadang walau surat lengkap, tetep aja males klo lewatin razia.
ReplyDelete,iya-iya att lalulintas harus tertib jangan amburadul?
ReplyDelete