Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Wednesday, April 11, 2007
Bubarkan IPDN
Bubarkan saja IPDN... Ganti semua pengurus-pengurusnya... Ga pake IPDN IPDN-an lagi deh... Jadikan universitas seperti biasa saja di bawah Depdiknas...
Buat apa biaya APBN dikeluarkan secara sia-sia dan digunakan untuk menyekolahkan para calon pembunuh di IPDN... Cuma dijadikan sebagai ajang smackdown pemuas nafsu dan dendam.. Nafsu setan..... Beuh... Miris hati saya melihatnya.. ..
Uang pajak dari rakyat yang disetor ke pemerintah semestinya untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, untuk membangun negara dan menciptakan seorang pemimpin yang mampu mengayomi rakyatnya. Seorang pemimpin itu bukanlah seseorang yang harus dan minta dilayani oleh rakyatnya, namun seorang pemimpin itu adalah seseorang yang harus melayani rakyatnya..... Karena seorang pemimpin adalah pelayan rakyat... Tapi sekarang jaman sudah terbalik....
Mending uang itu untuk membantu berjuta-juta masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan di negeri ini. Mereka yang telah lama hidup menderita karena bencana alam maupun buatan, bencana buatan akibat korupsi yang menjadi fenomena akbar di Indonesia. Sementara para pemimpinnya hidup bermewah-mewah.... Duh duh... Piye to?
Oya, hidup pak Inu Kencana!! Saya bangga kepada seorang Inu yang dengan berani mengungkapkan fakta sebenarnya.... Salut!!! Di tengah-tengah buruknya sistem yang ada di IPDN ternyata masih ada seorang berhati putih macam Inu.... Bangga...!!!
Buat apa biaya APBN dikeluarkan secara sia-sia dan digunakan untuk menyekolahkan para calon pembunuh di IPDN... Cuma dijadikan sebagai ajang smackdown pemuas nafsu dan dendam.. Nafsu setan..... Beuh... Miris hati saya melihatnya.. ..
Uang pajak dari rakyat yang disetor ke pemerintah semestinya untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, untuk membangun negara dan menciptakan seorang pemimpin yang mampu mengayomi rakyatnya. Seorang pemimpin itu bukanlah seseorang yang harus dan minta dilayani oleh rakyatnya, namun seorang pemimpin itu adalah seseorang yang harus melayani rakyatnya..... Karena seorang pemimpin adalah pelayan rakyat... Tapi sekarang jaman sudah terbalik....
Mending uang itu untuk membantu berjuta-juta masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan di negeri ini. Mereka yang telah lama hidup menderita karena bencana alam maupun buatan, bencana buatan akibat korupsi yang menjadi fenomena akbar di Indonesia. Sementara para pemimpinnya hidup bermewah-mewah.... Duh duh... Piye to?
Oya, hidup pak Inu Kencana!! Saya bangga kepada seorang Inu yang dengan berani mengungkapkan fakta sebenarnya.... Salut!!! Di tengah-tengah buruknya sistem yang ada di IPDN ternyata masih ada seorang berhati putih macam Inu.... Bangga...!!!
40 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
PERTAMAXX!!
ReplyDeletedan soal IPDN, aku masih MARAH!!!
"dibekukan" dulu katanya, ntar "dicairkan" lagi....
ReplyDeletependidikan ala militer gak perlu, biar itu monopoli tentara.....
ga setuju...
ReplyDeleteperusahaan yang membutuhkan sekuriti, debt collector, tukang pukul dan sejenisnya masih banyak.
betul kata tukang ketik.. Indonesia butuh mereka...
ReplyDeleteKenapa harus dibubarkan? ganti nama aja, singkatan tetap. kan gampang. lagian emang seperti TUKANG KETIK bilang.. Indonesia butuh lulusan IPDN.. dari sana kita bisa mendapatkan tukang pukul, pembunuh, debt collector, dll dll yang berwawasan nasional, berakhlak bagus, keturunan bangsawan, sopan santun, dll... Intinya sih James Bond-nya tukang pukul deh... HIDUP IPDN !!!
ReplyDeleteOya.. kita juga bisa ekspor ke Timur Tengah untuk melindungi para TKW kita yang kayaknya lebih banyak jadi korban dibandingkan orang2 lemah yang tewas di IPDN...
Oya Pak Anang.. kayaknya pihak rumah sakit yang gak bener tuh.. masa babak belur sampe mati dibilang sakit?
ReplyDeleteternyata membubarkan IPDN tak semudah yang dibayangkan loh...
ReplyDeleteBubar-bubaaaaaaaaaaaaaaar
ReplyDeleteorg2 kayak pak inu itu justru harus di lindungi.....
ReplyDeletegghrrrrhhhh......marraaahhhhhh rasanya......
bubarin????
ReplyDeletenggak lah........
oknum bukanlah sistem......
hehehehehehe..........
orang-orang kayak pak inu tuh mati aja.....
ReplyDeleteorang dia juga suka nampar n mukul jg kok....
brengsek banget.... mau cuci tangan....
sedangkan dia juga bagian dari ipdn itu sendiri...
periksa inu kencana sekalian....
Fxxx U , Inu Kencana...
ayo kita kampanye untuk Pak Inu jadi rektor baru IPDN atau Menteri Dalam Negeri!!
ReplyDeleteiya jangan bubarin..
ReplyDeleteTUTUP aja TUTUP..:-)
ga mudah memang, tapi untuk berubah ke arah yg lebih baik memang ga gampang kan? kan? kan? (kaaaaaaannnnn)
bukan lagi oknum tapi sudah sistem sepertinya.
perlu berapa korban lagi kah untuk suatu pembenahan?
Entah apa yang ada dipikiran para aparat pemerintah kita, mungkin betul kata Kolumnis Budhiarto Shambazy bahwa kita adalan “Insane Society“, masyarakat tak waras, yang pandai memutarbalikkan kebodohan menjadi kecerdasan, kekerasan menjadi disiplin, dan kebenaran menjadi sampah, sementara kebohongan menjadi barang manis….
ReplyDeleteLuar biasa, para praja yang menjadi TERPIDANA pembunuhan Praja STPDN Wahyu Hidayat di tahun 2003 itu rupanya belum pernah me’nikmati’ eksekusi dari pengadilan, walau proses hukum mereka sudah selesai sejak 2005 lalu yang menghasilkan keputusan pengadilan Tinggi Bandung; masing2 (HANYA) 10 bulan penjara . Bahkan Mahkamah Agung sudah menolak kasasi yang mereka ajukan. Tapi BERUNTUNGLAH praja-praja pembunuh itu, status sosialnya membuat mereka diBOLEHKAN untuk menyelesaikan study di STPDN, walau dulu secara seremonial dinyatakan DIPECAT dari pendidikan. Bahkan mereka dijadikan PNS di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung dan Sumedang. Mereka JAUH lebih BERUNTUNG dari maling ayam, maling motor, koruptor teri, dll yang langsung diBUI ketika mulai diadili, dan hukumannya bisa lebih dari SETAHUN!!.
Empat dari terpidana itu; Bangun Robinson, Bennarekha Fibrianto, Oktaviano Santoso, dan hendi Setiadi menikmati indahnya menjadi PNS di Pemkot Bandung. Terus dua lainnya menjadi pegawai Pemda Sumedang. Enak nian, sudah membunuh praja, dipecat, diadili, divonis, tapi bisa kembali kuliah, diangkat jadi PNS dan melupakan ‘kejahatan’ nya di tahun 2003 ketika dengan arogannya membantai Wahyu Hidayat!
Memang insitusi sombong itu perlu dibubarkan, senasib dengan rektornya yang dinon aktifkan. Beberapa pemerintah daerah seperti beberapa kabupaten di Prop Kaltim juga sudah bertekad untuk MENOLAK lulusan IPDN itu, terkait budaya kekerasan yang dipraktekkan. Daerah lain seperti Papua mengajukan untuk memiliki sistem dan sekolah IPDN sendiri. Jawa tengah sudah keberatan untuk membiayai IPDN.
Seperti kata Tosari Wijaya, anggota DPR dari FPPP, IPDN hanya menghasilkan Drakula yang berseragam. Sadis.
Thread detik.com beritanya:
- Aneh, 8 penganiaya Wahyu Hidayat belum dieksekusi
- 4 Penganiaya Praja Wahyu Hidayat bekerja di Pemkot Bandung
- 2 Penganiaya Praja Wahyu Hidayat bekerja di Pemda Sumedang
waaakkkzzzzz............
ReplyDeletesetuju dengan SBY, beri waktu untuk perbaiki sistem!!!
Inu Kencana, jangan jadi orang munafik deeeh....
Lo pernah mukul juga kaaan???
Pembubaran IPDN adalah salah satu cara menyelamatkan bangsa dan birokrasi pemerintahan. Cuma, apakah ini diinginkan Pemerintah. Mereka sangat butuh kader yang hanya nurut ke atasan. Ada missi tersembunyi (disembunyikan) pada pendidikan ini. Bayangkan, puluhan mati disiksa dan entah korban lainnya. Tidak mungkin ini tindakan illegal, ini adalah strategi jitu untuk mempertahankan kekuasaan. Tidak mungkin itu hanya illegal oknum. Mbo Rektornya saja bela-belain, GTM, dan lain-lain. Rakyat sedang membayar mereka untuk menganiaya mereka. Mental mereka : Sekian orang mati dan tidak mau buka suara. Mereka itu calon lurah dan lulusannya sudah menjadi pejabat. Pantas kan negara ini busuk, memang kadernya juga dilatih dengan cara yang busuk.
ReplyDeleteudah, kampus IPDN jadiin paru-paru kota aja. Hancurkan, bikin taman yang hijau-hijau.
ReplyDeleteSabar mas-sabar mas *sambil megangin*
ReplyDeletetarik nafas...-lepas.....
setuju IPDN dibubarkan, tapi kalo emang gak bisa saya mo usul agar sebelum masuk IPDN para siswa mengikuti pendidikan non formal jurusan kekebalan tubuh atau anti pukul & tendang supaya kalo emang kekerasan di IPDN emang gak bisa di ilangin (yg kasus terakhir aja 2003 katanya gak bakal ada kekerasan lagi tapi nyatanya, tanya kenapa ?)para siswa udah pada siap, dan mungkin lulusan selain menjadi pamong mungkin bisa jadi tukang pukul atau magang di pertunjukan kuda lumping.
ReplyDeleteMembaca berita terpidana pembunuh wahyu hidayat bisa kerja di pemerintahan, saya jadi mikir2.
ReplyDeleteJangan2 yang jadi camat/lurah/apa saja di tempat ku adalah mantan pembunuh semua ya?
Jangan2 yang nandatangani KTP kita adalah pembunuh juga. Mengingat ada puluhan kasus tewasnya praja yang belum terungkap.
Negeri yang aneh...
Bubarin aja deh..!!
ReplyDeleteYeap....Metode pendidikan IDPN harus dikembalikan ke arah Akademis, bukan mileter. Karena IPDN melihat mahasiswanya bukan dari kemampuan otak berpikir tapi daya tahan terhadap Pukulan dan tendangan...STOP CRIME.
ReplyDeletehukuman gak adil..buat para praja sialan itu..
ReplyDeletebakar IPDN..
IPDN gak layak untuk generasi penerus kita!!
Lagian di jaman pemilihan langsung seperti sekarang ini memang masih dibutuhkan lulusan IPDN ya???
ReplyDeleteUdahlah bubarin ajah!
rakyat aja masih susah...
ReplyDeleteMalah dana APBN buat biayai IPDN..
Bubarkan saja!!
entar nunggu ipdn-sms-pollingnya selese dulu yah mas :d baru bisa dibubarin...
ReplyDeleteBubarkan IPDN.
ReplyDeleteKemarin juga ditemukan kuburan misterius di sekitar kampus IPDN, terus ada Praja IPDN yang hilang tak tahu rimbanya. Gimana itu? Apa ada kaitannya?
ReplyDeleteIPDN (Institut Pemerintah Di Nodai)
iya tuh...IPDN parah juga
ReplyDeletePejabat2 IPDN yg terkait kasus ini harus di berhentikan secara tidak hormat.
ReplyDeleteIkan busuk dari atasnya(kepala), bukan dari ekornya.
wah...setelah blogwalking sana-sini ternyata semua setuju IPDN harus bubar ya?
ReplyDeletehanya orang bodoh yg mau jatuh ke lubang yg sama. hanya orang tolol yang membiarkan kekerasan ini terus di biarkan. hanya orang tak berdaya yang terus berputar di lingkungan yg sama... so?? go to hell !!
ReplyDeleteBubarin Ajach IPDN GAk Penting Buat Bangsa INi. Oh iya Mas Tolong 10 LAgu BAratnya di share dong. Biar Devi Bisa Kirim ke temen2
ReplyDeleteBubarkan saja IPDN, Lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Anggaran negara terkuras untuk membiayai IPDN, padahal negeri ini membutuhkan biaya besar untuk alokasi pendidikan diluar IPDN. Kalau hanya mencetak birokrat yang tak bernurani dan bermental bejat untuk apa?
ReplyDeleteMari kita berpikir secara rasional, untuk keselamatan bangsa dan negara, bubarkan IPDN!
pokoknya bubar! bubar!!
ReplyDeleteIPDNBubarin aja tuhhhhhh
ReplyDeleteIPDN (Institut Pembantaian Dalam Negeri) ngakunya sekolah atau pendidikan dalam negeri namun kenyataan sudah banyak putra/i penerus bangsa sudah menjadi korban.
ReplyDeleteIPDN ini juga sama saja MarkasNya PKI yang terselubung. Lebih baik IPDN di bubarkan karena bertentangan dengan azaz kemanusiaan yang ada di Indonesia dan Para siswa (Praja) IPDN juga dipenjara karena mereka semua adalah pembunuh berdarah dingin termasuk pembimbing (Staf pengajar & Pimpinan IPDN)
IPDN "GO TO HELL" U ARE MOTHER FUCKER
Perombakan sistem, penggantian pengajar dan penundaan penerimaan hingga praja lulus semua adalah sama dengan pembubaran IPDN, so, yang bilang tidak terhadap pembubaran sama dengan ingin mempertahankan apa yang sudah banyak makan korban
ReplyDeleteHUH.....
Entahlah tapi setahu saya Lurah saya seorang alumni STPDN, namanya Pak Yayan Rohman, orangnya baiknya minta ampun, pintu rumahnya terbuka 24 jam untuk masyarakat, selain itu jika ada proyek pembangunan turun selalu diserahkan pengelolaannya pada masyarakat, padahal di kelurahan lain dikelola oleh Lurahnya sendiri.
ReplyDeleteTapi tetangga saya juga ada adik kelasnya pak Yayan Rohman, Mas Agus namanya, cuman orangnya biasa saja, alias tidak sebaik Pak Yayan Rohman, bahkan kemaren waktu minjem tangga lupa gak dibalikin hehe, tapi setelah saya minta ya dibalikin, katanya lupa.
Menurut saya sepertinya tidak semua alumni STPDN buruk perilakunya, bahkan Pak Yayan adalah Lurah terbaik di Kabupaten kami, tentunya versi masyarakat, bukan versi atasan saja. Tapi kabarnya atasannya juga senang dengan prestasinya, dan dengar dengar mau dipromosikan jabatannya, duh sedih deh kehilangan Lurah kesayangan kami, Selamat jalan pak yayan, tetaplah jadi pelayan masyarakat yang baik sebagaimana selama ini bapak telah melayani kami, terima kasih.
sepakat, bakar ipdn!!
ReplyDelete