Tutorial Cari Uang

Thursday, November 30, 2006

Mengapa Matahari Terlihat Kemerahan Saat Terbit dan Terbenam ??

Mengapa matahari terbenam langit berwarna merah?
Mengapa pada siang hari langit berwarna kebiru-biruan?


Kalau sebelumnya saya pernah menulis Porong's Sunrise dan Porong's Sunset, anda tentu bisa melihat bahwa warna matahari saat terbit dan tenggelam adalah sama yaitu berwarna kemerahan, dan bentuk matahari menjadi lebih besar dari biasanya. Mengapa kok bisa begitu??? Berikut ini mungkin adalah analisa yang bisa menjelaskan itu semua.

Saat matahari terbit dan terbenam maka langit sebagian akan berwarna berwarna merah, langit berwarna biru, dan cahaya langit terpolarisasi (paling tidak sebagian). Fenomena ini dapat dijelaskan atas dasar penghamburan cahaya oleh molekul atmosfer. Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi bergantung kepada panjang gelombang. Untuk partikel-partikel yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang cahaya (seperti molekul udara), partikel-pertikel tersebut tidak merupakan rintangan yang besar bagi panjang gelombang yang panjang dibandingkan bagi yang pendek. Penghamburan berkurang, cahaya merah dan jingga dihamburkan lebih sedikit dari biru dan ungu, yang merupakan penyebab langit berwarna biru.

Pada saat matahari terbenam, dipihak lain, berkas cahaya matahari melewati panjang atmosfer maksimum. Banyak dari warna biru yang telah dikeluarkan dengan penghamburan. Cahaya yang mencapai permukaan bumi berarti kekurangan biru, yang merupakan alasan matahari terbenam berwarna kemerahan.

Langit hanya berwarna biru di siang hari. Ada beberapa sebab mengapa langit saat itu berwarna biru. Bumi diselubungi lapisan udara yang disebut atmosfer. Walaupun tidak tampak, udara sebenarnya terdiri atas partikel-partikel kecil. Cahaya dari matahari dihamburkan oleh partikel-partikel kecil dalam atmosfer itu. Tetapi kita tahu, cahaya dari matahari terdiri dari paduan semua warna, dari merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu. Warna-warna itu memiliki frekuensi yang berbeda. Merah memiliki frekuensi yang lebih kecil dari kuning, kuning lebih kecil dari hijau, hijau lebih kecil dari biru, biru lebih kecil dari ungu. Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu dihamburkan.

Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang. Karena warna biru banyak dihamburkan, maka warna matahari tidak putih sempurna, seperti yang seharusnya terjadi jika semua warna dipadukan. Warna matahari menjadi sedikit agak jingga.

Pada sore hari, sering matahari berubah warna menjadi merah. Pada saat itu, sinar matahari yang sudah miring menempuh jarak lebih jauh untuk mencapai mata kita, sehingga semakin banyak cahaya yang dihamburkan. Sehingga yang banyak tersisa adalah cahaya frekuensi rendah, yaitu merah. Di bulan dan di planet yang tidak memiliki atmosfir, cahaya matahari tidak dihamburkan, sehingga langit selalu berwarna hitam, walaupun di siang hari.

Efek Tyndall juga dapat menerangkan mengapa langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan ketika matahari terbenam di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal tersebut dikarenakan penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan dengan intensitas yang sama.

Oleh karena intensitas cahaya berbanding lurus dengan frekuensi, maka ketika matahari melintas di atas kita, frekuensi paling tinggilah yang banyak sampai ke mata kita, sehingga kita melihat langit biru. Ketika matahari hampir terbenam, hamburan cahaya yang frekuensinya rendahlah yang lebih banyak sampai ke kita, sehingga kita menyaksikan langit berwarna jingga atau merah.

Kita ingat untaian cahaya tampak dalam spektrum cahaya, merah-jingga-kuning-hijau-biru-ungu. Dari urutan merah sampai ungu, frekuensinya semakin tinggi. Jadi warna-warna yang mendekati merah memiliki frekuensi cahaya tinggi, dan warna-warna yang mendekati ungu memiliki frekuensi cahaya rendah.

18 comments:

  1. Kang, sampeyan itu jago banget mbahas bab perlangit-an, opo sampeyan termasuk santri langitan? ... hehehe

    ReplyDelete
  2. atas gw komentarnya lucu neh..


    intinya satu kata kan : debu.

    ya gak ?

    ReplyDelete
  3. trus..........
    kenapa kalo hujan bisa ada petir???

    ReplyDelete
  4. "Jadi warna-warna yang mendekati merah memiliki frekuensi cahaya tinggi, dan warna-warna yang mendekati ungu memiliki frekuensi cahaya rendah" ==> Apa gak TERBALIK mas ??? Bukannya warna2 yg mendekati merah frekuensi cahayanya makin rendah dan mendekati ungu frekuensi cahayanya makin tinggi ????

    ReplyDelete
  5. wah.. penjelasannya beribet....

    mental nih...

    wakakakakaka...

    ReplyDelete
  6. Kalo ini gimana: knapa matahari terbit dari timur ke barat??

    ReplyDelete
  7. @ ErikOn7 : ya karena bumi berputar dari barat ke timur... kalau matahari terbit dari barat itu tanda-tanda kiamat telah dekat.... aneh pertanyaannya....

    ReplyDelete
  8. Mas anang,

    Sekedar koreksi, urutan besarnya frekuensi cahaya tampak yang bener ya kata "zkf109".

    Trus soal gedenya matahari waktu sore tuh knp???
    Klo ga salah sebenarnya gedenya sama aja klo dilihat dari permukaan bumi. Klo sore hari matahari kan agak turun (cakrawala), posisinya hampir berhimpit gunung2, laut, pohon2 ato rumah2. Nah pada saat itulah kita bandingkan dengan benda2 yang ada di bumi, sehingga matahari terlihat gede (ada pembanding), sedangkan siang hari matahari tepat diatas kita,gada pembanding(cuma ada matahari).
    Hikmahnya: itulah sifat manusia yg suka membanding2kan sesuatu dengan yang lain.

    Sori penjelasnnya panjangxlebar, mabok deh... wakakak =))
    dheweks@yahoo.com

    ReplyDelete
  9. http://www.sciencemadesimple.com/sky_blue.html

    persis sama dgn isi blog ini, cuma lebih detail dan ada gambarnya..

    ReplyDelete
  10. sebenarnya pagi, siang dan sore besarnya sama, cuma kl siang blereng wa kak kak kak ... gak loetjoe ya

    ReplyDelete
  11. yup saya stju dgn zkfl09 (dsini sya tafsirkan sbgi zulkifli he..he.. don't be angry if i am wrong)pda dsrnya sys stuju dgn pnjlasannya ttg fenomena perbhan warna pda mthari sprti yng djlaskan tapi pda paragraf terakhirnya trjdi kekeliruan mgnai frekuensi dri wrna2 chya mthari yng seharusnya spktrum wrna mrah itu berfrkuensi pling rendah tapi mnpnyai pnjng glmbng yng pling pnjnag dan bgtuplah kblikannya pda spktrum wrna ungu berfrknsi pling tinggi tetapi mnpnyai pnjng glmbang pling pndek well, (nobody is perfect!!!) and one more mengenai ukrn mthari yng tmpak bsar pda saat terbit n sunset ini mnkin ada bnarnya krna posisi mthri saat itu brda di khtulistwa jadi ada yng dibandingkan jadi terlihat besar dan krna pengaruh penghamburan cahaya tadi sehingga cahya atw spektum warna mthari dlm hal ini mrah enybabkan seolah-olah ukran matahari brtmbah akbt sinr mthri yng mnyilaukan itu so we can said it as "tipuan optis" sprti pda ksus fatamorgna he.he. trims,wass

    ReplyDelete
  12. Lho mas, kok matahari kalo sore jadi gede nya ngga di bahas, piye toh,,,,

    ReplyDelete
  13. lebih baik kemerahan oom. daripada keputihan....... gatellll :D

    ReplyDelete
  14. wakssss... serius bener bahasannya .. ada efek Tyndall segala

    ReplyDelete
  15. wah ra tekan ilmune...
    fast reading ae.
    wahahahahha....

    ReplyDelete

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.

Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)