Tutorial Cari Uang

Wednesday, May 16, 2007

Pembohongan Publik

Geram, membaca berita hari ini di Jawapos tentang wapres Yusuf Kalla yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang mencapai enam persen merupakan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan wapres menolak bahwa kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin bertambah.... Bah, enak kali kau ngomongnya...!! Meluncur begitu saja dari lidahmu tanpa kau lihat kenyataan yang telah terjadi di negeri ini....

Berikut ini kutipan beritanya:

Wapres: Rakyat Tambah Sejahtera

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi yang mencapai enam persen merupakan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menolak jika ada yang menilai kemiskinan dan pengangguran makin bertambah di Indonesia.

"Saya kira (pendapat itu) tidak benar. Kalau ada pertumbuhan ekonomi enam persen, rakyat tidak mungkin makin miskin," tegas Kalla usai tumpengan peringatan ulang tahunnya di Istana Wakil Presiden kemarin.

Kalla mengakui, masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Namun, Kalla meyakini jumlah penduduk miskin tidak bertambah di bawah kepemimpinannya. Sebaliknya, jumlah penduduk miskin pasti berkurang sesuai besarnya pertumbuhan ekonomi.

"Kalau ada pertumbuhan ekonomi enam persen, itu artinya orang tambah sejahtera enam persen secara rata-rata. Jadi pasti tidak benar kalau orang sekarang rakyat makin sengsara," kilahnya.

Dalam pandangan Wapres, rakyat Indonesia baru bisa dikatakan makin miskin jika pertumbuhan ekonomi negatif, seperti pernah terjadi pada 1999. Indikator lain, terjadi perlemahan kemampuan ekonomi seperti daya beli masyarakat menurun dan terjadi antrean panjang ketika membeli bahan makanan pokok.

"Sekarang kan tidak terjadi negative growth seperti tahun 1999, rakyat demo kenaikan BBM dan harga beras juga sudah berkurang, bunga utang di bank juga sudah turun," tukasnya. (noe)

Kenapa kau tutup matamu terhadap penderitaan rakyat negeri ini wahai wakil presidenku? Lihatlah sekarang di sekitarmu, berpuluh-puluh ribu masyarakat sidoarjo mendadak miskin dan menderita gara-gara ulah Lapindo yang dimiliki salah satu menterimu. Menteri yang katanya mengurusi kesejahteraan rakyat, tapi kenapa malah menghancurkan impian rakyat untuk hidup tenang damai dan nyaman di negerinya sendiri?

Sementara berjuta-juta rakyat lainnya masih hidup serba sangat sederhana, tidak tahu besok mau makan apa, bagaimana cara mendapatkan uang? Bingung bagaimana caranya membayar tunggakan dan utang-utang yang semakin menumpuk menambah berat beban yang dipikul di pundak mereka?

Wapres Yusuf Kalla, andai engkau kini tak menjabat wakil presiden dan engkau hanya seorang rakyat biasa, saya dan rakyat Indonesia pun tahu bahwa mungkin akan berbeda yang engkau ucapkan. Engkau akan mengatakan bahwa di negeri ini kemiskinan semakin meningkat!!!

Mungkin karena hanya ingin berada di posisi aman saja, untuk mengamankan posisimu yang empuk sekarang di singgasana wakil presiden Republik Indonesia, engkau tega melakukan hal seperti ini. Begitupun pejabat-pejabat yang lain.... Entah itu Presiden, Menteri, bahkan sampai kepala desa sekalipun semua sama....

Engkau berujar bahwa indikator pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6 persen itu menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ya dari segi statistik memang itu betul, tapi hanya sebagian kecil, catat pak wakil presiden!! HANYA SEBAGIAN KECIL dari rakyat Indonesia yang menikmati angka-angka statistik tersebut. Sebagai contoh ya kembali lagi salah satu menterimu itu yang menikmati pertumbuhan ekonomi ini!! Ya menkokesramu itu lho!! Sementara sebagian besar rakyat lainnya masih terpuruk dalam kemiskinan dan ketiadaan...

Ah capek ngomongin negeri ini...... Kapan ya negeri ini bisa makmur...???

29 comments:

  1. Kita biasa berteriak, 'hai pejabat, bagaimana omonganmu kalau kau berada di posisi kami?!?' mari sejenak saja kita balik, apa yang kita lakukan jika ada di posisi pejabat itu? Kalau aku jadi pejabat, mungkin aku tak jauh2 dari yusuf kalla atau bahkan anggota DPR. bagaimana denganmu? *untung tidak jadi pejabat*

    ReplyDelete
  2. Negeri kita makmur? kapan kapan deh NAng, kalau susah nggak hujan hehehe *emang mau jemur kasur?

    ReplyDelete
  3. nang, makanya jangan ngomong doank. ga bakal ada habisnya. capek kan jadinya. ayo bantu mikir gimana supaya negara ini bisa makmur hehe :D

    ReplyDelete
  4. Emang capek kalo ngomongin negeri ini, mending nyari aksi konkrit untuk menolong negeri ini.

    ReplyDelete
  5. *menghela nafas dalam-dalam*

    ReplyDelete
  6. iyo ki ngapusi, wong pengangguran ish akeh dan kemiskinan dimaa2

    ReplyDelete
  7. negeri kita makmur?...
    ah ga usah ngarap banyak-banyak de... kayaknya bakal laaamaaa banget itu terjadinya....
    lama-lama... jadi makin miris liat pejabat kita yang ga tau aturan itu... :P

    ReplyDelete
  8. dulu, sewaktu demo besar2an tahun 1998. ada salah satu mahasiswa pendemo ditanya oleh salah satu stasiun televisi "klo jadi menteri, kepingin jadi menteri apa?" mahasiswa jawab "menteri keuangan", "kenapa?", "lahan basah, biar bisa korupsi". kalau belum pernah jadi pejabat yang jujur.. ngomongin -hal- korupsi yang dilakukan para pejabat.. rasa-rasanya kurang cocok ehehuehueheuhe.. hidup koruptor!!

    ReplyDelete
  9. namanya juga kala, kala2 bener, kala2 keliru

    ReplyDelete
  10. TO GALIH : Itu kan kamu Lih. Ndak semua pejabat bobrok kayak gitu. Dan NDAK SEMUA ORANG NON-PEJABAT YANG BERPIKIRAN DIA BAKAL BOBROK JIKA DIA JADI PEJABAT. (bahkan sebelum dia jadi pejabat loh. mengenaskan....)

    ReplyDelete
  11. Ikut nimbrung boleh kan he..
    Memang bener negeri kita makmur, tapi kalau ngomongin mereka2 yang kurang tepat kayaknya ga bakal habis2, mungkin lebih baik kita belajar berbenah dari pribadi kita dulu, Insya Allah kalau kita diperkenankan sama yang diatas menempati posisi mereka, kita tidak akan seperti mereka.

    ReplyDelete
  12. Untuk ukuran negara berkembang, Jusuf Kalla ga salah kok mas. Pertumbuhan ekonomi 6% itu lumayan lho mas ketimbang jaman Megawati. Justru kita harusnya salut sama sby-kalla, karena walaupun mereka mengalami masa-masa sulit, perekonomian bisa selalu stabil.

    ReplyDelete
  13. katanya tahun 2030 indonesia akan menjadi negara yang patut diperhitungkan.. mudah2an saja, Amin.

    ReplyDelete
  14. halo pak, ikutan nimbrung, truh wapres kita emang mungkin "asbun" deh... banyak perkataannya yang kadang2 gak pantas dikeluarkan oleh seorang wapres... but yah gto deh kualitas seorang wapres yang dipilih secara demokratis, kalo kualitasnya kurang ya berarti ada yang salah dengan sistem pemilihan kita, kok yang kualitas rendah bisa naik jadi wapres? mas tukeran link dong, saya dah link disini: ghozan dan reswa, trims

    ReplyDelete
  15. moga wapres atau siapa lah orang dekatnya baca blog ini....sehingga tidak ASBUN lagi...

    ReplyDelete
  16. Wapres Yusuf Kalla, andai engkau kini tak menjabat wakil presiden dan engkau hanya seorang rakyat biasa, saya dan rakyat Indonesia pun tahu bahwa mungkin akan berbeda yang engkau ucapkan. Engkau akan mengatakan bahwa di negeri ini kemiskinan semakin meningkat!!!




    waa!!!

    bener banged boss!!
    kenapa gak mikir sampe sgitu ya ane?

    dasar!!
    bang anang emang yahud!!!

    ReplyDelete
  17. to anjink: perilakumu sekarang aja dah mencerminkan besok seperti apa klo jadi pejabat hahahhaha.

    ReplyDelete
  18. Yaaa jangan gitu dong mas, 6% itu juga dah hebat lah.......lapindo kan sebagian kecil dari indonesia aja

    dia bilang ada benernya juga kok....
    Kalo misalnya yang miskin 100 orang, dengan kenaikan 6% ini setidaknya 6% dari 100 orang bisa diselamatkan..

    ya ngga...

    Mosok mau langsung makmur....

    ReplyDelete
  19. Wah kok esmosi ki. Sabar mas sabaar...

    ReplyDelete
  20. duhhh, pusing...

    mikirin masalah kek gini

    ReplyDelete
  21. Orang Jawa bilang "saiki jamane KALA BENDU" maka banyak bencana yang menyengsarakan rakyat. Bethara KALA lagi nyaplok srengenge, mangkane Indonesia peteng ora iso padhang. Rakyate lagi diKALA, ora iso mangan enak lha wong duit we ora duwe

    ReplyDelete
  22. halah, nang. bukannya dari dulu kita terbiasa diapusi? gak peduli siapa pun pemimpin kita, dari golongan mana pun, kita nyaris selalu dibohongi :D

    ReplyDelete
  23. Duh, apapun itu aku sekarang ga ada teman di kos. Where are you all guys??? Mentang2 libur panjang!!!!

    ReplyDelete
  24. Bukan Makmur Pak Wapress,
    tapi, Mak Mu kui :P hehe,,,
    lagian aLe msh miskin gn d blng makmur ^_^v

    ReplyDelete
  25. Mas Anang . . .
    Tips n triknya donk mengenai maintenance Blog.
    Thanks . . .

    ReplyDelete
  26. Mas Anang . . .
    Tips n triknya donk mengenai maintenance Blog.
    Thanks for reply . . .

    ReplyDelete
  27. Makmur? Makmur dari hongkong?! Memange pertumbuhan ekonomi sing 6% kuwi seng mangan sopo? Yoópo kate diarani makmur, nek lengo klentik wae ra katuku?

    ReplyDelete
  28. maaf ya nang, tapi (ini pendapat pribadi saya) kalo semua orang indonesia itu kayak kamu, negara ini gak bakalan maju. maksud saya, kalo orang indonesia itu bisanya cuma ngomong doang, trus kapan kerjanya dong? sementara kamu ketak-ketik nge-blog ngritikin pemerintahan, apa yang udah kamu berikan ke bangsa ini? tarohlah pak yusuf dkk kurang memuaskan bagi kamu (yei, emangnya mereka pria pemuas nafsu?), trus apa kamu udah bisa memuaskan orang2 di sekitarmu? pikiran dan tenagamu, apa udah kamu sumbangin buat orang2 di sekitarmu? sekadar buat bahan pemikiran, bandung itu kota sampah. padahal di sana ada itb yang (katanya) kumpulan orang2 pinter. ke mana yang namanya teknologi itu kalo gak bisa dipake buat mbersihin bandung? itu baru satu kota. masih bnyk kota lain di indonesia dengan permasalahan yang beragam. ke mana dong para mahasiswanya? sebagian asik tawuran, sebagian asik nge-hedon, dan sebagian lagi kayak kamu: peduli, tapi gak tau harus ngapain dan mulai dari mana.

    ReplyDelete

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.

Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)