Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Saturday, March 21, 2009
Wejangan Berbakti kepada Orang Tua
PETUAH DARI MBAH KAKUNG
Ada satu pelajaran hidup yang bisa saya peroleh ketika pulang kampung ke Trenggalek kemarin. Sebenarnya banyak sekali wejangan yang ditularkan dan diingatkan kembali oleh beliau waktu itu, namun pada satu hal yang ditekankan oleh mbah kakung (meski bukan mbah kakung kandung) kepada saya selaku cucunya.
Petuah dan wejangan yang diberikan adalah mengenai berbakti kepada kedua orang tua.
Sebagian orang yang sudah menikah itu tidak mau lagi menyisihkan atau menafkahkan sebagian hartanya kepada kedua orang tuanya. Ada satu hal yang membuat mengapa hal semacam ini terjadi. Yakni perasaan takut kepada istrinya.
Namun, hal ini tidak bisa dibenarkan, karena bagaimanapun juga orang tuamu lah yang telah banting tulang dengan susah payah untuk mengantarmu ke dalam kehidupan seperti sekarang ini. Dan sudah menjadi semacam tuntutan bagimu untuk membalas budi mereka.
Dan sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, sekaligus sebagai calon suami yang diberikan tugas mengatur harta, maka sudah selayaknya engkau tetap ingat kepada kedua orang tuamu. Inilah yang harus dijelaskan oleh calon-calon suami kepada calon istrinya kelak.
Mbah kakung bilang bahwa kewajiban seorang lelaki adalah berbakti kepada Tuhan dan Rasul baru setelah itu adalah kepada ibunya. Sementara untuk anak perempuan adalah berbakti kepada Tuhan, Rasul, dan berikutnya adalah kepada suaminya. Namun, bukan menghalangi niat istri untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Begitulah wejangan yang paling saya ingat ketika sowan ke rumah mbah kakung.
Namun, ada satu hal yang membuat saya tidak merasa nyaman saat mendengarkan wejangan mbah kakung. Benci kalau harus 'boso' sama keluarga yang lebih tua. Basa Jawa Krama saya grothal-grathul je.
Ada satu pelajaran hidup yang bisa saya peroleh ketika pulang kampung ke Trenggalek kemarin. Sebenarnya banyak sekali wejangan yang ditularkan dan diingatkan kembali oleh beliau waktu itu, namun pada satu hal yang ditekankan oleh mbah kakung (meski bukan mbah kakung kandung) kepada saya selaku cucunya.
Petuah dan wejangan yang diberikan adalah mengenai berbakti kepada kedua orang tua.
Sebagian orang yang sudah menikah itu tidak mau lagi menyisihkan atau menafkahkan sebagian hartanya kepada kedua orang tuanya. Ada satu hal yang membuat mengapa hal semacam ini terjadi. Yakni perasaan takut kepada istrinya.
Namun, hal ini tidak bisa dibenarkan, karena bagaimanapun juga orang tuamu lah yang telah banting tulang dengan susah payah untuk mengantarmu ke dalam kehidupan seperti sekarang ini. Dan sudah menjadi semacam tuntutan bagimu untuk membalas budi mereka.
Dan sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, sekaligus sebagai calon suami yang diberikan tugas mengatur harta, maka sudah selayaknya engkau tetap ingat kepada kedua orang tuamu. Inilah yang harus dijelaskan oleh calon-calon suami kepada calon istrinya kelak.
Mbah kakung bilang bahwa kewajiban seorang lelaki adalah berbakti kepada Tuhan dan Rasul baru setelah itu adalah kepada ibunya. Sementara untuk anak perempuan adalah berbakti kepada Tuhan, Rasul, dan berikutnya adalah kepada suaminya. Namun, bukan menghalangi niat istri untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Begitulah wejangan yang paling saya ingat ketika sowan ke rumah mbah kakung.
Namun, ada satu hal yang membuat saya tidak merasa nyaman saat mendengarkan wejangan mbah kakung. Benci kalau harus 'boso' sama keluarga yang lebih tua. Basa Jawa Krama saya grothal-grathul je.
29 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pertamax gak yo???
ReplyDelete@ Frenavit Putra : pertamaks drek! hehe.. (rock) (dance) (lmao) :)
ReplyDelete(lmao)(dance)
ReplyDeletehahaha...
ReplyDeletepadahal mbah kakung juga pengin gaul loh..., ge er sampeyan... (lmao)
Sip wejangannya mas.... Btw kapan nikah nech??? (lmao)
ReplyDeleteKi Tak ajari boso kulonan :
ReplyDelete"Kepareng matur dumatheng Simbah Kakung, sepindah kulo Ngaturaken Sembah pangabekti kulo dumateng simbah,
Kaping kalihipun Ngaturaken Tuwi Kawilujengan dumatheng simbah....
..................."
hehehe bener banget kui... makasih atas wejangannya ya mbah... (lol)
ReplyDeletesajake kon ndang rabi kie....jo lali undangane..hihihihihi
ReplyDeleteinjih mbah.... :)
ReplyDeletewahhh
ReplyDeletesektas teko galek yo???
aku mare ngene kate rono mas.....
ada blogger Galek yg ramah gak mas?
biar bisa dianter jalan2 nang pantai...
***lupa namanya****
:)
wejangane masuk wes nang...
ReplyDeleteBahasa Melayu juga hampir punah di Riau..
ReplyDeleteklo gitu saya setuju sama mbah kangkung....
ReplyDeleteoalah...., tak ajari boso jowo kang...
ReplyDeletecuk, nyapo kowe mejangi aku....
:)) kabur sebelum ditimpuk eyangnya kang nabi.....
anak jaman sekarang lebih suka boso linggis ketimbang boso pribumi. di wejangin simbah paling nek apene rabi, kuwi nek di rungok e.
ReplyDeletearek saiki pancen wes kakean polah.
moga cepet menikah ya..... :)
ReplyDeleteapapun wejangannya, yg pentin dari Ortu kita, ttp ada manfaatnya.. waktu yg menetukan nanti
ReplyDeleteDalem dunia ini ada 2 tipe orang yang simpel nang...
ReplyDeleteOrang yang Pinter ( orang yang mau belajar dan ngga melakukan kesalahan dalam hidup )
Ama orang yang bijak ( orang yang belajar dari kesalahan hidup nya )
jadi kangan sama ortu, udah 2 tahun gak pulang kampung :D
ReplyDeletembah kakung nya di ajak ngeblog wae mas.... :D
ReplyDeletemantep wejangane mbah :)
ReplyDeleteyo mending rasah ngomong jowo..
ReplyDeletendak malah kepleset.
hahaha..
Woooo ternyata sampeyan ki durung pernah ngrasakke nikmate donya thooo .. rabi maksutku...isih legan..maka ne ... iso piknik terus saben minggu ... cobo mengko yen wi Rabi ...
ReplyDeletememang kalo untuk bahasa kromo inggil aga berat deh...
ReplyDeletekalo aku agak gak begitu setuju bahwa anak2x yg udah 'jadi' DIHARUSKAN menyisihkan uangnya untuk orang tua. kok jadinya macam membayar sih. harusnya saat orang tua melahirkan dan membesarkan anak, tidak pamrih atau meminta balasan dikemudian hari.
ReplyDeleteso, anak2x kalo mau menyisihkan uangnya aturannya juga karena ikhlas dan ingin, bukan karena terpaksa
entah kenapa saya baca mbah kakung kok jadi ingat ndoro kakung :)
ReplyDeleteMungkin intinya lebih kepada membahagiakan orang tua,karena banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan orang tua kita. Dan jika dengan memberikan sedikit rizki bisa membuat orang tua kita bahagia, kenapa tidak?
ReplyDeleteHidup mbah kakung... !!!!
,jadi inget mbahku yg udah di surga.....
ReplyDelete,dy baek bgt..... hikz"
iyo nang, aku kaget awakmu boso indonesaan terus pas tumbas tempe penyet wingi.. hahahaha...
ReplyDeletemosok kalah karo aku.. huwakakaka...