Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Friday, November 10, 2006
Selamat Hari Pahlawan
Hari ini adalah tanggal 10 November yang selalu kita peringati sebagai hari pahlawan. Ini karena pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat hebat di kota Surabaya, yang sekarang terkenal dengan kota Pahlawan karena peristiwa ini. Pertempuran tersebut berlangsung sangat sengit dan sangat hebat dahsyat antara pasukan agresor Belanda yang bersenjata canggih pada masa itu melawan arek-arek Suroboyo yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senjata-senjata tradisional lainnya. Surabaya dibombardir dari segala sisi, udara, laut, dan darat. Surabaya hancur berantakan sehingga menewaskan lebih dari 20000 penduduk Surabaya. Kerusakan terjadi dimana-mana. Mayat-mayat bersimbah darah bergeletakan saling bertindih di jalan, di kolong-kolong jembatan, dimana-mana wis pokoknya...
Meskipun demikian, para pejuang mampu dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda bahkan salah satu pemimpin mereka yang bernama Mallaby tewas dalam pertempuran ini. Sungguh sebuah mukjizat yang turun dari langit. Belanda yang turun dengan pasukan bersenjatakan senjata modern kalah melawan pejuang-pejuang kita yang turun dengan peralatan perang sederhana. Ini sepatutnya mampu menjadikan gambaran bahwa dengan semangat yang tinggi, apapun bisa kita capai seberapapun beratnya halangan dan rintangan yang menghadang.
Masihkah kita meneladani apa arti perjuangan itu sendiri sekarang ini. Pastinya kita terlena dengan kenikmatan yang kita rasakan setelah berpuluh-puluh tahun merdeka tanpa pernah sadar bahwa kemerdekaan ini diraih dengan keringat, darah dan bahkan nyawa dari para pahlawan. Seandainya para pahlawan-pahlawan tersebut hidup lagi saat sekarang ini, mungkin mereka akan menangis melihat bumi dan tanah air yang dulu mereka pertahankan dan hingga merdeka kini telah mengalami kerusakan di berbagai bidang, baik fisik maupun nonfisik. Korupsi Kolusi dan Nepotisme menjamur di segala pelosok negeri, bak cendawan di musim hujan. Pembunuhan, perampokan, kejahatan hampir setiap saat terjadi dimana-mana. Konflik antar etnis, konflik bernuansa SARA acap kali mewarnai derap langkah pembangunan bangsa ini. Dimana semangat yang dulu pernah membara saat Sumpah Pemuda dideklarasikan. Persatuan dan Kesatuan bangsa yang dulu pernah dirintis?
Satu lagi, Surabaya sekarang ini sudah bukan lagi cocok dengan sebutan kota Pahlawan. Lha wong aset-aset peninggalan sejarah yang berkaitan dengan perjuangan para pahlawan hampir sangat sulit untuk dilihat lagi. Dan dari yang sedikit itu pula hampir jarang dirawat keberadaannya. Malah pusat-pusat perbelanjaan modern yang bermunculan, yang dibangun. Perumahan elit bergaya dan berarsitektur Eropa dan apa saja yang mengandung unsur Barat berkembang pesat.
TANYA KENapa?
Meskipun demikian, para pejuang mampu dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda bahkan salah satu pemimpin mereka yang bernama Mallaby tewas dalam pertempuran ini. Sungguh sebuah mukjizat yang turun dari langit. Belanda yang turun dengan pasukan bersenjatakan senjata modern kalah melawan pejuang-pejuang kita yang turun dengan peralatan perang sederhana. Ini sepatutnya mampu menjadikan gambaran bahwa dengan semangat yang tinggi, apapun bisa kita capai seberapapun beratnya halangan dan rintangan yang menghadang.
Masihkah kita meneladani apa arti perjuangan itu sendiri sekarang ini. Pastinya kita terlena dengan kenikmatan yang kita rasakan setelah berpuluh-puluh tahun merdeka tanpa pernah sadar bahwa kemerdekaan ini diraih dengan keringat, darah dan bahkan nyawa dari para pahlawan. Seandainya para pahlawan-pahlawan tersebut hidup lagi saat sekarang ini, mungkin mereka akan menangis melihat bumi dan tanah air yang dulu mereka pertahankan dan hingga merdeka kini telah mengalami kerusakan di berbagai bidang, baik fisik maupun nonfisik. Korupsi Kolusi dan Nepotisme menjamur di segala pelosok negeri, bak cendawan di musim hujan. Pembunuhan, perampokan, kejahatan hampir setiap saat terjadi dimana-mana. Konflik antar etnis, konflik bernuansa SARA acap kali mewarnai derap langkah pembangunan bangsa ini. Dimana semangat yang dulu pernah membara saat Sumpah Pemuda dideklarasikan. Persatuan dan Kesatuan bangsa yang dulu pernah dirintis?
Satu lagi, Surabaya sekarang ini sudah bukan lagi cocok dengan sebutan kota Pahlawan. Lha wong aset-aset peninggalan sejarah yang berkaitan dengan perjuangan para pahlawan hampir sangat sulit untuk dilihat lagi. Dan dari yang sedikit itu pula hampir jarang dirawat keberadaannya. Malah pusat-pusat perbelanjaan modern yang bermunculan, yang dibangun. Perumahan elit bergaya dan berarsitektur Eropa dan apa saja yang mengandung unsur Barat berkembang pesat.
TANYA KENapa?
5 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sepertinya pelajaran Sejarah yang kita dapat di sekolah tidak mampu menanamkan semangat nasionalisme. Malah kita tertanam oleh budaya barat yang menurut kita lebih menarik. Selain itu budaya nasionalisme yang kurang mengakibatkan pemanfaatan kepentingan negara untuk kepentingan pribadi, sehingga muncul budaya korupsi, kolusi, nephoteisme. Jadi apa yang harus dilakukan?
ReplyDeleteSepertinya pelajaran Sejarah yang kita dapat di sekolah tidak mampu menanamkan semangat nasionalisme. Malah kita tertanam oleh budaya barat yang menurut kita lebih menarik. Selain itu budaya nasionalisme yang kurang mengakibatkan pemanfaatan kepentingan negara untuk kepentingan pribadi, sehingga muncul budaya korupsi, kolusi, nephoteisme. Jadi apa yang harus dilakukan?
ReplyDeleteaku loh lupa hari ini hari pahlawan
ReplyDeletearek suroboyo!!
ReplyDeletehidup bung tomo! (eh udah meninggal ya?)
marilah mengheningkan cipta sejenak..
ReplyDelete