Sepintas memang terlihat seperti gapura pada umumnya. Tapi ini lain. Tulisan pasarku pasarmu mengingatkan saya kembali sebuah tagline yang sangat melekat pada blog biru ini... Anang adalah Anang'ku' bukan Anang'mu' atau Anang-nya mereka...!!! Hahaha....
Pasarku pasarmu ini memiliki makna bahwa keberadaan pasar itu sejatinya adalah menjadi milik bersama. Bukan hanya milik para pedagang yang memiliki lapak dagangan atau kios-kios di dalam pasar, melainkan juga milik masyarakat pasar yang melakukan aktivitasnya di pasar.
Makna lain yang bisa kita petik dari rasa kebersamaan dan saling memiliki terhadap pasar adalah sebuah upaya untuk menimbulkan sebuah tanggung jawab bersama atas kebersihan dan kenyamanan suasana dalam pasar. Seperti kita ketahui bersama, selama ini pasar juga menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah. Nah, ini juga menjadi tugas pemerintah untuk merawat, membina, dan menata kembali pasar-pasar tradisional.
Ini adalah tugas kita bersama untuk menjaga pasar agar jauh dari kesan kotor, kumuh dan becek yang selama ini melekat. Harapannya adalah supaya tercipta rasa nyaman dan menyenangkan saat beraktivitas jual-beli di pasar. Juga menata suasana pasar agar tetap terjaga keamanannya.
Pasar dari dulu telah menjadi jantung kehidupan masyarakat karena dari tempat inilah segala kebutuhan hidup masyarakat terpenuhi dan tercukupi. Mulai dari sandang, papan hingga pangan bisa diperoleh dengan mudah di pasar-pasar.
Selama ini pasar selalu teridentikkan dengan tempat jual-beli yang kumuh, kotor, becek dan bau tak enak yang menyengat, tidak aman, dan semrawut tanpa ada penataan yang pada akhirnya membuat suasana tidak kondusif. Pembeli enggan untuk datang dan pedagang harus menerima nasib buruk tak laku jualannya. Fenomena seperti ini nyaris merata di seluruh wilayah negeri ini.
Namun hebatnya, fakta ini tetap tidak menggoyahkan pandangan masyarakat akan arti penting pasar dalam kehidupan. Hingga akhirnya datang suatu masa dimana berdiri banyak pasar modern yang siap mencaplok era emas pasar-pasar tradisional...
Keberadaan pasar-pasar tradisional makin terancam dengan semakin maju dan pesatnya pola kehidupan manusia yang pada akhirnya membawa pasar ke dalam bentuk yang lebih modern. Dibangunlah pusat-pusat perbelanjaan megah nan elit yang menggantikan kedudukan pasar-pasar tradisional.
Jika pasar-pasar tradisional tetap pada stigma buruk yang melekat tersebut maka bukan tak mungkin akan semakin terkikis oleh pasar modern yang kian gencar mencari titik-titik strategis sebagai lahan pembangunannya.
Marilah tanggap terhadap kenyataan ini. Mari jadikan pasar sebagai tempat yang nyaman untuk berjual-beli. Janganlah membuang sampah sembarangan. Perlakukan lingkungan di sekitar pasar seperti laiknya lingkungan sekitar rumah yang selalu kita jaga kebersihannya. He... Iya ta?
Tujuan akhirnya nanti adalah terciptanya sebuah ketertiban, kenyamanan, kebersihan dan keindahan sebuah pasar yang sangat kita idamkan. Oh ya, keamanan juga... Hehe..
pertamax
ReplyDeletebukan pasar kembang yang terkenal dengan ehem-ehemnya itu... :D
duh kalo pasarku juga apa di situ ada yang jual mesin kayu?
ReplyDeletepasar kembang itu tempatnya orang jualan apa sih *gaya2 gak ngerti*
ReplyDeletefotonya bagus, jadi pengen sewa lapak disana? (lmao)
sayangnya bukan pasarnya atau pasar mereka...
ReplyDelete(doh) kapusan aku! ku kira pasar kembang yang di inu!
ReplyDeletepasar memang sebagai salah satu tools pergerakan perekonomian sebuah kawasan. Perputaran uang dan pajak sebagian tergantung dari denyut aktivitas pasar. Jika pasar nyaman dari segala sisi maka bisa dipastikan apapun bisa nyaman untuk proses pembangunan
iki pasar kembang endi?????
ReplyDeleteopo pasar kembang SUROBOYO?????
@ LuxsMan Kumara : ya, betul. pasar kembang surabaya.
ReplyDeleteHe.. he.., pasar memang milik kita bersama bos. tapi bukan cuma pasar, seharusnya semua fasilitas umum kita jaga bersama. kan kita bersama juga yang dapat manfaatnya :)
ReplyDeletepasarnya punya blog juga? siapa tahu terinspirasi blogmu, nang :P
ReplyDeleteku pikir pasar kembang di jogja..
ReplyDeletewkwkwkwkwkwkwk....
jadi kangen pasar jowo...
ReplyDeleteitu pasar yang "bioskop main seperti biasa itu bukan" ??
ReplyDeleteYuk kita ke pasar
ReplyDeletetuku kathox
wkwkwkwk
pasar kembang,, hahha,, kembang desa atau gimana nih mas??
ReplyDeletetapi kalau anangku
ReplyDeletebukan milik kita bersama kan???
:)
aq wingi ning sby hohohooh
ReplyDeletehayo kapan-kapan mrono maneh ;)
ReplyDeletesuwe ora mrene, komen sik ahh
ReplyDeletetak rani ki pasar kembang kidul stasiun tugu.
ReplyDeletehahahaha...
awas....copet...
ReplyDeletehehehehe pasar, pasti enek sing dodol tiwul, sego pecel....dawet dll yo nang?
ReplyDeletengilerrrr
suwe ra mlaku mlaku nang suroboyo..ono opo sing anyar nang kono mas?
ReplyDeletePasar... jd teringatr rumah...
ReplyDeletemasih adakah anak muda jaman sekarang yang suka keluyuran di pasar tradisional?
ReplyDeletekapitalis memang benar2 sukses di Indonesia, makin banyak Mall = membunuh rakyat jelata yang berdagang di pasar!
Kalo disini, yang terkenal untuk orang Indo namanya Pasar Cokit, keadaanya lebih jelek dari pasar di poto itu
ReplyDeletepasar tradisonal... tlah terlindas oleh pasar modern... sperti mall-mall.....
ReplyDeletesedih... ga ada lagi pasar mncari jodoh....
seperti yg ada di sungai kuantan.....
wakakkaa...
ReplyDeletenemu aja foto kayak gini.
hidup anang hohoho
pasarku pasarmu sih boleh aja mas anang, tapi jangan sampe pacarku pacarmu, heu heu...
ReplyDeletesarkem yoooo..hehe bukan yah.. lebih enak pasar tradisional mas, aromanya itu yang bener2 jadi ciri khas, segala bau becampur jadi satu, memang aga eneg tapi itulah seninya lhoo...
ReplyDelete@ badot inside : haha pacar milik bersama. mau? (lmao)
ReplyDeletenama pasar yang unik :)
ReplyDeletepasarnya anang yah pasarnya anag bukan pasarku atau pasarmu
ReplyDeletebdw pasarnya anag jualan iklan
langsung iso tak woco pikiranmu nang, hahahah.. mesti nyangkut pautne karo blogmu to. hahaha...
ReplyDeletepasar cedak ndi kui?
ReplyDeletePacarku pacarku... ada ga' ya :D
ReplyDeletewalah...moga2 pasarnya bisa ngunggulin mall yang pengunjungnya gak pernah sepi setiap saat itu ya...
ReplyDeletepadahal harga di pasar tradisional pastinya lebih murah di banding dengan Mall
cedhek omahku sing lawas. hehehe
ReplyDeleteHmm....Pasar tradisional harusnya dikelola lebih profesional :) lebih bersih dan lebih aman. no preman, no becek, no angkot sembarangan ;-P jadi lebih nyaman dan ga bikin macet, dan tentunya tetap lebih murah dari pasar swalayan :)
ReplyDeleteHayah,.... pokoke Anangku... ;)
ReplyDeleteSaya SEPAKAT untuk selalu memperjuangkan nasib para pedagang di pasar tradisional.... seharusnya pemerintah tidak pro sama para pelaku ekonomi kapitalis yang memberikan izin di mana-mana untuk pasar modern yang selalu menyaingi para pedagang di pasar tradisional. bayangkan betapa besar nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh pasar tradisional,, seperti adanya interaksi antara para pedagang dengan pembeli melalui metode tawar menawar.. nilai ini adalah nilai luhur bangsa timur.. salut untuk tulisannya mas anang.. salam kenal..
ReplyDeletepasar mana
ReplyDeletepasar.. pasar.. ohh, pasar.. akan selalu berubah seiring perkembangan zaman..
ReplyDelete