Salah satu upaya untuk memecah kemacetan yang banyak terjadi di kota besar adalah dengan menggalakkan kembali penggunaan kendaraan beroda dua yang mengandalkan kekuatan kaki manusia. Yup! Apalagi kalau bukan sepeda. Ayo bersepeda.
Salah satu usaha yang marak saat ini adalah kampanye bike to work, bike to school, atau bike to wherever lah... Yakni kita kembali memanfaatkan sepeda yang notabene merupakan sarana transportasi yang murah meriah untuk menuju ke tempat kerja, sekolah, atau tempat aktivitas kita yang lain.
Kampanye bike to work ini bisa berhasil bila didukung oleh semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah melalui fasilitas entah itu jalur sepeda, tempat parkir-parkir sepeda, maupun fasilitas pendukung lainnya.
Dengan bersepeda kita akan membantu menghemat BBM, mengurangi polusi udara dan mengurangi kemacetan. Sepeda yang tidak menggunakan BBM tidak mengakibatkan polusi udara sehingga efek global warming pun bisa ditekan. Dan semakin banyak orang yang tertarik untuk kembali bersepeda maka intensitas kendaraan bermotor di jalan sedikit berkurang dan diharapkan mampu mengurangi kemacetan.
Bayangkan kalau di Jakarta misalnya, ketika kemacetan melanda dengan hebat maka untuk jarak tempuh yang sama akan lebih cepat ditempuh dengan sepeda, bahkan dengan jalan kaki!
Selain itu, bersepeda tentunya juga dapat membuat tubuh menjadi bugar, sehat dan mampu membakar kalori dengan baik, memperkuat otot, membuat peredaran darah menjadi lancar serta menghindarkan diri dari serangan jantung.
Namun satu hal yang mungkin tidak kita sadari. Bersepeda ditengah kemacetan dan polusi udara seperti itu malah bisa membuat mereka yang bersepeda menjadi orang yang pertama kehilangan nyawa. Mereka rentan terhadap udara kotor akibat gas buang kendaraan bermotor yang berlalu-lalang di sekitarnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa mereka yang bersepeda tentunya harus menghirup udara kuat-kuat dan udara yang lebih banyak, karena tenaga untuk mengayuh pedal sepeda adalah dari dirinya sendiri. Otomatis untuk menyuplai oksigen ke dalam tubuh mereka harus menghirup kuat-kuat udara sekitar. Inilah yang menyebabkan mengapa pengendara sepeda menjadi rentan akibat polusi udara.
Penggunaan masker udara bisa mengurangi dampak polusi udara terhadap para pengendara sepeda. Tingkat fleksibilitas sepeda dalam mencari jalan pintas yang jarang dilalui kendaraan bermotor juga bisa menjadi salah satu upaya untuk mengurangi efek polusi udara selain penggunaan masker.. Yah, tinggal pintar-pintarnya kita aja!
So, sudahkah anda mulai bersepeda?
Gambar googling
pertamax
ReplyDeletepertamaks tidak dipakai karena kita bersepeda, OK?
ora nganngo bensin nganggo Aki kang...
ReplyDeletehahaha....
wehehehehe... sejak dulu saya sudha menjalankan bike to school.. tapi karena jarak sekolahku yang sekarang dengan rumah jauh.. ya gak bisa pake sepeda :D
ReplyDeletecomment by Flippy
ayo pit-pitan....
ReplyDeletetapi di magelang naek sepeda bisa kapok2 karena naik turun bukit...
weh pertamax'e wes entek :(
ReplyDeletewes ga kuat om daku nek disuruh bersepeda lha wong napas ajah dah ngos-ngosan mengkis-mengkis gini jhe
ReplyDeleteWah rodanya keren banget, baru kali ini tahu klo ada roda bentuk sepatu....
ReplyDeletehumm.. gak duwe sepeda i.. trus piye?? pinjem ndop ae yoo.. huehuehue
ReplyDeletemilih semaput wae
ReplyDeletesudah bersepeda, di taman thok :D
ReplyDeleteBakal rugi dech nie pertamina? He. . . He. . .
ReplyDeleteTapi pastinya sehat khan?
ayo bersepeda! sudahkan sampean bersepeda ketika berangkat bekerja, mas Anang?
ReplyDeletedirikuw malah lebih sehat lagi, selalu jalan ketika berangkat bekerja.
kwkwkwkkwkww
dengan bersepeda kita mendapatkan du keuntungan, selain untuk kebugaran tubuh kita, bersepeda juga bisa melestarkan alam, cos no polution...
ReplyDeletembecak ae Nang.....dirimu dadi becak e
ReplyDeleteyoi naek peda ini yang pengen kucoba, tapi kalo kerjanya ketemu klien piye yo, kan sehari kadang bisa lebih dari 1 klien ketemunya, bawa tas ransel berarti yah.. salam merdeka!
ReplyDeletedah lama saya
ReplyDeletenaik sepeda di jakarta justru jadi santapan motor dan angkot :D
ReplyDeleteharap diperhatikan juga BB alias bau badan karena keringetan sesudah sepedahan.. kudu pake ekstra deodoran, jangan sampe nantinya dijauhi teman kerja gara2 BB itu :D
ReplyDeletewah sehat dong yah sekarang mas anang nih
ReplyDeleteinteresting!!
ReplyDeletepenak e ngepit dab..!
ReplyDeleteyo barenga ngepit wae, nganggi ontel..
hahah
kalo jalannya naek turun gunung, semput juga eh
ReplyDeletekalau jalur sepeda gak ada ya mesti hati-hati nih... soalnya macetnya itu
ReplyDeletejd ingat jaman sd ku dulu...bersepeda kumbang....btw thx utk acr nya td mlm cak, anda layak dpt bintang hehehe..salam buat tmn2 tpc yg lain dr wong nggersik
ReplyDeleteFotone sing ngesor Gapleki
ReplyDeleteRumah saya lumayan jauh dari tempat kerja, kalau kasus emergensi naik sepeda bisa keburu mati pasiennya.
ReplyDeletedari dulu naik sepeda kalau sekolah :)
ReplyDeleteperlu di bangun jalan khusus speda onthel seng asri rumbuk sueger, trus gak akeh tanjak'ane
ReplyDeletewahh,,nanti kalo semua orang udah pake sepada baru saya ngikut..hehe
ReplyDeleteSekarang B2W pun juga sudah menjadi semacam lifestyle kok, tidak hanya sekedar niat mengurangi polusi saja :)
ReplyDeletePemerintah seharusnya mendukung program bersepeda ini dengan menyediakan jalur khusus sepeda dan segala hal yang terkait dengan keamanan dan kesehatan pemakai sepeda itu sendiri.
ReplyDeleteWuih exist truss neh mas anang!!, ikut promosi dong!!
ReplyDeletekunjungin blog gw juga dong di http://storeagent.blogspot.com