Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Thursday, June 21, 2007
Bahasa Jawa Punah di Pulau Jawa ??
Ya, mungkin itu yang akan terjadi dalam kurun waktu 20-30 tahun lagi jika bahasa Jawa kian terpinggirkan di kalangan masyarakat pulau Jawa sendiri. Sebagai pemilik bahasa Jawa, masyarakat Jawa seharusnya menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup bahasa Jawa di komunitasnya sendiri. Namun yang terjadi malah sebaliknya, yang terjadi saat ini para kaum muda di pulau Jawa, khususnya mereka yang masih menginjak usia sekolah hampir sebagian besar tidak menguasai bahasa Jawa alias gagap berbahasa Jawa.
Hal itu bisa disebabkan oleh gencarnya serbuan beragam budaya asing dan arus informasi yang masuk melalui bermacam sarana seperti televisi dan lain-lain. Pemakaian bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa seenaknya sendiri (campuran jawa indonesia english)juga ikut memperparah kondisi bahasa Jawa yang semakin lama semakin surut ini di Jawa.
Betapa tidak, saat ini murid tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah yang mendapatkan pelajaran bahasa Jawa sebagian besar dari bangku sekolah. Sementara pelajaran bahasa Jawa yang dulunya merupakan pelajaran wajib sekarang hendak (bahkan sudah mulai) dihilangkan daftar mata pelajaran sekolah.
Sedangkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan rumah pun tidak lagi seketat seperti di masa-masa dulu. Orang tua tidak lagi membiasakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari sebagai alat komunikasi di keluarga. Bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diajarkan kepada anak-anak mereka, entah dengan berbagai macam pertimbangan. Bahasa Jawa, apalagi bahasa Krama Inggil pun kian terabaikan. Dan juga yang kian memperparah adalah pandangan terhadap bahasa Jawa dari generasi muda adalah bahasa orang-orang desa, orang udik, orang-orang pinggiran, atau orang-orang jadul.
Jika pengembangan bahasa Jawa ini tidak berkelanjutan alias putus di generasi muda sekarang maka benar-benar akan terjadi kepunahan bahasa Jawa di daerahnya sendiri. Bagaimana bisa menjelaskan dan melatih anak cucu mereka jika mereka sendiri tak mampu berbahasa Jawa.
Seperti bisa kita lihat di Surabaya atau wilayah sekitarnya yang notabene adalah pemakai bahasa Ngoko kasar, coba ajak anak-anak muda berbicara bahasa Jawa halus atau Krama Inggil yang njelimet dan ruwet itu, pastilah mereka akan gagap dan kesusahan dalam berbahasa Jawa halus, karena kebiasaan berbahasa Jawa mereka ya bahasa Ngoko kasar itu. (Saya pun juga demikian, meski asli Trenggalek kemudian menghabiskan waktu kecil di Gresik, kemudian balik lagi ke Trenggalek dan sekarang di Surabaya, akan tetapi dikarenakan tidak biasa berbahasa Jawa halus ya lumayan gagap jika disuruh berbahasa Jawa Krama apalagi Krama Inggil hehehehe... Maaf!). Dan hal seperti itu tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Timur aja, tetapi juga nyaris di seluruh pulau Jawa.
Mungkin untuk saat ini kaum ningrat di lingkungan keraton dan sekitarnya yang bertutur bahasa super halus itu yang bisa melestarikan penggunaan dan pengembangan bahasa Jawa ini. Atau juga masyarakat pedesaan yang masih terbiasa berbahasa Jawa karena kondisi lingkungan yang menuntut hal seperti itu, dan para dalang yang bahasanya aneh-aneh itu, hehehe.
Nah, coba bayangkan jika seluruh masyarakat pulau Jawa ini tak mampu lagi berbahasa Jawa maka yang terjadi adalah hilangnya bahasa Jawa di pulau Jawa itu sendiri.
Oh bahasa Jawa, nasibmu kini....!
Hal itu bisa disebabkan oleh gencarnya serbuan beragam budaya asing dan arus informasi yang masuk melalui bermacam sarana seperti televisi dan lain-lain. Pemakaian bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa seenaknya sendiri (campuran jawa indonesia english)juga ikut memperparah kondisi bahasa Jawa yang semakin lama semakin surut ini di Jawa.
Betapa tidak, saat ini murid tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah yang mendapatkan pelajaran bahasa Jawa sebagian besar dari bangku sekolah. Sementara pelajaran bahasa Jawa yang dulunya merupakan pelajaran wajib sekarang hendak (bahkan sudah mulai) dihilangkan daftar mata pelajaran sekolah.
Sedangkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan rumah pun tidak lagi seketat seperti di masa-masa dulu. Orang tua tidak lagi membiasakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari sebagai alat komunikasi di keluarga. Bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diajarkan kepada anak-anak mereka, entah dengan berbagai macam pertimbangan. Bahasa Jawa, apalagi bahasa Krama Inggil pun kian terabaikan. Dan juga yang kian memperparah adalah pandangan terhadap bahasa Jawa dari generasi muda adalah bahasa orang-orang desa, orang udik, orang-orang pinggiran, atau orang-orang jadul.
Jika pengembangan bahasa Jawa ini tidak berkelanjutan alias putus di generasi muda sekarang maka benar-benar akan terjadi kepunahan bahasa Jawa di daerahnya sendiri. Bagaimana bisa menjelaskan dan melatih anak cucu mereka jika mereka sendiri tak mampu berbahasa Jawa.
Seperti bisa kita lihat di Surabaya atau wilayah sekitarnya yang notabene adalah pemakai bahasa Ngoko kasar, coba ajak anak-anak muda berbicara bahasa Jawa halus atau Krama Inggil yang njelimet dan ruwet itu, pastilah mereka akan gagap dan kesusahan dalam berbahasa Jawa halus, karena kebiasaan berbahasa Jawa mereka ya bahasa Ngoko kasar itu. (Saya pun juga demikian, meski asli Trenggalek kemudian menghabiskan waktu kecil di Gresik, kemudian balik lagi ke Trenggalek dan sekarang di Surabaya, akan tetapi dikarenakan tidak biasa berbahasa Jawa halus ya lumayan gagap jika disuruh berbahasa Jawa Krama apalagi Krama Inggil hehehehe... Maaf!). Dan hal seperti itu tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Timur aja, tetapi juga nyaris di seluruh pulau Jawa.
Mungkin untuk saat ini kaum ningrat di lingkungan keraton dan sekitarnya yang bertutur bahasa super halus itu yang bisa melestarikan penggunaan dan pengembangan bahasa Jawa ini. Atau juga masyarakat pedesaan yang masih terbiasa berbahasa Jawa karena kondisi lingkungan yang menuntut hal seperti itu, dan para dalang yang bahasanya aneh-aneh itu, hehehe.
Nah, coba bayangkan jika seluruh masyarakat pulau Jawa ini tak mampu lagi berbahasa Jawa maka yang terjadi adalah hilangnya bahasa Jawa di pulau Jawa itu sendiri.
Oh bahasa Jawa, nasibmu kini....!
124 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ojo nganti punah kang. Isih ono aku sing janji arep nglestariake boso jowo nganti anak putuku...
ReplyDeletebahasa berkembang bersama zaman. orang jawa 100 tahun yang lalu (1907) dengan orang jawa 100 tahun yang akan datang (2107), jikalau dipertemukan, mungkin sudah nggak nyambung lagi ngomongnya huehehe...
ReplyDeletePanjenengan ngendikan kados sanes tiyang jawi. menawi miturut pindhanget panjenengan, basa jawi punika badhe sirna kaliyan jaman, nggih mangga sareng-sareng nguri-nguri kabudayan jawi khususipun basa jawi. sampun anamung ngendikan kados mekaten. dados, wonten sekedhik kontribusi dumateng kabudayan punika. mboten namung ngudarasa sinis kados mekaten.
ReplyDeletewes pokoke tenan, akeh sing ora biso ngomong boso jowo. adek ku ae ora iso, podo jowone lho. saiki yo bingung mo ngomong boso jowo ambe anak-anakku yo ora iso wong bapake dudu wong jowo je. tapi yo mengko titik titik tak ajarin wae ben anak anakku yo ngerti ambe boso jowo bosone ibune
ReplyDeleteKalo dilihat situasinya memang mengkhawatirkan. Tapi rasanya kok ga akan punah.
ReplyDeletewah "gendul" nya bocor ni...mbok loe ngambilin yang lain dong...
ReplyDeletekdg lidah orang jawa dipaksa ngulik bahasa indonesia..jadinya malah belibet dan tambah ra bener yo kang!!
boso jowoku kasar je. ra iso kromo inggil......
ReplyDeleteaduh ngesakne... klo bahasa jawa sampai punah. Leluhure awake pasti sedih
ReplyDeleteTergantung di lingkungan rumah sendiri lah kalo aku pikir sih..semuanya berasal dari rumah..kalo dirumah kita terbiasa menggunakan bhs. jawa maka anak2 kita setidaknya akan terbiasa juga berbahasa jawa dengan temen2nya yang berbicara dalam bhs.jawa...contohnya aku..aku lahir dan gede di jakarta...asli aku gak tau sama sekali bhs.jawa tadinya..tapi setelah aku sekolah di jawa timur, sumpah deh sejak itu aku cinta banget ama bhs. jawa..finally aku nikah ama orang jawa..dalem hati aku janji anak2ku harus bisa dan ngerti bhs. jawa
ReplyDeletejangan2 kalo mo belajar bahasa jawa kudu ke belanda dulu kayak mo belajar sejarah indonesia.:D. masak iyah segitunya ya kang...
ReplyDeletekok ga pake bahasa jawa pak nulisnya?
ReplyDeletehehehe...
damai-damai...
saya rasa ga bakal punah sebelum orang jawa punah pak. well, taruhlah orang-orang jawa sudah pada males pake bahasa jawa, tapi di salah satu sudut masih ada saudara-saudara dari Sedulur Sikep yang saya rasa masih akan mempertahankan tradisi berbahasa Jawa ^_*
ReplyDeleteho no co ro ko
ReplyDeleteda ga du
*sing out*
Monggo sami=sami dipun uri-uri kabudayan agung saking tanah jawi. Injih kesenianipun, injih bosonipun.
ReplyDeleteBoso Jawi punika satunggaling boso ingkang inggil sastranipun. Mila boten wonten pantesipun menawi tiyang Jawi, putra-putrinipun piyantun Jawi, kok boten waged mitutur cara Jawi.
Dalem ingkang kagungan romo saking Jawi lan biyung saking Sunda taksih waged Boso Jawi. Kekirangan dalem namung setunggal, injih menika boten waged Basa Sunda.
Basa Sunda teh, teu biasa dipakai ku urang. Mun aya uwa atanapi bibi/mamang ti Ciamis sasauran Sunda, abdi teh ngarti. Bade ngajawabna nu teu bisa. Disebat naon katurunan Sunda nu jiga abdi kieu? Janda kitu?
Kula ngangge basa Indonesia kemawon nggih, supados tiyang sanes jawi, mliginipun (khususnya) tiyang jawi ingkang sampun sumedhot kaliyan basa jawi saged mangertos.
ReplyDeleteKl menurut aku, pendapat yg menyarankan pemakaian mhs jawa dimulai dari keluarga/rumah adalah baik bgt dan sangat mendasar. Soalnya aku liat skr bnyk kel.2 muda jawa yang tidak mau memakai bhs jawa sbg bhs percakapan sehari-hari dengan anak2 mrk mlh lebih suka bhs Indonesia,wlpun sebenarnya mrk bisa berbhs jawa. Alasan yg dipakai pun santat tidak logis dan mendasar spt. bhs jawa tidak elit, tdk modern, udik, kurang gengsi kl didengar lingkungan dsb...dsb. Kan nanti bhs Indonesia bisa didapat dari sekolahan atau lingkungan pergaulan. Pdhl orang luar mulai ada yg ingin mempelajari bhs jawa lo...gmn nih?? Bhs jawa sbg salah satu aset kekayaan bangsa marilah kita lestarikan bersama2 khususnya orang jawa sendiri. begitu pula dengan bahasa dan budaya suku lain di indonesia adalah tanggung jawab bersama khususnya suku2 itu sendiri dalam melestarikannya....Ayo kita jaga bersama kekayaan budaya bangsa ini.
bahasa jawa punah? mbok wis ben! bagi saya, bahasa itu bukan bagian dari moralitas. kalo hilang, ya sudah. wong yang namanya bahasa itu gunanya untuk mempermudah komunikasi. kalo ternyata ndak bisa mengakomodasi hal ini, ya sudah.
ReplyDeletebtw, kira kira bahasa apa yang akan digunakan orang jawa pasca bahasa jawa punah ya?
tulisan jowo yo podo wae..
ReplyDeletekumpulno 100 wong nang kampungmu nang, tes sopo sing iso nulis honocoroko.. ra enek sing iso paling.
lha yok opo mas lek bosone kasar koyo boso jowone suroboyoan karo nggresik'an
ReplyDeletesebetulnya apa yg ditakutkan dari punahnya bahasa jawa? apakah bisa bikin kelaparan, tsunami, gempa, lumpur njeblug, presiden terguling? nggak. tapi aq gak gitu yakin basa jawa punah, soalnya di perantauan kyk aku ini, basa jawa subur makmur...
ReplyDeletepunah? jangan deh..insyaAllah masih banyak yang akan mempelajari bahasa dan kebudayaan jawa. paling tidak dimulai dari diri kita sendiri sebagai orang jawa. betul??
ReplyDeleteiya nih, sayang juga kalo punah ya? sekarang, anak2 yg di desa2 aja hampir semuanya terbiasa ngomong pake bhs indonesia. lha trus yo'opo?
ReplyDeletemaka berterimakasihlah kepada mas Tukul..
ReplyDeletekarena dia termasuk salah satu orang yg membudayakan ke-Jawa-annya.. ;)
Bangsari: btw, kira kira bahasa apa yang akan digunakan orang jawa pasca bahasa jawa punah ya?
ReplyDeletewe might speak java, or perhaps ruby :D but whatever the lingo will be, we must first understand the algorithm, rite? ;)
kita minta dukungan blogger jawa mas,, trus aspirasi kita disampein ke menteri pendidikan..saya yakin pasti direspon..
ReplyDeleteSoal ulangan bhs daerah anakku:
ReplyDeleteanake bebek arane?
jawabane anakku (klas 2, rodo ndableg koyo mbok e): MBUH. Yo opo ngono iku cak?
sampai saat ini saya gak pernah bisa ngomong bahasa ini........
ReplyDeleteSetuju dengan mas Efram. Mari kita jaga dan lestarikan, jangan sampai budaya Jawa punah. Saya pribadi asli Jawa, istri lahir dan besar di Jakarta tetapi sekarang tinggal di Jawa sehingga bisa berbahasa Jawa. Anak saya baru berusia 5 bulan, tetapi bahasa yang kami ajarkan padanya adalah Jawa "Kromo atau Ngoko Alus" karena saya tidak fasih "Kromo Inggil". Meski kakeknya sering berbicara dengan Bahasa Indonesia, tetapi kami jawab-kan dengan Bahasa Jawa. (Gak nyambung kali ya..) Saya juga sependapat bahwa Bahasa Indonesia nanti bisa di dapat di sekolah, sedangkan Bahasa Jawa, apalagi "Kromo" tidak akan terpatri dalam diri jika tidak diajarkan sejak dini. Monggo, kito uri-uri kabudayan Jawi...
ReplyDeleteaku dulu kalo ulangan basa jawa pasti dapet empat. huhuhu....
ReplyDeleteTenang Nang, Aku lan konco2 urip neng Jepang, tapi saben ketemuan mesthi ngomong nganggo boso Jowo.Neng omah karo bapake arek2 yo tetep boso Jowo.
ReplyDeleteMalah konco2 tekan luar Jowo podo ngiri, Kenapa Kalau orang Jawa ketemuan, dimanapun tempatnya selalu ngobrol dengan bahasa Jawa, sedangkan suku lain selalu pake bhs Indonesia.Itulah hebatnya orang Jawa, bangga akan budayanya.
Jadi kita tetap berbangga dengan bahasa Jowoku.
hmmm... kayaknya ke aku ni... :D
ReplyDeletebapak ibu asli jawa... ngobrol pake campuran bahasa jawa indonesia... adik pake bahasa jawa... tinggal di jawa...
Tapiii... aku sama sekali ga tau bahasa jawa... hihihi... sampe-sampe... keluarga itu pada heran... nih anak dari kecil kemana aja siii... hehehe...
yo mas,nek boso kromo alus aku juga nyerah deh, dah gak kulino maneh
ReplyDeleteMonggo sami nguri-uri Boso Jawi mrih lestarinipun kabudhayan kito. Ampun ngantos kito dados priyantun Jawi engkang mboten njaweni.
ReplyDeletehmm... masa sih bahasa jawa punah di pulau jawa, soalnya aku yang di Aceh aja sering banget ketemu orang yang sesama orang Jawa ngomong pake bahasa jawa :)
ReplyDeleteJgn-jgn punah di Jawa.. tapi Tumbuh di Sumatra ^_^
terus terang dirumahku bhs jawa udha punah apalagi sejak gak ada pembantu yg biasanya ngobrol pake jawa.
ReplyDeletesampeyan opo ra tertarik nggawe blog nganggo boso Jowo?
ReplyDeletebahasa sebenernya sama dengan makhluk biasa, dia akan berevolusi, bahkan berevolusi. Dia akan punah jika daya dukung (pemakainya) tidak lagi ada, mungkin juga dia akan bermetamorfosis menjadi bahasa yang terbarukan...sekian..
ReplyDeleteWis jan ngudorosone mugo2 ora kedaden...aku aseli njowo pakde...neng perantauan nganggo boso jowo malahan sak kantor pisan...nek konco2 podho arep sinau nulis honocoroko ki lho ono referensi http://www.pallawa.com/ iku website duweke Mas Teguh Budi Sayoga - Purwokerto...Plus ono Program alih bahasane pisan.....
ReplyDeleteweleh kok ngunu Cak.. Boso jowo kuwi pancen paling angel, njlimet tur jare boso elite feodal.. Tapi unike boso jowo daerah siji karo liyane seje maknane.. Misal ndek bojonegoro 'niliki' podo karo 'nyambangi', tapi ndek kediri lan sekitare maknane 'ngincipi'. Jan unik tenan. Trus boso jowo daerah wetan bedo karo daerah kulon. Misal "aku arep ngeprint nggawe printer" ndek kulon mesti nggumon, wuih cah kuwi pinter ngawe printer..
ReplyDeletedi sini, sy malah lbh fasih javanesse languange daripada english.byk wong jawa ne.pa lagi di phili..wuih..kampung jawa. Bhs inggris gak kepake tuh di sana.
ReplyDeleteand,spt alam (pulau aja bisa geser), pa lagi bhs. konon,di irian n kalimantan, ada bhs2 yang penuturnya cm satu.Org itu ditungguin sampai, belio mati. dan bhs itu dianggap punah.
tp seperti bhs latin yang dulu punah dan cuman dipake bhs keilmuan, sekarang berkembang krn para ibrani itu make lagi.
so..mo dibawa kemana bhs jawa?
balik maning ka...
InsyaAllah gak bakalan punah koq. Di desa2 masih pakai bahasa jawa semuanya. Cuma di kota2 besar serperti surabaya aja yang pake bahasa modern (Indonesia, Inggris).
ReplyDeleteAku baru merasakan manfaat belajar bahasa jawa setelah beberapa tahun yang lalu ngadain bakti sosial di desa2.
@ Semuanya : Semoga saja Bahasa Jawa, khususnya Bahasa Jawa Kromo Inggil (tingkatan Bahasa Jawa yang super halus) tetep lestari dan tak hilang ditelan jaman... Kalau bahasa Jawa Ngoko (Bahasa Jawa Kasar) sepertinya awet-awet saja, karena tingkatan bahasa inilah yang kebanyakan dipakai oleh orang Jawa dalam kehidupan sehari-hari... Masa nanti kalau bahasa Jawa Kromo udah ga ada lagi, acara mantenan adat Jawa pake bahasa Ngoko, ya ga seru dong hehehe..
ReplyDeletewah.. sayang banget...
ReplyDeletegimana tuh kalau di masa dpan, orang jawa malah ga bisa bahasa jawa... hehe..
dan yang lebih penting lagi.... semoga aja bahasa Indonesia juga ga punah.. *mengingat banyak banget bahasa tidak baku sekarang ;p
kayanya kalau disemarang ga bakalan punah hehehe.....malah di sini sering pake bhs jawa *ngoko tapi* drpd indonesia
ReplyDeletelha.. saya baru tau kalo sebutan "Pak Lek" dan "Pak Dhe" itu ada bedanya, saya kira sama saja... hehehehe
ReplyDeleteNuwun sewu Mas Anang,
ReplyDeleteKawulo kathah anggenipun ndownload file content blog panjenengan. Nyuwun sakathahe kaliyan saagengipun pangapunten.Mugi panjenengan lila kanthi tumindak punika.Pareng.
Mas Juned.
kl kata adik saya... bahasa jawa lebih sulit dibandingkan bhs inggris
ReplyDeletetenang ae nang,sak kampungku cah cilik2e je reti unggah-ungguh,karo reti boso kabeh kok
ReplyDeletememang sulit...
ReplyDeletetapi skarang ga cuma bahasa jawa kok yang cenderung hilang :)
kita memang kurang menghargai kekayaan bangsa kita.
FYI, ada satu yg menarik di antara bahasa2 yg ada di dunia ini. Yaitu BAHASA ARAB. Bahasa ini punya banyak keunikan. Salah satunya: andaikan ada mesin waktu, trus orang arab jaman skrg ktmu dengan moyangnya yg hidup 1000 tahun lebih yang udh lewat, bakal tetap nyambung klo ngomong. Mungkin itulah sebabnya knp bahsa arab dipake jadi bahasa quran....
ReplyDeleteAku isih seneng ngrungokake wayangane Ki Hadi Sugito kok cak. Anakku yo tak ajari coro jowo. Eh, ada nggak ya korelasi antara penggunaan bahasa jawa, khususnya kromo inggil, dengan tatakrama dan budi pekerti?
ReplyDeleteaku yo podo kok kang Nude ,,, aku yo ng fans karo KI HADI SUGITO ... dalange OK banget .. ceritane nurut pakem ... ora koyo KI ENTHUS ... bubrah ... rakaruan ...
ReplyDeletetrus yen nurut aku cak NUDE .... kabeh aturane wong DJOWO iku wes di toto .. cuman wonge dewe sing ora keno di toto ... kokean polah marakke bubrah, pakem wes ono, buku yo wes ono nek kepengen sinau ...tapi wong sak iki podo nganut aturan "HANTAM KROMO" iku sing marak ake boso DJOWO lan ATURANe podo BUBRAH RAKARUAN ...
ayo podho ... tulung tinulung supoyo boso DJOWO lan ATURANe mboten ical, kulo derek aken ... sumonggo ....!!!
Paling sing ora iso boso jowo kuwi wong jowo sing ora jowo.
ReplyDeleteAku kuliah neng suroboyo tetep nganggo boso jowo, ora peduli lek konco2ku ora ngerti.
Suwi-suwi cah2 yo ngerti.
Wayah nyetel lagu, ya diganti campursari, langgam jowo lsp.
Saya mo bikin skripsi ttg berita bahasa jawa, mugi2 saget kaleksanan kanthi lancar.
ReplyDeleteWah, boso jowo-ku elek mas, suwun
pokoke basa jawa ampun ngantos punah. anggenipun kula nguri-uri kemawon ngantos dados kuli ing sekolahan-sekolahan namung badhe nglestantunaken basa jawa je. kala kula badhe kuliah mendhet basa jawa, kathah sanget ingkang ngremehaken, nanging kula tetep JALAN TERUS!! Amargi menawi sanes kita, sinten malih ingkang badhe nglestantunaken? Aja nganti wong jawa ilang jawane!!!
ReplyDeleteNggih napa Nggih?????
jadi mungkin adanya tayangan brita basa kulonan di salah satu tv lokal jawa timur bukan untuk ditertawakan tapi harus didukung penuh ...
ReplyDeleteMatur nuwun mas Anang.
ReplyDeletePancen aneh kok mas. Nek ndhelok arek-arek cilik saiki ndak dituturi basa Jawa karo bapak ibune, eeh malah dituturi basa Indonesia. Kuabeh kancaku ngono kuwi. Titenana nek arek-areke wis gedhe, apa ndak tambah ajur mur mur basa Jawa mengko.
Halah lha wong wingi ae ketemu arek online ngakune arek Kediri tapi ngomonge "lu gue, lu gue". Embuh ya, apa gengsi ngono kira-kira?
Salam..Saya org jawa Malaysia yg telah 3 keturunan membesar di sini. Kehilangan bahasa jawa memang berpunca dari org jawa sendiri kerana tidak mahu mempraktikkan dalam kehidupan seharian..(maaf tak menulis dalam bhs jawa..hanya pandai bertutur ). Generasi selepas saya telah menampakkan kehilangan bahasa ini dimana mereka langsung tidak memahaminya. Ia juga akibat daripada kelalaian generasi lama yg tidak menitik beratkan penggunaan bahasa ini. saya sedikit menyalahkan generasi terdahulu kerana tidak mahu menekankan penggunaan bahasa ini. contohnya apabila ibu saya berjumpa dengan cucu-cucunya, bahasa melayu akan digunakan. sedangkan saya percaya anak2 kecil ini akan cepat faham sekiranya ada org yang mahu bertutur dalam bahasa jawa. Abg dan kakak saya turut mengabaikan penggunaan bahasa jawa (berkahwin campur) sehingga anak2 mereka tidak memahami bhs jawa.
ReplyDeleteSaya berminat sekiranya ada link atau kaedah yg mudah untuk saya mendalami bahasa jawa melalui online. Mungkin kawan2 semua dapat membantu...
tapi ya, asal kita mau mbantu secara nyata untuk menjaga bahasa Jawa, ya kayaknya ga bakalan punah, kenapa google aja sekarang melengkapi bahasa pencarian pakai bahasa jawa juga, wikipedia juga. Denger-denger malah ada band namanya FunkdeJava, tuh anak muda smua, tapi bikin lagu berbahasa jawa pakai irama Soft Rock. keren kan
ReplyDeleteDalam Sejarah, Begitu Banyak Bahasa Yang Telah Punah,
ReplyDeleteApakah Bhs Jawa Yang Masih Ada Sekarang Ini Merupakan Bhs Asli Tanah Jawa Ini? ...
Saya Rasa Tidak Mas, Tanah Jawa Ini Lebih Dulu Ada Sebelum Bhs Jawa Muncul, Artinya Ribuan Tahun Yg Lalu Tanah Jawa Ini Tidak Menggunakan/Belum Menggunakan Bhs Jawa, Saat Sekolah Dulu Kita Diajarkan Ttg Bhs Sansekerta di P.Jawa Juga, Apakah Bhs Sansekerta Juga Merupakan Bhs Jawa Kuno? Jika Ya Maka Bhs Sansekerta Juga Punah Di Pulau Jawa. Mungkin Para Sejarawan Yg Bisa Menjawabnya.
Namun Intinya ... Tidak Ada Yg Kekal Di Dunia Ini, Termasuk "Bahasa" Saya Kira. Dan Memang Yg Namanya Punah ... Kebanyakan Ya Ditempat/Habitatnya.
Kita Memang Perlu Melestarikan ... Tapi Juga Harus Legowo Kalau Memang Sudah Waktunya Punah Ya Punah Aja, Dan Ke-Khawatiran Ini Kebanyakan Juga Sering Dialamai Oleh Generasi Peralihan, Bukan Generasi/Zaman Dikala Masih Subur-suburnya "Sesuatu itu" ...
So Wajar Aja ...
waduh mas,enyong bisane basa banyumasan je,net pandangane rika,nek ora nganggo basajawa alus kuwe ora mlebu nglestarikena basa jawa?terus keperiben...
ReplyDeleteenyong bisanya nganggo basa jawa ngapak mbok wis mlebu nguri nguri basa jawa ,iya ora kang lan mbekayu..?
yen panjen basa jawa wis arep ilang ya inyong lan rika pada sing kudune nguri uri,misale gawe website "belajar bahasa jawa"
kepriwen kang?
cocok mbok?
ning stasiun balapan, kutho solo sing dadi kenagan. kowe karo aku.... (teruske dewe lah.. aku lali mas)
ReplyDeletewong jowo neng pulo jowo podho ilang jawane.
ReplyDeletecobho podho di renungke...
boso & budoyo jowo sing luhur iku suwe-suwe ning jaman bakal muspro.
opo dadine wong jowo?
meski gw bukan orang jawa tapi buat gw aneh d kalo amp bahasa jawa punah..yang namanya bahasa tidak akan pernah punah...istilahnya...mothertongue nya masih ada...
ReplyDeletetempat gw kerja (Balikpapan-Kaltim) malah banyak orang jawa nya,ngomong apapun pasti ada jawanya...jdi kalo ngobrol ma mereka gw serasa kena Roaming alias ga ngerti apa2.
mas anang, sakdurunge wulan agustus wingi, aku moco tulisan iki. Atiku njur "tergugah"...opomaneh yen ngelingi anakku ugo raiso jowo alus (aku dewe ugo kok). Saben ono PR boso jowo....kabeh buku boso jowo takbukak, dimen jawabane bener...sakliyane kuwi keluargaku, konco-koncoku nyambutgawe ki dora sreg yen aku nyetel lagu jowo...sing jare marai sumuk, ndeso...wis jan pokoke akeh...yo sebel sih... Ono maneh...neng lingkungan arisanku...ono sing ngendiko nganggo kromo alus, ngoko neng ugo ono sing boso indonesia...dadi yen dipikir yo koyo ora ngajeni kae...ning kepiye maneh...
ReplyDeleteMulo jalaran soko iku aku nduwe ide...nanging mung sebatas lingkungan RW ku...pas pitulasan wingi...tak anakake lomba nembang jowo lan pangandikan boso jowo...
Jan tobat kae mas...pesertane do ndelik, didaftar do ora gelem...wedi dipekso...soale jare arep diwiwiti jam 09.00 WIB nganti jam 10.30 pesertane rung do ketok! kamongko Jurine wis rawuh... Akhire ono peserta 17 uwong soko 80 warga...ha rak melas tho! Alasane yo neko-neko..jare jowo ki angel...kudu mikir... nembang jowo ki wis udik... Piye mas.... mbuhlah! aku wis usaha... Bojoku dewe wae nggeguyu!!!
bhs jawa gak bakalan ilang.. percaya aja.. la wong medoknya aja sepanjang umur tetap keliatan kok.. yg ilang tuh sptnya di lampung, di kota bandar lampungnya aja bahasa pengantarnya pake "dialek jakarta" lucu ya.. nun jauh di seberang kita menemukan kata2 yg biasa dipake di jakarta.. kiblatnya mau kemana tuhh??
ReplyDeleteI embrace Your concern about the issue, but I think the bahasa jawa will eventually developed in the future. Look at the other language, does all of them are the same as they were? (English, Japanese, Mandarin, Korean, etc).
ReplyDeleteWell just a quick assumption, please do check the facts..
saya ndak setuju sama komentar mas harun tentang bahasa arab yang katanya tetep awet sehingga terpilih menjadi bahasa al-Qur'an. menurutku bahasa arab tetep awet justru karena dijadukan bahasa agama. bukan sebaliknya. ini karena esensi agama yang keberadaannya selalu dijaga, sehingga secara otomatis bahasa arab sebagai bahasa penyampai esensi agama juga terjaga kelestariannya. karena kalo bahasa arab berubah, maka isi Al-Qur'an juga berubah. Coba Islam turun di Jawa, pasti huruf palawa dan bahasa Jawa ato sansekerta yang dijadikan bahasa agama... dan kita ga akan takut bahasa jawa punah, wong setiap hari dipraktekan orang saat beribadah kok... tul nggak?
ReplyDeleteSetunggal malih.. kulo tiyang jawi, muslim, nanging kulo tetep objektif. sakjanipun bahasa arab meniko kondang, nanging kulo pikir tesih kalah canggih kalian boso jawi. kulo dereng nate mireng tiyang ngaji ngangge boso arab versi "ngoko", arab versi "kromo" lan arab versi "kromo inggil". matur nuwun...
ReplyDeleteKabeh mau soko awake dewe, yen wong jowo wis ora nganggo boso jowo sebagai bahasa ibu neng omah. Opo yo anak-anake iso ngertiboso jowo opo maneh boso kromo uwih-luwih kromo inggil. Bocah saiki yen ditakoki angel endi boso jowo (daerah) karo boso asing (inggris) ? Cobo!
ReplyDeleteenyong wong cilacap,ana kancaku sing basane bisa sunda thok kae omahe nang majenang..priwen kiye nek anak anake dhewek ora bisa basa jawa?lha wong nulis aksara jawa be nyonto sih kepriwe ngesuk apa arep dadi basa antik?apa dhewek nek arep belajar basa jawa ndadak maring Suriname?priwe kakange?mbakayune?kaya kuwe koh arep lestari?
ReplyDeletehalo anang, aku tertarik dengan tajuk blog anda, jadi aku tinggal komen disini, berkenaan dengan masyarakat jawa dan isu bahasa jawa, aku sememengnya dilahirkan dari keturunan jawa, tapi keluarga kami sudah 4 keturunan menetap di Malaysia, dan kami bangga menjadi sebahgian etnik jawa di malaysia, tapi kebanyakkan anak muda disini gagap berbahasa jawa, tapi disesetengah daerah seperti batupahat dan pontian di negeri johor anak muada disini memang masih fasih berbahasa jawa walau tidak mendapat pemdidikan formal bahasa jawa, ibu bapa saya juga masih mengunakan bahasa jawa sebagai bahasa kamunikasi harian. mungkin selepas ini aku bisa ketemu saudara maraku yang berasal dari tanah jawa, kebanyakkannya di surabaya juga
ReplyDeleteasik mas akirnya bs gabung juga....he...he.....{norak ya..... aku cah wonogiri mas. ak ngerantoi jakarta. di sini msh banyak koq orang yang pake bahasa nenek moyang jawa. jadi ngak usah takut mas. aku percaya bhs jawa ngak akan punahhhhhhhhhhhh.
ReplyDeletelha, aku setuju!!! nek boso jowo kui kudu dilestarekne.. carane nek menurutku yo nulis nang blog nggawe boso jowo pisan-pisan. full of jowo language pokoke!! (lho kok gae boso inggris barang!)
ReplyDeletedadi sing moco ngko lak sungkan trus ngomentarine yo nggawe boso jowo... hehehe.. nek ngono khan sitik2 iso dilestarikno tho.. lha iyo tho... monggo...
eh, nang blogku enek sms gratis lho...
REOG...REOG...REOG..PO(R)NO ROGO
ReplyDeleteThanks Malaysia.....
You have my people's culture live again.....
Terima kasih pak cik mak cik Malay
Matur nuwun dumateng proro sederek Malaysia...
Matur suksma katurang Malaysia,,,hatur nuhun Malaysia..
Budaya Jawa kembali bangkit, gara-gara tema REOG!!!?????
Lalu kapan "the real JAWA (JAVA)" language for the IT????!!!!!
Isen aku ..moso boso jowo inti budoyo jowo wae wis di-enggo karo wong londo2....(JavaScript)...Google wae wis nerapno..
Lha wong tarian REOG di PEROGO-kan eh diperagakan oleh orang jawa di sana kok kita ribuuuuuuttt wae...isin....isin aku...
All about REOG PO(r)NO ROGO.....eehhhh PONOROGO!!!!!
ReplyDeleteI just want to say "Thanks or Malaysian brothers there...that JAVANESE CULTURE still lives in Negeri Melayu...
Matur nuwun poro sederk Melayu...poro leluhur Jowo sing iseh urip lan wis kundur dumateng ALLAH bileh kesenian jowo taksih wilujeng ing tanah Mojopahit kang sampun wucal dados MALAYSIA.
Thanks for my grandpa and grandma...who sill alive and back to ALLAH's hand.....that Javanese Culture is still alive in Majapahit Land as known Malaysia....
Terima kasih para leluhur Jawa yang masih hidup dan sudah kembali ke Rahmatullah...karya seni Bapak-Ibu masih terpelihara di tanah Majapahit yang sekarang kita kenal sebagai Malaysia...
Masak hanya gara-gara tarian Reog kita ribut!!!???? malu aku...isen isiiiin aku....
Pertama kali waktu awak menginjak tanah Melayu ini awak sebenarnya bangga dan merindiiiinng waktu disugihi tarian Jawa.."kuda lumping" kok ya masih ada di Malaysia ini....(awak datang waktu itu sebagai duta mahasiswa hukum dari Indonesia "Association Law Students for Asean Countries", padahal tarian itu sulit saya temukan di luar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Lalu Kapan ada "The Real van JowoScript" ada???? bukannya JavaScript...
padahal kalau mau kita pelajari JvaScript itu khan mengambil filsafat budaya Jawa murni ....ONE WRITE FOR ALL!!!! tanya si pembuatnya, kenapa dia pakai nama JAVA....
Lha wong Google wae wis nganggo "boso jowo" lho.....kok ora podho ribut...
aku seng wong malaysia pun ijik iso ngomong jowo... isinlah wong indon dewe rak iso ngomong...
ReplyDeleteBoso Jowo gak akan punah mas, tenang aja! Aku separo Aceh wae dhemen banget karo boso ugo budoyo, lan pasti ugo karo wong Jowo. Tabik.
ReplyDeleteHueh heh heh heh ....
ReplyDeleteOra mas, basa jawa ora bakal ilang sirna. Pancen rasa sumelang ana yen ta nyawang kahananing basa jawa wektu saiki.
Lha ayo ta para denmas lan para denayu, sithik-sithik dijaga, didandani lan diuri-uri kareben basa jawa lan kabudayan jawa liyane aja nganti kocar-kacir ing tembe mengko. Diwiwiti wae, kaya jarene 'arek inggris' "think big small steps". Lha yen nyawang kahanan makro mengko bisa sumlengeren.
Urun jawilan / kritik sethithik kanggo para sedulur kabeh. Umume saiki, rada kisruh ing bab panulising "o" lan "a". Nganggo conto wae, kerep dak temoni tulisan 'jowo'. Sing bener ditulis 'jawa'. Uga panulise 'cara' lan 'coro' asring kecampur adhuk. Lan isih okeh contone. Panjenengan kabeh gampang nemoni. Dadi dak suwun kersaa 'ngoreksi' yen panjenengan arep migunakake "a" lan "o" - aja nganti kecampur-adhuk.
Semene dhisik. Bill Klinten nitih sepur, cekap semanten anggen kula matur.
Salam,
Pakdhene Mboel.
ho no co ro ko
ReplyDeletedo to so wo lo
po dho jo yo nyo
ma go bo tho ngo
aku wong jowo...selawase nganggo boso jowo...ureep boso jowo.!!!!!!!
jowo mesti urip terus .meski sy skrg dah lama ninggalin jawa.tp sy msh merasa org jawa.
ReplyDeletePengen gak punah? Dadekno boso jowo boso nasional. Iku carane. Sampeyan delok ae nek boso jowo terkotak2 nok daerahe dhewe. Saya suwe saya ilang amarga kabeh media nganggo basa Indonesia. Jamane Mataram, boso jowo malah wis tekan Palembang. Wong Palembang malah ngaku nek boso jowo kuwi boso sing paling apik/unggul (iki leh ku moco buku sejarah tapi lali karangane sopo). Tapi memang bahasa kuwi berkembang seiring wektu cak. Cobo delo'en basane wong mataram mbiyen bandingno ambe wong saiki. mesti akeh bedane, malah ora mudheng basane. Dadi nek boso jowo punah, kuwi konsekuensi logis globalisasi cak, tapi nek pengen ora punah, lawanno globalisasi dengan "Jawanisasi"
ReplyDeletemenarik,..pakAnang,..
ReplyDeletesaya turut prihatin. saya termasuk wong jowo yg tak bisa bbahasa jawa dg baik. karena lahir n besar di lampung. meski km sekeluarga msh mnggunakan b.jawa,..boso jowo logat lampung,...ku kata Eyang Uti,..hehehe
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemboten mawon.......aku ki seh seneng karo boso jowo.......
ReplyDeletewong jowo ra njawani
BAHASA INGGRIS ADALAH BAHASA PEMERSATU BANGSA.
ReplyDeletesebenarnya kita sudah dijajah benyak negara dari inggris cina dll.dan sekarang bahasa jawa dan indonesia sudah di jajah oleh arab ini yg paling kentara banyak contoh, dan tidak hanya bahasa saja tapi juga pakaian adat jawa sudah banyak diganti busana arab/ timur tengah yg panas, kalau kita sadari ini sudah jelas terlepas dari apa agama kita.
ReplyDeletealhamdulillah, cita2 saya menjadikan bhs krama sbgai bhs harian anak saya masih terjaga sampai saat ini. meskipun anak saya sdh mulai bergaul dengan lingkungan sekitar yang mayoritas ber "ngoko" ria serta ber bhs indonesia, dia tetep aja ngomong boso. dan saya jadi mendadak bangga saat ibu2 tetangga juga orang2 yang sama sekali belum kenal selalu tertarik untuk ngomong dgn anak saya, lalu bertanya: "umure piro to mbak, kog wis pinter boso?"
ReplyDeletesaya merasakan betul manfaat dr membiasakan anak berbahasa krama, dia menjadi sangat sopan, menghargai orang lain(meskipun seumuran, apalagi kpd yang lbh tua) lebih pangerten, sayang pada orang tuanya, dan banyak lagi hal yang tidak bisa saya uraikan dgn rinci.
cttn: anak saya baru 4 th pada 12 april 2008 nanti. saya sudah mengajaknya boso sejak dia saya lahirkan. smg jadi anak yang saleh, amien.
waah" joss tenan penggalihe panjenengan mz"... pancen kudune niku tiang jawi nggih saged bahasa jawi...
ReplyDeleteinggih tho"??
mugi2 tetep di uri2 kabudayan basa jawine,lan mugi2 mboten punah...
kulo tetep nguri2 kok mz...sante wae...
aku ra ikhlas nek basa jawi,trutama bahasa jawa krama inggil ngantos punah...pokokmen tetep tak usahakke ojo nganti punah... nganti kulo nggadahi putro ajeng kulo ajari bahasa jawa krama inggil..okee..seep
halah bisa aja enggk kok..hehehe
ReplyDeleteKacaw nek kaya kuwe kang, nang landa kene kompeni be pada pinter ngomong jawa koh...
ReplyDeleteMulane kang, ngebloge nganggo basa jawa ya...
ReplyDeleteOjo Sumelang boso jowo ilang, akau pitung tahun neg kalimantan wae meh saben daerah sak kalimantan, ki do nganggo boso jowo campur boso banjar, kuwi wong-wong jowo sing do nyambutgawe ning perkebunan tebu lan liyo-liyane.
ReplyDeleteasal karo keluargo neng ngomah tetap komunikasi nganggo boso jowo, No bandung, jakarta akeh sing nggunake boso jowo.
Ojo sumleang boso jowo ilang, yen ora bareng karo pulone ilang.
Bener banget Nang, aku pernah ngomong sama penjual bakso di Jakarta, aku ajak ngomong boso Jowo, malah pura2 enggak dengar, padahal dia aslinya Wonogiri, kemliti yo ?
ReplyDeleteOpo bedane yo boso jawa ambek boso suroboyo......????
ReplyDeleteNek boso jowo luwih alus timbang boso suroboyo tapine gara2 urip neng Suroboyo, dadine luwih biasa ngomong suroboyo timbang boso jowo.
Aku tetep seneng nganggo basa jawa yen ngobrol/chatting karo kanca-kanca sing padha-padha bisa basa jawa, it feels very strange if we talk in English, although we understand it, meski dalam blogging lebih sering pake basa Inggris. Rasanya aneh banget gitu loh, orang sama-sama anak kampung kok belagu bgt sih. Makaten pangudarasanipun, mugi kemawon basa jawa ingkang adiluhung punika sageda lestari dumugi pungkasanipun jaman.
ReplyDeletePernah terpikir tidak kalau bahasa-bahasa daerah lain sudah lebih dulu 'terancam' dibandingkan bahasa Jawa. Jangan lupa bahasa Jawa sangat tumbuh subur ketika zaman Orde Baru dengan adanya Jawanisasi negara ini.
ReplyDeleteBahasa daerah lain sudah lebih dulu mati di daerah mereka sendiri.
gue sendiri juga heran, tiap anak diharuskan bisa menguasai bahasa inggris, kenapa enggak basa jawa(kita kan wong jowo)belum lagi ibu2 muda sekarng suka banget ngejarin ke anak2nya indonesia dan bukan basa jawa (sbg orang jawa, basa jawa emang nggak mudah juga :P)
ReplyDeleteVery interesting comments (from everyone).
ReplyDeleteThis is a great site in Basa Banyumasan:
Basa Banyumasan wiki browser
Salam kenal, Mas. Menarik sekali tulisannya. Saya juga senang mengamatt bahasa Jawa yang sudah musnah. Silakan mampir di http://yawisngeblogwae.blogspot.com/
ReplyDeletekomentar ke 100. kasi hadiah dong oom :D
ReplyDeletekalo emang udah ga sesuai dengan zaman....ga papa punah...kan masih ada bahasa indonesia...
ReplyDeleteBasa Jawi mboten punah. menika ingkang naminipun 'transformasi'.upami panjenengan, ingkang ngaku saget basa jawi sakmenika, dipun lebetaken mesin waktu ingkang sampun dipun set supados mlebet jaman Majapahit, mesthi panjenengan ndlongop bin bengong amargi basa jawinipun benten. Basa ingkang dipun agem basa Jawi kuna alias Basa Kawi
ReplyDeleteTranslate:
Bahasa jawa tidak punah. Ini namanya transformasi. Jika anda, yang mengaku bisa bahasa jawa sekarang, dimasukkan mesin waktu yang diset agar masuk ke jaman majapahit. Pasti bengong karena bahasa jawanya berbeda. Bahasa yang dipakai bahasa jawa kuno atau bahasa kawi
bahasa jawa gak boleh punah, mari kita sebagai anak muda melalui media blog kita kembangkan bahasa jawa, agar tidak termakan dan hilang seiring masuknya budaya asing yang masuk
ReplyDeleteWilly Suriano Hariono
ReplyDeletekulo nuwun! aku willy, wong jowo asal Malaysia. Darah jawa juga masih mengalir di dalam tubuhku walaupun sudah bercampur Melayu dan etnis2 lainnya. Apa yang membikin aku itu sedikit menyesal ialah karna bapakku sendiri gak praktikin boso jowo ke anak2nya padahal dia sendiri berbahasa jawa kalo ngobrol karo om ama tanteku. Justru, itu membikin aku jadi pengen tau bahasa jawa. Aku juga ngerti kok boso jowo sedikit2 tapi hasrat untuk menguasai bahasa Jawa itu masih belum kesampaian sampe2 aku minta bibik2 lan om2ku mengajarku bahasa tercinta.Kalo siapa2 merasa mau mengajarku boso jowo dari yang kasar ke halus....silahkan!!! add aku di willnaldo@yahoo.com. matur nuwun nggih!!! Buat siapa yang punya keinginan berbahasa Jawa, mulane sinau dong!!!! yuk!
saya bukan orang jawa dan gak tinggal di jawa juga, tapi sya suka sekali ngedenger orang2 ngomong bhs jawa, kesannya ayu and berbudaya kalem. kalo bisa sekalian digalakkan untuk anak2 yang lahir di luar negri biar mereka tetep berbudaya dan gak jadi kacang lupa sama kulit!
ReplyDeleteBernard Stiller - OZ
hehe iya...
ReplyDeleteaku wong jowo asli, tapi saiki wes rodo kaku ngomong Jowo haha...
CARANE PIYE YO AKU PINGIN SINAU TULISAN JOWO
ReplyDeleteHO NO CO RO KO ..........................
SIMBUL PERSATUAN BONGSO JOWO LAN SUNDO
salam..
ReplyDeletehai..sy asal malaysia..tp sy keturunan jawa..nenek moyang saya asal dr jawa timur..kota malang..=)
ermm..kalu disana bahasa jawa sudah kurang penggunaannya.apatah lg disini..cuma ayah n ibu saya yg pndai berbahasa jawa..saya..boleh..tp x lancar..n boleh faham bahasa jawa ni..saya brharap agar bahasa jawa ni x pupus dek zaman..
aku yo sedih lek boso jowo alus dipinggirne..aku anak kelahiran malysia tp sek untung2 nge diwarai boso ngoko..tapi boso ku maleh cmpur boso melayu.. neng ngomah aku yo ngomong jowo tapi ra tau ngomong boso jowo alus.. yen aku ngrungokne enek wong ngomong jowo alus,atiku seneng banget.. poko’e aku duwe semangat arep blajar boso jowo alus…^_^
ReplyDeleteAja nganti musna, ayo dilestarekake bebarengan amrih basa Jawa sumebar ana ndonya. Javascript wae ana, basa Jawa ya kudu ana :-)
ReplyDeleteBenar sekali , bahasa JAWA harus dilestarikan karena bahasa Jawa sudah tergolong sebagai bahasa Dunia / digunakan di banyak negara di seluruh Dunia dengan populasi yang cukup tinggi . Bahasa JAWA menduduki rangking 12 dunia , dari jumlah 6000-8000 bahasa di seluruh dunia (lihat di WIKIPEDIA).Urutan bahasa dunia dari jumlah populasi penutur yaitu :Mandarin,Hindi,Spanyol,Inggris,Arab,Wu,Urdu,Rusia,Jepang dll no 12 bahasa Jawa dengan penutur asli 80 juta , dan bahasa Perancis,Itali dan Korea masih dibawahnya .Bahasa Mandarin menduduki rangking 1 karena jumlah penutur mendekati 800 juta , sementara bahasa daerah banyak sekali yang hampir punah karena jumlah penutur dibawah 10 orang .Dari Adi
ReplyDeleteinjih poro dulur sedoyo.. bahasi jawi meniko mboten angsal ditinggalake, amargi nggih meniko kabudayan asli tanah jawi ingkang minulyo lan utomo,, nggih meniko bapak ibu ingkang tirose modern meniko lare2 balita mesti dijak ngomong indonesia tinimbangan basa jawi kromo
ReplyDeleteboso jowo ora punah dab...
ReplyDeletemung krama inggil'e sing ketok'e ameh punah...
saiki akeh bocah2 termasuk saya yg bisanya cuma ber ngoko2 ria..
nek aku memang besar d kaltim n smu balik k solo jadi ga sempet ngerti bahasa jawa alus...
ngerti pun cuma sedikit2 tapi saya,pun ijik wagu ngucapkanne...
tapi aku memang pengen belajar krama inggil secara mendalam, cz kalo ga belajar dari skrg anak-cucu,ku ntar malah ra iso boso jowo marai isin aku sing wong jowo tapi ra iso ngajarke anak-cucu boso jowo...
Ini justru semakin jelas bahwa bahasa jawa (baik ngoko dan Krama madya dan Krama inggil) adalah bahasa primitif. Alasan pertama: dulu bahasa jawa adalah hanya ngoko dgn kosa kata terbatas, setelah pengaruh hindu india, maka banyak serapan sansekerta, kemudian di jaman mataram islam diciptakan bahasa krama madya dan Krama Inggil. tujuannya untuk mempertahankan kekuasaan kaum bangsawan jawa, secara budaya dan bahasa, sehingga abdi dalem dan rakyat diharuskan berbahasa krama madya atau inggil ketika berkomunikasi kepada kaum bangsawan, dan sebaliknya kaum bangsawan hanya menggunakan bahasa jawa ngoko kasar ketika berbicara kepada abdi dalem atau rakyat biasa. Selain itu, banyak terjadi pembantaian lawan politik atau rakyat jelata oleh kaum bangsawan karena ada rakyat atau abdi dalem yang belum bisa atau tidak mau menggunakan nahasa jawa krama madya atau inggil pada masa permulaan penciptaan bahasa jawa krama madya atau karama inggil. mitos adiluhung adalah ciptaan bangsawan jawa untuk menguri-uri (dalam pengertian memepertahankan kekuasaan dan penindasannya kepada kaum rakyat jelata). Terjenahan kitab suci Kristiani ke dalam bahasa jawa yang dulu banyak dibantu pihak kraton solo, sekarang seharusnya direvisi kembali karena hampir semua terjemahan tidak pas dengan maksud asli teks kitab suci. jawa merupakan peradaban primitif yang lambat laun pasti punah.
ReplyDeletepenulis adalah sejarawan dan pelaku sejarah sekaligus orang jawa yang tidak suka njawani lagi.
bahasa jawa BUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNNN asli jawa. Bodoh............... liat aja n simak mayoritas serapan bahasa sansekerta yg berasal dari India, alau setelah pengaruh barat banyak serapan belanda, portugus juga arab. belajar dong sebelum ngomong
ReplyDeletekancaku wae saka luar Jawa akeh sing seneng karo basa jawa,, lha malah awak'e dhewe ra enek sing bangga.. piye Jawa arep majuuuu!!!!!
ReplyDeletememang diakui, kalau tidak banyak orang yang menggunakan bahasa jawa halus
ReplyDeletetapi bukan berarti tidak ada yang melestarikannya
ambil contoh pemerintah kota solo di bawah kepemimpinan Bpk Joko Widodo
bapak joko widodo menginstruksikan untuk setiap kantor harus menuliskan nama kantornya dalam bahasa jawa
kalau kita orang jawa harusnya kita melestarikan bahasa jawa
ReplyDeleteLeonard Bloomfield dalam bukunya "Language" yg diterbitkan 1933 menyatakan bahwa Bahasa Jawa menempati urutan ke 18 sebagai bahasa besar di dunia, dilihat dari jumlah penuturnya. sayang jika sampai punah, padahal bahasa merupakan salah satu identitas sosial suatu komunitas. Bhs Jawa tdk saja identitas masyarakat Jawa tetapi juga merupakan kekayaan budaya nasional Indonesia. apalagi Bhs Jawa merupakan salah satu dari sedikit bahasa di dunia yg punya script (sistem tulis) sendiri. bahasa Inggris dan Perancis sj tidak punya script sendiri lho!!!
ReplyDeleteCara yg terbaik utk melestarikan Bhs Jawa adalah berangkat dari keluarga; ajari anak-anak kita dengan bahasa Jawa, bukan dengan bhs Indonesia. Krn anak-anak kita akan otomatis dapat berbahasa Indonesia begitu masuk sekolah.
Salut utk Anisa, Rasyid dll yg di perantauan masih melestarika Bhs Jawa.
Terus terang sy sngat prihatin, para ilmuwan kita utk mendapat gelar Master dan Doktor dalam Bhs & Budaya Jawa harus belajar ke Belanda!!!! Ironis!!!
Mangga sedherek sami cancut taliwanda hangleluri Basa Jawi.
poro wargo solo taksih ngagem boso jowo kagem boso sedinten-dinten mas...
ReplyDelete,waw wong jowo ya mas yu?
ReplyDeleteaku gak iso basa jawa lagi mas;;
ReplyDeletehttp://e-sim.org/lan.4167/
aku jarang denger anak muda bisa basa jawa
ReplyDeleteBoso jowo ki kadang marai mbingungi. yo opo ora? :(
ReplyDelete