Tutorial Cari Uang

Wednesday, October 08, 2008

Lebaran Ketupat di Trenggalek

MULAI DARI TRADISI HINGGA MENJADI AJANG WISATA KULINER 'GRATIS'
Datang, Salaman, Basa-Basi, Duduk, Makan, Kenyang, dan Pulang


Ada yang unik di Trenggalek, tepatnya di kecamatan Durenan. Durenan adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Kota Durenan ini terletak persis di tengah-tengah antara jalan raya yang menghubungkan kota Trenggalek dengan Tulungagung. Terletak 17 km dari Trenggalek, dan 17 km dari Tulungagung. Gampang sekali menjangkau kota Durenan. Anda bisa naik bus atau angkutan umum lainnya dari Trenggalek maupun Tulungagung.

Durenan ini terkenal dengan kota santri dan terdapat pondok pesantren yang cukup dikenal. Asal kata Durenan ini menurut sejarahnya berasal kata dari duren atau durian. Entah, mungkin jaman dulu kita bisa menemukan dengan mudah durian ini tumbuh di Durenan... Hehe.. Mungkin...

Di Durenan, lebaran ketupat selalu menjadi tradisi yang lebih meriah dan ramai dibandingkan dengan lebaran Idul Fitri 1 Syawal. Lebaran ketupat - orang Jawa sering menyebutnya dengan lebaran syawal, syawalan atau kupatan - merupakan tradisi turun-temurun yang hingga sekarang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Durenan, Trenggalek. Bahkan, Lebaran Ketupat Durenan ini menjadi salah satu objek pariwisata kuliner, religi, dan hiburan pada saat idul fitri.

Berikut ini sejarah lahirnya tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek, saya kutip dari website Pariwisata Trenggalek:

Tradisi Hari Raya Ketupat di Kecamatan Durenan berawal dari kebiasaan seorang ulama setempat yang hidup sekitar abad XIX. Saat itu, setelah melaksanakan Sholat Ied, seperti tradisi pada umumnya, warga Durenan saling bersilaturahmi. Lepas tanggal 1 Syawal, mereka melaksanakan puasa sunah selama enam hari, yaitu tanggal 2 sampai 7 Syawal. Usai puasa sunah tersebut pada hari ketujuh, mereka mengadakan perayaan ketupat atau lazim disebut dengan "Bada Ketupat atau Kupatan".

Dalam perayaan tersebut, para ulama setempat mengadakan silaturahmi ke Trenggalek untuk menghadap Bupati yang saat itu lazim dipanggil "Ndoro Kanjeng". Pada saat itu sudah menjadi kebiasaan bagi Penguasa Trenggalek bahwa Ndoro Kanjeng mengadakan semacam Open House pada Hari Raya Idul Fitri ke-tujuh. Konon sebagai oleh-oleh dari Durenan, para tamu mempersembahkan ketupat kepada Ndoro Kanjeng.

Tradisi ini terus berlanjut sampai sekarang dan dari tahun ke tahun pelaksanaannya semakin meriah. Semua tamu, baik sudah kenal atau belum, akan memperoleh hidangan ketupat setiap bersilaturahmi ke rumah-rumah warga Durenan.

Lebaran ketupat ini dilaksanakan setiap hari ke-delapan di bulan syawal. Lebaran ketupat ini merupakan wujud apresiasi masyarakat Durenan setelah mereka berhasil menunaikan puasa sunnah enam hari selama bulan Syawal. Mereka menjalankan puasa Syawal mulai dari tanggal 2 Syawal hingga tanggal 7 Syawal. Nah, pada 8 Syawal diadakan lebaran ketupat. Kurang lebih ada delapan desa yang merayakan lebaran ketupat ini di Durenan. Masing-masing adalah desa Durenan, Kendalrejo, Semarum, Pakis, Sumbergayam, Ngadisuko, Pandean, dan Kamulan.

Pada saat lebaran ketupat, siapa saja yang datang dan bertamu ke Durenan akan disambut dengan aneka makanan dengan sajian ketupat. Ketupat yang disajikan bagi para tamu itu biasanya dihidangkan lengkap beserta sayur dan lauk-pauknya. Sayur bisa berupa opor ayam, dan sayur lodeh. Sayur lodeh yang umumnya disajikan berupa lodeh nangka maupun lodeh kacang panjang, bisa juga lodeh jenis lain. Tinggal pilih saja.

Di desa tersebut saat hari raya kupatan, setiap rumah memang menyediakan makanan 'gratis' berupa ketupat. Nah, semua makanan tersebut pada dasarnya disajikan 'gratis' untuk para tamu, tak perduli tamu yang datang itu dikenal maupun tidak dikenal. Pokoknya tamu-tamu itu berhak dan bahkan wajib diberikan 'sajian makanan gratis' berupa ketupat dan aneka sayurnya itu. Mak nyus deh!!!

Kalau dulu orang yang datang kebanyakan dikenal, sekarang kebalikannya. Banyak sekali orang yang tak dikenal datang ke Durenan, Trenggalek. Mereka datang hanya untuk mencicipi sajian makanan 'gratis' yang dihidangkan secara cuma-cuma untuk para tamu. Makan-makan!!

Para tamu yang datang kebanyakan dari kabupaten di sekitar Trenggalek. Mereka datang dari Kabupaten Kediri, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, atau bahkan dari Surabaya, dan kabupaten maupun propinsi lain. Ini bisa dilihat dari variasi plat nomer kendaraan yang menyerbu Trenggalek.

Akibatnya bisa ditebak, setiap hari raya lebaran ketupat ini kota Durenan penuh sesak dengan para pendatang dari luar kota. Puluhan ribu orang datang berduyun-duyun dengan kendaraan charteran, mobil, bus, dan yang lebih banyak lagi mereka yang bersepeda motor.

Tak pelak, setiap hari raya lebaran ketupat di Durenan, polisi lalu lintas dan pengguna jalan yang kena imbasnya. Jalan raya selebar 10 meter dan sepanjang daerah yang merayakan lebaran ketupat di Durenan itu penuh dengan kendaraan, baik yang datang menuju Durenan maupun kendaraan yang sedang parkir. Jalur yang menghubungkan kota Trenggalek dengan Tulungagung menjadi lumpuh seketika saat lebaran ketupat. Hiks...

55 comments:

  1. o... itu cerita awal atawa ashabul kishoh syawalan atau bodo kecil itu.. malah baru tahu disini ini. Yang namanya tradisi ya... perlu dilestarikan (asal masih pure nggak di tumpangi kepentingan2 non cultural)

    ReplyDelete
  2. waktu beberapa tahun lalu cc ga mudik lebaran, teman cc ngajakin kekampungnya di jawa timur, biar bisa ngeliad lebaran ketupat itu kek apa.. soalnya, kata dy, d Makassar ga ada kek gituan hehehehe sayang, waktu itu cc ga bisa ikut ke kampungnya, jadi sampe skg tau dari cerita aja.. ini lagi nambah 1 koleksi cerita lagi.. :D kapan ya bisa ikutan? :P

    ReplyDelete
  3. enakan ng TUBAN. muter2 keliling kota turu nang HOTEL ..bhuahahahahaha

    ReplyDelete
  4. wah, kalo ud bicara gratisan pasti banyak yang nyerbu... padahalklo sampe carter mobil segalakan malah jadi gede ongkos transportnya yak?? hihihi... tapi mungkin kerna ud tradisi kali yahh...

    seru juga bisa makan ketupat di rumah2 penduduk... cicip sana cicip sini... cocok nih buat yang masih ngekos... lumayan buat perbaikan gizi... hehehe...

    ReplyDelete
  5. ibnuku juga di Galek. tapi di desa BULUAGUNG gak jauh kan dari durenan?

    ReplyDelete
  6. waaaaaa, aq gag mudik ke T.Agung rek, sedih deh...hiks..

    tolong beri nilai fotoku di cisthousephoto terima kasih..

    ReplyDelete
  7. Aku tadi ke Jakarta bawa oleholehnya bukan ketupat kok, tapi sate ayam ponorogo

    ReplyDelete
  8. kasian ya, harus nunggu gratisan buat makan kupat :D berapa sih harga kupat :P

    ReplyDelete
  9. Hah !!! bener gratis ? Makan sepuasnya ? Ke semua rumah ? Wuahhhhh...Ajibbbbb.

    *ngitung ongkos Trenggalek -Surabaya PP

    ReplyDelete
  10. wah eunak nek diparingi ketupat

    ReplyDelete
  11. Maafkan Vy lahir batin ya Anang...

    ReplyDelete
  12. neng nggonku wes gak usum kupatan, hiks... jarene minyak tanah mahal... asem iks.. kupatan dipadake mbek sembako...
    kupat'e kirim rene nang...

    ReplyDelete
  13. nang daerahku kok ora tau ono acara bodo kupat yo...nggonaku sing ndeso opo malah justru wes tergerus modernisasi ya?? hayahhh....

    ReplyDelete
  14. kangeeeeeeeeeeen kupat
    wekekekek saiki mesti ndak iso ngrasakne, lebaran ke 5 wes balik yaharta

    ReplyDelete
  15. wah..
    nggonku ra ono kupat kang...

    ReplyDelete
  16. tanngung jawab nang... mingin-mingin aku kupat kudu kirim mrene pokok'e...
    pie? di rar disek? oke rapopo.. ojo lali jangan'e bungkus mbek pdf ben gak kutah kabeh..

    ReplyDelete
  17. "Lepas tanggal 1 Syawal, mereka melaksanakan puasa sunah selama enam hari, yaitu tanggal 2 sampai 7 Syawal. Usai puasa sunah tersebut pada hari ketujuh, mereka mengadakan perayaan ketupat atau lazim disebut dengan Lebaran Ketupat"


    o... BEGITU thO sejarahnya!

    berarti hari ini tho cak.... mana kupatnya? difoto ya...

    ReplyDelete
  18. waah kaya di kampung budhe saya di magelaangg...

    ReplyDelete
  19. wah asyik yah tradisinya..
    kalo sy dikasih makanan sy mau..... :D

    ReplyDelete
  20. owalah ngunu to critane mas.. he..he..

    Suip... Tapi sayang lebaran kali ini aku gak isa ngerasakan nikmatnya makan ketupat coz harus buru-buru balik ke Suranaya... Sabar.. Sabar.....

    ReplyDelete
  21. bisa mabok ketupat tuh!
    wkeekekkekeke!

    ReplyDelete
  22. aku gak pernah ke tranggalek..tp ingin banget ke sana...

    ReplyDelete
  23. hmmm... jakarta bisa ga yak kaya gitu? kayaknya ga bisa degh.. sibuk sama urusan masing -masing wekekekekek

    ReplyDelete
  24. Bertamu ke 5 rumah artinya 5 piring ketupat , busyeet, kenyang deh ....

    ReplyDelete
  25. pasti seru tu nang lebaran ketupatnya :D

    ReplyDelete
  26. wah ternyata begitu sejarahnya! di daerah durenan katanya sejuk dan masih asri ya?

    ReplyDelete
  27. waduh, telat! lebaran ketupat nyah kemaren ye Nang..?
    oya, minal aidin wal faidzin ya.. ma'af lahir bathin

    ReplyDelete
  28. Cak. Aku kok jadi gak bisa nahan air lir ya, mbaca soal maknyus nya...

    ReplyDelete
  29. Kayak di Pekalongan dunk ya, hari raya ke 7 ada tradisi "krapyakan" , potong lopis raksasa, org yg datang ke sana dipersilakan makan gratis di rumah siapa saja di area krapyak

    ReplyDelete
  30. di kampungku sono juga ada bada kupat tapi ya ndak ada tradisi makan gratis buat tamu yg ndak dikenal, paling hanya saling memberi ketupat ma sayurnya

    ReplyDelete
  31. kalo ketupat yang ini mau ndak?

    http://deteksi.info/2008/10/ketupat-lebaran-dan-lebaran-ketupat/

    ReplyDelete
  32. Jadi pengen ke trenggalek :)
    pasti ramai tuh.....
    Maaf lahir bathin ya mas *mudah2an belum terlambat*
    Oh iya, kalau sempat ke blog saya ya mas, ada sedikit titipan mohon diambil :)

    ReplyDelete
  33. waaah...sama ya ada riyoyo kupat seminggu setelahnya. tp aku gak pernah ngerasain di Malang krn pasti sdh sampe Jkt lagi...jadi gak ngerti gimana tuh acaranya, sama dgn Trenggalek apa nggak...kayaknya sih cuma nganter2 kupat ke tetangga2...kalo pas takbiran, nganter2 nasi berkatan...

    ReplyDelete
  34. Wah, koyo'e kok menarik yo...
    Jadi kepingin.
    Yo wis maaf lahir batin yo, Mas.

    ReplyDelete
  35. mas anang,,,kota durenan ada duren beneran gag?klo mau aq tak kesana,,hehehe

    ReplyDelete
  36. aku untunge wis mangan kupat nggone dulurku.. nek nang nganjuk (spesielli nang gangku) gak enek kupatan.. mbuh, aneh...

    ReplyDelete
  37. wah.. sama dengan kampung saya, semua makanan (ketupat2 itu) gratis di hari raya..

    di Riau ada namanya hari raya enam (dihari ke-7 syawal) juga lebih rame dari 1 Syawal!

    ReplyDelete
  38. gresik juga ada mas
    di daerah terate gresik, mereka tidak merayakan idul fitri pada 1 syawal tapi pas kupatan, jadi mereka berkunjung ke sanak sodara pas kupatannya bukan pas 1 syawalnya

    ReplyDelete
  39. Gendang melayu bunyinya lantang,
    Dara di hilir menari Zapin
    Ramadhan berlalu Syawalpun datang
    Mohon maaf lahir & batin

    Berharap padi dalam lesung,
    Yang ada cuma rumpun jerami,
    Harapan hati bertatap langsung,
    Hanya bermimpi dari sini.

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H.
    Taqobalallahu minna waminkum wataqabbal ya karim.

    ReplyDelete
  40. kasian aku blum tau daerah Trenggalek :( kpan yach bisa kesana? :) Kpn2 ajak ugiQ ya mas anang? :) :)

    ReplyDelete
  41. mohon maaf lahir dan batin ya...

    **kalo masih ada ketupatnya kirim ke bogor dunx.. disini cuma ada lontong sayur:(

    ReplyDelete
  42. selamat lebaran..
    mohon maaf lahir dan batin..

    ReplyDelete
  43. sy tdk sempat syawalan tahun ini *sigh*

    ReplyDelete
  44. damn, kedisikan postingan kupatan di durenan... ya sudahlah aku bagian foto fotonya saja...

    ReplyDelete
  45. lg krisis ekonomi neh. makan mulu ! *sambil ngunyah mangga*

    ReplyDelete
  46. met lebaran juga mas Anang..
    enak banget makan duren ketupat
    heuheuheeu

    ReplyDelete
  47. saya jg ada hadiah ketupat di blog sy :)

    ReplyDelete
  48. met lebaran juga mas Anang..

    ReplyDelete
  49. trenggalek sblah mana mass ??? aq daerah ngadirenggo :D

    ReplyDelete
  50. met lebaran mas. moga ngeblognya makin lancar dan rajin. kita selalu mendukungmu..

    ReplyDelete
  51. om pean ki trenggalek seh ngendi to aku yo nggalek ow

    ReplyDelete

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.

Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)