Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Monday, February 11, 2008
Double Winner Sriwijaya FC
KAWINKAN GELAR COPA INDONESIA DENGAN LIGA INDONESIA
Final yang seharusnya dihelat di stadion utama Gelora Bung Karno Jakarta akhirnya dipindah ke Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Jawa Barat rupanya tidak mengurangi beban kedua tim asal Sumatera yang bertemu di final Liga Djarum Indonesia musim ini. Kalau sebelumnya tim asal Jawa yang mendominasi di Liga Djarum, kini giliran tim Sumatera yang mengaum di tanah Jawa. Yup, untuk pertama kalinya dalam sejarah Liga Indonesia terjadi all Sumatera Final.
Pertandingan berjalan menarik dan menegangkan, kedua tim menerapkan strategi sepakbola yang ciamik. Menunjukkan bahwa mereka memang layak ada di partai final ini. Sriwijaya unggul terlebih dahulu melalui Obiora di menit 15 yang menyambut tendangan bebas dari Zah Rahan. PSMS semakin bernafsu untuk menyamakan kedudukan. Alih-alih menyamakan kedudukan, yang mereka dapati malah diusirnya bek Murphy Komunple mendapat kartu merah dari wasit Purwanto asal Kediri, gara-garanya tak sanggup bangkit dari jatuh sehingga menarik kaos Obiora yang berpeluang tinggal menghadapi kiper Markus Horison hahahahaha...
Usaha anak asuh Freddy Muli, PSMS untuk menyamakan kedudukan akhirnya datang di babak kedua, tepatnya di menit ke 69, setelah tendangan striker James Koko Lomel menembus jala gawang Ferry Rotinsulu. Pertandingan normal 90 menit pun berakhir dengan kedudukan imbang 1-1 dan harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu 2x15 menit.
Di perpanjangan waktu pertama, kedua tim masih berambisi menambah pundi-pundi gol mereka, namun hasilnya kedudukan masih tetap imbang 1-1. Dewi Fortuna pun akhirnya menghampiri Sriwijaya FC setelah tandukan Keith Kayamba menyusul sepak pojok Alamsyah Nasution di menit ke 107 berhasil menelusup masuk ke gawang PSMS.
Dan akhirnya kemenangan Sriwijaya FC semakin jelas menghampiri kala Markus Horison si kiper plontos itu melakukan blunder fatal. Di enam menit terakhir babak perpanjangan waktu kedua ia nekat maju hingga pertahanan Sriwijaya untuk membantu menyamakan kedudukan berharap mampu menyongsong bola hasil tendangan penjuru. Namun, alih-alih membantu, yang ada malah blunder Markus ini berhasil dimanfaatkan anak-anak Sriwijaya FC lewat counter attack yang cepat bola langsung mendarat di kaki Zah Rahan yang sudah berdiri langsung mencocor bola dan bola bergulir pelan ke arah gawang PSMS yang kosong melompong tanpa penjaga gawang.Markus Horison pun tak sanggup mengejar bola meski ia sudah berusaha lari sekuat tenaga dari pertahanan Sriwijaya FC.
Sungguh sebuah blunder fatal yang dilakukan Markus, padahal di menit akhir PSMS mampu menyerang pertahanan Sriwijaya FC untuk memaksakan pertandingan berakhir imbang dan menuju ke babak tos-tosan adu pinalti. Namun sayang dengan gol ke tiga Sriwijaya FC ini akhirnya menghambat PSMS mewujudkan mimpi menjadi Juara Liga Djarum Indonesia musim ini... Dan tropi pun harus terbang ke tanah Palembang....
Selamat untuk Sriwijaya FC dan juga sang arsitek mereka Rahmad Darmawan, memang mereka adalah juara sejati musim ini, yang berhasil mengawinkan gelar Copa Indonesia dan Liga Indonesia. Benar-benar sebuah pencapaian fantastico... Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola kita ada tim yang mampu melakukan double winner... Dan itu adalah Sriwijaya FC... Saluto!!
Final yang seharusnya dihelat di stadion utama Gelora Bung Karno Jakarta akhirnya dipindah ke Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Jawa Barat rupanya tidak mengurangi beban kedua tim asal Sumatera yang bertemu di final Liga Djarum Indonesia musim ini. Kalau sebelumnya tim asal Jawa yang mendominasi di Liga Djarum, kini giliran tim Sumatera yang mengaum di tanah Jawa. Yup, untuk pertama kalinya dalam sejarah Liga Indonesia terjadi all Sumatera Final.
Pertandingan berjalan menarik dan menegangkan, kedua tim menerapkan strategi sepakbola yang ciamik. Menunjukkan bahwa mereka memang layak ada di partai final ini. Sriwijaya unggul terlebih dahulu melalui Obiora di menit 15 yang menyambut tendangan bebas dari Zah Rahan. PSMS semakin bernafsu untuk menyamakan kedudukan. Alih-alih menyamakan kedudukan, yang mereka dapati malah diusirnya bek Murphy Komunple mendapat kartu merah dari wasit Purwanto asal Kediri, gara-garanya tak sanggup bangkit dari jatuh sehingga menarik kaos Obiora yang berpeluang tinggal menghadapi kiper Markus Horison hahahahaha...
Usaha anak asuh Freddy Muli, PSMS untuk menyamakan kedudukan akhirnya datang di babak kedua, tepatnya di menit ke 69, setelah tendangan striker James Koko Lomel menembus jala gawang Ferry Rotinsulu. Pertandingan normal 90 menit pun berakhir dengan kedudukan imbang 1-1 dan harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu 2x15 menit.
Di perpanjangan waktu pertama, kedua tim masih berambisi menambah pundi-pundi gol mereka, namun hasilnya kedudukan masih tetap imbang 1-1. Dewi Fortuna pun akhirnya menghampiri Sriwijaya FC setelah tandukan Keith Kayamba menyusul sepak pojok Alamsyah Nasution di menit ke 107 berhasil menelusup masuk ke gawang PSMS.
Dan akhirnya kemenangan Sriwijaya FC semakin jelas menghampiri kala Markus Horison si kiper plontos itu melakukan blunder fatal. Di enam menit terakhir babak perpanjangan waktu kedua ia nekat maju hingga pertahanan Sriwijaya untuk membantu menyamakan kedudukan berharap mampu menyongsong bola hasil tendangan penjuru. Namun, alih-alih membantu, yang ada malah blunder Markus ini berhasil dimanfaatkan anak-anak Sriwijaya FC lewat counter attack yang cepat bola langsung mendarat di kaki Zah Rahan yang sudah berdiri langsung mencocor bola dan bola bergulir pelan ke arah gawang PSMS yang kosong melompong tanpa penjaga gawang.Markus Horison pun tak sanggup mengejar bola meski ia sudah berusaha lari sekuat tenaga dari pertahanan Sriwijaya FC.
Sungguh sebuah blunder fatal yang dilakukan Markus, padahal di menit akhir PSMS mampu menyerang pertahanan Sriwijaya FC untuk memaksakan pertandingan berakhir imbang dan menuju ke babak tos-tosan adu pinalti. Namun sayang dengan gol ke tiga Sriwijaya FC ini akhirnya menghambat PSMS mewujudkan mimpi menjadi Juara Liga Djarum Indonesia musim ini... Dan tropi pun harus terbang ke tanah Palembang....
Selamat untuk Sriwijaya FC dan juga sang arsitek mereka Rahmad Darmawan, memang mereka adalah juara sejati musim ini, yang berhasil mengawinkan gelar Copa Indonesia dan Liga Indonesia. Benar-benar sebuah pencapaian fantastico... Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola kita ada tim yang mampu melakukan double winner... Dan itu adalah Sriwijaya FC... Saluto!!
21 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
selamat ya :)
ReplyDeleteRupanya kang Anang ini pengamat sepakbola yang bagus..baru tahu aku kang.. :)
ReplyDeleteKalau jaman dulu sekali, aku suka benget njagoin Persebaya atau PSIS Semarang, sekarang nggak pernah ngikuti lagi persepakbolaan nasional.
ReplyDeleteRupanya penggemar sepak bola juga toh.. Selamat atas kemenangan Sriwijaya.. :D
ReplyDeletewaks...aku nulis bal-balan juga, ternyata sampeyan wis nulis duluan cak xixixi....lengkab2
ReplyDeleteeh ada maiden...kemana aja maid?
mas, bisa jelasin ini gak?
ReplyDeletehttp://detnot.wordpress.com/2008/02/11/ada-apa-dengan-anangku/
*matur suwun dan maap kalo ketinggalan berita :D
btw selamat buat sriwijaya FC, om rahmat emang jagoo teopeee
Horeeee!
ReplyDeleteIkut seneng buat Sriwijaya FC yang kipernya te-o-pe, jagoanku (sementara ini, kecuali kalo Sasuke ntar jadi baek lagi, hihihi).
Tp kesian jg ngebayangin kiper PSMS yg pasti bakal diomelin karena ninggalin gawangnya gitu. Hiks...
hebat!!!
ReplyDeletepadahal setahuku sriwijaya ini pemain baru(apa aku yang baru mendengarnya??), karena setahuku mereka tak ada rame ramenya sebelum d pegang kang rahmat yang sinam=)
weeiiijann..lengkap bgt...!!!!
ReplyDeletehiks....
ReplyDeletepadahal aku njagoin PSMS Medan...
soalnya aku asli orang sana !!
(bacanya pake logat Medan yang rada kental)
nek aku seng penting jangan Persij*
ReplyDeleteAlhamdulillah aku gak doyan bola jadi apapun yang terjadi diriku tetep adem ayem. Dan aku makin gak doyan lagi liat supporter bola yang anarkis kayak di Senayan,...
ReplyDeletewahh nyesel aq nyesel mas ngg nonton, gara2 mati lampu..hiks.. :(
ReplyDeletega ada skrin syutnya nih mas...
ReplyDeleteato ga videonya... jadiii lebih lengkap lagi... hehehe...
Selamat bwt SFC dan seluruh supporternya !!!
ReplyDeletelapor...saya nonton dong. tapi separo-separo
ReplyDeletesediiih lihat markus ku kalah.
tapi geli liat pertandingan final tanpa penonton. maunya PSSI kuwi piye toh?
gimana nang, Sriwijaya emang maennya lebih bagus, sebagai putra medan saya turut bersedih. Ayo PSMS, masih ada tahun depan..
ReplyDeletebelum bisa mencintai sepakbola dalam negeri (ihh sombongg sekaleee!). anw selamat atas perkawinannya, semoga beranak ke liga championnya asia;)
ReplyDeleteselamat buat laskar wong kito :D:D
ReplyDeleteHidup SRIWIJAYA FC..
ReplyDeleteKembalikan kejayaan kerajaan Sriwijaya yang dahulu menguasai seluruh Selat Malaka, laut cina selatan hingga madagaskar..
hh
ReplyDelete