Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Sunday, September 14, 2008
Waktu Puasa Berbeda
TERGANTUNG POSISI KOORDINAT TEMPAT KITA BERADA
Hmmm... Ada satu pertanyaan yang saat ini masih terus mengendap dan mengganjal di pikiranku, yaitu tentang perbedaan waktu berpuasa bagi umat muslim yang tersebar di berbagai belahan bumi. Ketika bwalk ke blog mbak Ely beberapa waktu yang lalu, aku beroleh kenyataan bahwa mbak Ely yang berada di Jerman memulai puasa hari pertama mulai pukul 4.26 pagi sampai pukul 8.12 malam. Jadi, waktu puasa untuk masyarakat Jerman adalah hampir 16 jam lamanya pada awal September ini! Wew...
Perbedaan waktu puasa itu secara umum bisa saya dibagi menjadi dua bagian utama. Yang pertama adalah perbedaan waktu untuk menjalankan ibadah puasa. Sementara itu, yang kedua adalah perbedaan lamanya waktu dalam menjalankan ibadah puasa.
Pertama adalah perbedaan waktu menjalankan puasa. Kita tentunya paham betul bahwa Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu, WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Pembagian waktu ini didasarkan pada pembagian koordinat bumi. Satu lingkaran bumi adalah 360° dan dilintasi sepanjang 24 jam. Maka 360° dibagi 24 akan menghasilkan 15°. Jadi setiap geser 15° derajat maka terjadi pergeseran atau perbedaan waktu satu jam. Jika bergeser ke barat maka berkurang satu jam, kalau ke timur bertambah satu jam. Titik nol waktu berada di Greenwich, Inggris. Segini aja.. Saya gak mau membahas lebih jauh tentang ini kok.... Hahaha.... Lanjut ke waktu puasa yuk...
Waktu berpuasa itu sendiri dimulai ketika terbit fajar di ufuk timur dan berakhir saat matahari tenggelam di ufuk barat. Artinya puasa itu dikerjakan mulai adzan Subuh hingga adzan Maghrib. Dengan melihat satu contoh yang saya utarakan diatas, waktu Subuh dan Maghrib untuk kota Surabaya lebih cepat sekitar 30-an menit dari kota Jakarta, meskipun kedua kota itu terletak di satu bagian waktu yang sama, WIB. Ketika si A di Surabaya sudah mulai berbuka puasa, si B yang berada di Jakarta harus menunggu 30 menit lagi untuk sholat Maghrib dan menyantap menu buka puasanya.
Perbedaan waktu memulai dan mengakhiri puasa ini disebabkan karena perbedaan posisi koordinat bumi tempat kita berada. Dan yang memiliki pengaruh paling besar adalah perbedaan koordinat Bujur atau Longitude. Sejak SD kita tahu bahwa bumi itu berotasi dari barat ke timur, sehingga matahari pun bergerak dari timur ke barat. Artinya lokasi yang berada di timur mengalami terbit lebih dulu dari lokasi di sebelah barat. Karena kota Surabaya berada di timur kota Jakarta akan mengalami waktu imsak dan berbuka lebih awal daripada kota Jakarta.
Atau untuk lebih rincinya, keliling bumi (di ekuator) adalah ≈ 40000 km, jika dibagi 1440 menit (=24 jam) akan didapatkan hasil ≈ 28 km. Jadi setiap 28 km (di ekuator) mengalami pergeseran waktu sebanyak 1 menit.
Sementara itu, yang kedua adalah perbedaan lamanya waktu berbuka puasa. Seperti telah ditulis di paragraf pembuka tadi bahwa waktu puasa untuk muslim yang berada di Jerman hampir 16 jam. Ini tentu lebih lama dibanding dengan waktu puasa umat muslim di Indonesia yang hanya berkisar 14 jam, mulai pukul 4 pagi hingga pukul 6 sore.
Perbedaan lamanya waktu berpuasa ini lebih disebabkan oleh posisi koordinat Lintang atau Latitude serta posisi sumbu rotasi bumi (garis imajiner yang ditarik lurus dari kutub utara ke kutub selatan) terhadap sumbu revolusi bumi. Posisi sumbu rotasi bumi ketika berevolusi atau berputar mengelilingi matahari adalah membentuk sudut 23,5°. Pada tanggal 21 Juni bagian utara mengalami siang hari terpanjang (sebaliknya bagian selatan siang hari terpendek); 21 Maret dan 22 September Matahari tepat berada di garis khatulistiwa sehingga lama siang hari benar-benar sama dengan lama malam hari di semua wilayah Bumi; dan 21 Desember bagian utara mengalami siang hari terpendek (sebaliknya bagian selatan siang hari terpanjang).
Jadi, saat ini saya sudah tidak lagi heran ketika kondisi langit masih terang benderang saat pertandingan sepakbola di berbagai liga di Eropa dimulai pada weekend, padahal waktu disana sudah menunjukkan pukul 8 malam lho (sementara waktu di Surabaya adalah pukul 3 pagi). Hihihihi... Ups... Back to topic!!!!
Miringnya sumbu rotasi bumi ini menyebabkan beberapa daerah di bumi khususnya daerah-daerah yang berada di belahan bumi utara dan selatan (> 23,5° lintang) mengalami empat musim. Empat musim itu antara lain musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Musim panas di belahan bumi utara terjadi karena posisi miringnya sumbu rotasi bumi menyebabkan sinar matahari lebih lama bersinar di belahan bumi utara sehingga otomatis belahan bumi selatan akan mengalami musim dingin karena malam yang lebih lama. Begitupun sebaliknya.
Nah, sebelumnya kita tahu bahwa waktu berpuasa itu berpatokan pada tanda-tanda yang didapatkan dari rotasi bumi. Subuh saat fajar menjelang dan maghrib saat matahari terbenam. Oleh karena itu, lamanya waktu berpuasa pun bergantung pada lamanya matahari itu bersinar. Dan ini pun bergantung pada posisi sudut rotasi bumi tadi.
Hm..... Tidak habis fikir gimana ya lamanya puasa mereka yang berada di dekat kutub, di Eropa Utara, Kanada, Rusia, dll. Atau di wilayah yang dekat dengan kutub selatan seperti Argentina, Uruguay, Afrika Selatan, dll.... Lha wong saat musim panas, ada kalanya matahari baru tenggelam hingga pukul 9.30 malam sementara fajar sudah terlihat sejak pukul 1.30 pagi. Wih.... Gimana tuh puasanya????
Dan kebalikannya, saat musim dingin mereka hanya berpuasa selama sekitar 6 jam saja, mulai fajar pukul 9 pagi dan maghrib pukul 3 sore.... Hihihi....
Hmmm... Ada satu pertanyaan yang saat ini masih terus mengendap dan mengganjal di pikiranku, yaitu tentang perbedaan waktu berpuasa bagi umat muslim yang tersebar di berbagai belahan bumi. Ketika bwalk ke blog mbak Ely beberapa waktu yang lalu, aku beroleh kenyataan bahwa mbak Ely yang berada di Jerman memulai puasa hari pertama mulai pukul 4.26 pagi sampai pukul 8.12 malam. Jadi, waktu puasa untuk masyarakat Jerman adalah hampir 16 jam lamanya pada awal September ini! Wew...
Perbedaan waktu puasa itu secara umum bisa saya dibagi menjadi dua bagian utama. Yang pertama adalah perbedaan waktu untuk menjalankan ibadah puasa. Sementara itu, yang kedua adalah perbedaan lamanya waktu dalam menjalankan ibadah puasa.
Pertama adalah perbedaan waktu menjalankan puasa. Kita tentunya paham betul bahwa Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu, WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur). Pembagian waktu ini didasarkan pada pembagian koordinat bumi. Satu lingkaran bumi adalah 360° dan dilintasi sepanjang 24 jam. Maka 360° dibagi 24 akan menghasilkan 15°. Jadi setiap geser 15° derajat maka terjadi pergeseran atau perbedaan waktu satu jam. Jika bergeser ke barat maka berkurang satu jam, kalau ke timur bertambah satu jam. Titik nol waktu berada di Greenwich, Inggris. Segini aja.. Saya gak mau membahas lebih jauh tentang ini kok.... Hahaha.... Lanjut ke waktu puasa yuk...
Waktu berpuasa itu sendiri dimulai ketika terbit fajar di ufuk timur dan berakhir saat matahari tenggelam di ufuk barat. Artinya puasa itu dikerjakan mulai adzan Subuh hingga adzan Maghrib. Dengan melihat satu contoh yang saya utarakan diatas, waktu Subuh dan Maghrib untuk kota Surabaya lebih cepat sekitar 30-an menit dari kota Jakarta, meskipun kedua kota itu terletak di satu bagian waktu yang sama, WIB. Ketika si A di Surabaya sudah mulai berbuka puasa, si B yang berada di Jakarta harus menunggu 30 menit lagi untuk sholat Maghrib dan menyantap menu buka puasanya.
Perbedaan waktu memulai dan mengakhiri puasa ini disebabkan karena perbedaan posisi koordinat bumi tempat kita berada. Dan yang memiliki pengaruh paling besar adalah perbedaan koordinat Bujur atau Longitude. Sejak SD kita tahu bahwa bumi itu berotasi dari barat ke timur, sehingga matahari pun bergerak dari timur ke barat. Artinya lokasi yang berada di timur mengalami terbit lebih dulu dari lokasi di sebelah barat. Karena kota Surabaya berada di timur kota Jakarta akan mengalami waktu imsak dan berbuka lebih awal daripada kota Jakarta.
Atau untuk lebih rincinya, keliling bumi (di ekuator) adalah ≈ 40000 km, jika dibagi 1440 menit (=24 jam) akan didapatkan hasil ≈ 28 km. Jadi setiap 28 km (di ekuator) mengalami pergeseran waktu sebanyak 1 menit.
Sementara itu, yang kedua adalah perbedaan lamanya waktu berbuka puasa. Seperti telah ditulis di paragraf pembuka tadi bahwa waktu puasa untuk muslim yang berada di Jerman hampir 16 jam. Ini tentu lebih lama dibanding dengan waktu puasa umat muslim di Indonesia yang hanya berkisar 14 jam, mulai pukul 4 pagi hingga pukul 6 sore.
Perbedaan lamanya waktu berpuasa ini lebih disebabkan oleh posisi koordinat Lintang atau Latitude serta posisi sumbu rotasi bumi (garis imajiner yang ditarik lurus dari kutub utara ke kutub selatan) terhadap sumbu revolusi bumi. Posisi sumbu rotasi bumi ketika berevolusi atau berputar mengelilingi matahari adalah membentuk sudut 23,5°. Pada tanggal 21 Juni bagian utara mengalami siang hari terpanjang (sebaliknya bagian selatan siang hari terpendek); 21 Maret dan 22 September Matahari tepat berada di garis khatulistiwa sehingga lama siang hari benar-benar sama dengan lama malam hari di semua wilayah Bumi; dan 21 Desember bagian utara mengalami siang hari terpendek (sebaliknya bagian selatan siang hari terpanjang).
Jadi, saat ini saya sudah tidak lagi heran ketika kondisi langit masih terang benderang saat pertandingan sepakbola di berbagai liga di Eropa dimulai pada weekend, padahal waktu disana sudah menunjukkan pukul 8 malam lho (sementara waktu di Surabaya adalah pukul 3 pagi). Hihihihi... Ups... Back to topic!!!!
Miringnya sumbu rotasi bumi ini menyebabkan beberapa daerah di bumi khususnya daerah-daerah yang berada di belahan bumi utara dan selatan (> 23,5° lintang) mengalami empat musim. Empat musim itu antara lain musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Musim panas di belahan bumi utara terjadi karena posisi miringnya sumbu rotasi bumi menyebabkan sinar matahari lebih lama bersinar di belahan bumi utara sehingga otomatis belahan bumi selatan akan mengalami musim dingin karena malam yang lebih lama. Begitupun sebaliknya.
Nah, sebelumnya kita tahu bahwa waktu berpuasa itu berpatokan pada tanda-tanda yang didapatkan dari rotasi bumi. Subuh saat fajar menjelang dan maghrib saat matahari terbenam. Oleh karena itu, lamanya waktu berpuasa pun bergantung pada lamanya matahari itu bersinar. Dan ini pun bergantung pada posisi sudut rotasi bumi tadi.
Hm..... Tidak habis fikir gimana ya lamanya puasa mereka yang berada di dekat kutub, di Eropa Utara, Kanada, Rusia, dll. Atau di wilayah yang dekat dengan kutub selatan seperti Argentina, Uruguay, Afrika Selatan, dll.... Lha wong saat musim panas, ada kalanya matahari baru tenggelam hingga pukul 9.30 malam sementara fajar sudah terlihat sejak pukul 1.30 pagi. Wih.... Gimana tuh puasanya????
Dan kebalikannya, saat musim dingin mereka hanya berpuasa selama sekitar 6 jam saja, mulai fajar pukul 9 pagi dan maghrib pukul 3 sore.... Hihihi....
54 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terakirx
ReplyDeleteKelas berat iki postinganè, perlu ke gunung bromo untuk mencerna semua isi postinganè
ReplyDeleteSseekkalliiiannn haaatttriickk ahhh. . . .
ReplyDelete*diancam kudu hatrik*
saya mau tuker pengalaman juga nih...
ReplyDelete3 tahun yang lalu, saya tinggal di Tokyo,Jepang.
Kebetulan pas puasanya tu bertepatan musim dingin.
Jadi sahurnya tu bisa imsaknya jam 5.30 pagian...
bukanya jam 5 sore.....
Soalnya pas musim dingin tu matahari terbit jam 6.30 an, dan matahari terbenam jam 5 an
Dan yang paling sengsara pas bertepatan musim panas...
Imsak bisa jam 3
Buka bisa jam 7 maleman!!!!!!
OO.. gitu to...
ReplyDeletengerti.. ngerti...
Enam. Baca dulu
ReplyDeleteMmm,... analisisnya njelimet juga yach?
ReplyDeleteSalut deh buat pak Anang :)
seng penting makaaaaaaannnnn...
ReplyDeletetop bgt dah pokoke analisane... kuereeennn
klo mo ngurusin badan cepet puasa di eropa aja ya :D
ReplyDeletetul sekali itu kang. makanya kalo aku berbuka duluan jangan marah ya?hi..hi...enak,enak,enak.
ReplyDeleteselamat puasa Kang..maaap lahir bathin ye..
ReplyDeletewah..., merangkap jadi pak guru sekarang...
ReplyDelete*ngabur sebelum dikemplang
@ kenny : iya kalo pas musim panas... luama banget puasanya... hihihihi...
ReplyDeletetruz gmn klo qt saurX d aceh bukaX d papua..sah..sah..saja kan..
ReplyDeletebisa d praktekkan tuh..
Wah lengkap banget nih infonya, kaya ahli metodologi. (eits, bener gak sih)
ReplyDelete16 jam? apa gak darah rendah tuh jadinya? hehe
ReplyDeletengomong2 perbatasan hari yg tinggal ngelangkahin kaki gtu di wilayah mana yak? heuehuehuehu biar cepet, kek Bali sama banyuwangi gtuh heuehuehu
ReplyDeleteBagus artikelnya mas, edukatif memberi protein buat otak kanan:D
ReplyDeletewuihhh.... jam stgh 2 dah fajar????? mampus dah... koq bs ya???
ReplyDeleteWahhh ahlinya dilawan mas anang gitu loh
ReplyDelete:D tapi kok saya puasa badan tambah melar aja yah mas :D
Bagus artikelnya mas
ReplyDeleteenaknya sahur di Jakarta, trus buka puasa udah di Malang...hehehhe
ReplyDeleteKlo bulan puasa jatuhnya di bulan-bulan januari-agustus kita ke australia aja, tapi klo bulan-bulan agustus-desember kita ke eropa kekeke
ReplyDeleteeh bener gak? halah mbuhkah ...wes lali pelajaran geografi saya
Anang pas musim dingin mo puasa di sana tha..?
ReplyDeleteheheee
perbedaan itu adalah rahmat :)
ReplyDeletedi singapura tadi saya buka puasa jam 7.10 aduh...dah malam ya? kang anang
ReplyDeletepagi tidur siang sholat, tidur lagi/leyeh2, habis itu beraktifitas, dan magrib pun tiba
ReplyDeletedimana ya yg waktu puasanya cuma 5 jam??
ReplyDeletehahahahahah ^.^
nambah ilmu buat Panda mas, thanx :)
ReplyDeleteHarusnya emang ada perbedaan yah...
ReplyDeleteGimana yah klu yng di Kutub...
Oya, info nih ada satu yang aneh dari Google..
Baca dech di sini : http://imm.web.id€
salut sama ilmunya kang
ReplyDeleteDi Jakarta banyak kok mas yang puasanya sebentar .. Jam 12 atau jam 1 udah buka puasa .. :D
ReplyDeleteJadwal Imsak ikut Jerman, Bukanya Ikut Mekah gimana? ;)
ReplyDeletesaya jadi berpikir kita bakal semakin lama berbuka puasa jika kita sahur dari indonesia bagian timur dan berbuka di indonesia bagian barat!
ReplyDeletewekekekekek!
aku neng kandang kie.. pie? waktu puasa buat kandang ada gak ya..?
ReplyDeletePusing pak guru.
ReplyDeletenambah ilmu...
ReplyDeletethx infonya ye...
ReplyDeletethx infonya ye...
ReplyDeleteHm,, puasa oh puasa...
ReplyDeleteyang penting cepet bedug maghrib...
Sore mas..ya denger2 memang katanya miring ni bumi ini..mgkn dr rotasinya... Sip infonya mas..
ReplyDeletepelajaran geografi ye? beuh, malas sangadddd ngitungnye...dah lupa tuh koordinat barat laut utara timur tenggara..bete.....xixixixix..
ReplyDeletehmmm... wes buko drg seeh iki ???? *ga nyambuung* :d
ReplyDeletewah, tulisan nya menarik mas, artinya lama puasa dan sebentar apakah pahalanya sama?
ReplyDeleteEnak ya pas dapat giliran fajar jam 9 pagi, maghrib jam 3 sore...he..he..puasanya cuma bentar, nggak terasa...
ReplyDeletewaaaah... makanya orang2 eropa banyak yang non muslim *bener nggak sih, CMIIW*
ReplyDeletelha kalau puasa pas tiba saat musim panas, bisa 19 jam booo, tapi kalau dah niat sih nggak masalah kok, pernah nyahur utang puasa pas musim panas soalnya, terus khan ada lagi tuh yg lebih berat, pernah ada blogger yg mengeluh ttg bingungnya mereka menentukan waktu Imsak dan Maghrib karena di negara tempat tinggal mereka ada saat di mana matahari selama 3 bulan bersinar terus selama 24 jam dan 3 bulan nggak ada matahari, hayooo piye jal ?
ReplyDeletealahualam, entah maksudnya yang pasti demi kebaikan manusia juga :)
ReplyDeletepokoke kalo bulan puasa ntar jatuhnya summer, aku mau ngacir ke indo. beraaaat bo sahur jam 3 subuh, bukanya jam 10 malam. ah tapi kayaknya msh sanggup.beda 2 jam doank ama buka hari pertama, jam 8
ReplyDeletewah, lumayan nih berita postingannya bisa buat belajar ilmu geografi untuk anak SD :D
ReplyDeletemuantab nih artikel, inspiration bgt
ReplyDeletenambah ilmu neeh..
ReplyDeletewh,kta dosen ku,puasa kmrn enk diswedia..cz cuma bentar,hehe..tp nanti klo udh juni ya gak enk bnget dswedia,hehe
ReplyDeleteBerbeda itu anugrah :-). ;)
ReplyDelete