Sticky Message Board
Tutorial Cari Uang
Spesial Ramadhan
Peta dan Panduan Jalur Mudik 2011 Jawa Bali Sumatera
Sudahkah Anda Membayar Zakat Fitrah ??
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H
Menjemput Ramadhan
Menunggu Waktu Berbuka
Iklan Sirup Ramadhan
Ritme Puasa Anak Kos
Waktu Puasa Berbeda
Ngabuburit
Kenapa Harus Ngakali Rasa Haus dan Lapar ?
Rating Acara Tertinggi Selama Bulan Ramadhan
Uang Baru dan Lebaran
Sandal Syahid
Sudahkah Anda Bersabar ?
Sudahkah Anda Bersyukur ?
Cek Arah Kiblat dengan Google Earth
Sunday, October 26, 2008
Turun ke Bawah
Terharu rasanya bila menyaksikan bagaimana seorang pemimpin yang bersedia berpenampilan seadanya dan ala kadarnya jauh dari kesan seorang walikota yang bergelimang materi berlimpah (dari hasil upeti rakyat) saat bertemu dengan masyarakat pinggiran yang hidup jauh dari bising dan sibuknya kota dengan segala aktivitas kehidupannya.
Itulah sekelumit perasaan yang tiba-tiba menghias di benak ketika saya secara tak sengaja menyaksikan dan akhirnya mengikuti hingga tuntas sebuah tayangan yang muncul sekitar dua minggu yang lalu di stasiun televisi tertua milik pemerintah, TVRI.
Sebuah sketsa nyata yang menampilkan potret bagaimana susahnya kehidupan yang dihadapi ratusan warga Umeumbu yang sangat terpencil di pelosok Sulawesi. Dan bagaimana seorang walikota mau turun ke bawah untuk menjenguk masyarakatnya yang memerlukan figur kepemimpinan yang arif dan bijak darinya.
Menaiki sepeda motor bersama-sama para ajudan dan bawahannya, sang walikota menembus jalanan berbukit dan berbatu untuk menuju lokasi daerah yang terpencil tersebut. Sampai di lokasi, ia pun tampil apa adanya dengan baju sedikit lusuh dan beberapa kancing baju terbuka karena hawa panas yang membuat tubuh tak berhenti berkeringat. Lokasi pertemuan dengan masyarakat pun seadanya, duduk-duduk di bawah rindangnya pepohonan besar yang menghadang curahan panas matahari dari langit.
Apa yang dibicarakan adalah tentang keluh kesah masyarakat sekitar yang kesusahan untuk menyekolahkan anaknya, karena sekolah yang ada sangat jauh. Ini mengharuskan kurang lebih 60 anak-anak daerah terpencil itu untuk berjalan kaki melewati jalan setapak yang berbatu dan berbukit demi menuju ke sekolah. Perjalanan yang ditempuh pun bukan hanya hitungan menit, tapi jam!
Kebijakan pun langsung diketuk, dan dijanjikan akan dibangun sebuah sekolah dengan bantuan tenaga dari Danramil dan sumbangan dari salah satu yayasan peduli pendidikan dan dari pemerintah. Serta akan dicarikan beberapa guru kontrak.
Entah, apa karena sedang diliput sebuah televisi atau memang keinginan tulus dari seorang pemimpin yang murni hanya ingin membantu rakyat, saya tidak tahu. Yang jelas jika setiap pemimpin mau turun ke bawah untuk melihat nasib rakyat kecil yang tidak beruntung.. Maka inilah pemimpin yang benar-benar pemimpin. Bukan pemimpin yang hanya duduk manis di istana dan memimpin bawahannya untuk bergerak. Pemimpin kan bukan untuk dilayani rakyat, tapi melayani rakyat...
Bagaimana menurut anda, apakah sekarang lagi musim jelang pemilu atau...??
Itulah sekelumit perasaan yang tiba-tiba menghias di benak ketika saya secara tak sengaja menyaksikan dan akhirnya mengikuti hingga tuntas sebuah tayangan yang muncul sekitar dua minggu yang lalu di stasiun televisi tertua milik pemerintah, TVRI.
Sebuah sketsa nyata yang menampilkan potret bagaimana susahnya kehidupan yang dihadapi ratusan warga Umeumbu yang sangat terpencil di pelosok Sulawesi. Dan bagaimana seorang walikota mau turun ke bawah untuk menjenguk masyarakatnya yang memerlukan figur kepemimpinan yang arif dan bijak darinya.
Menaiki sepeda motor bersama-sama para ajudan dan bawahannya, sang walikota menembus jalanan berbukit dan berbatu untuk menuju lokasi daerah yang terpencil tersebut. Sampai di lokasi, ia pun tampil apa adanya dengan baju sedikit lusuh dan beberapa kancing baju terbuka karena hawa panas yang membuat tubuh tak berhenti berkeringat. Lokasi pertemuan dengan masyarakat pun seadanya, duduk-duduk di bawah rindangnya pepohonan besar yang menghadang curahan panas matahari dari langit.
Apa yang dibicarakan adalah tentang keluh kesah masyarakat sekitar yang kesusahan untuk menyekolahkan anaknya, karena sekolah yang ada sangat jauh. Ini mengharuskan kurang lebih 60 anak-anak daerah terpencil itu untuk berjalan kaki melewati jalan setapak yang berbatu dan berbukit demi menuju ke sekolah. Perjalanan yang ditempuh pun bukan hanya hitungan menit, tapi jam!
Kebijakan pun langsung diketuk, dan dijanjikan akan dibangun sebuah sekolah dengan bantuan tenaga dari Danramil dan sumbangan dari salah satu yayasan peduli pendidikan dan dari pemerintah. Serta akan dicarikan beberapa guru kontrak.
Entah, apa karena sedang diliput sebuah televisi atau memang keinginan tulus dari seorang pemimpin yang murni hanya ingin membantu rakyat, saya tidak tahu. Yang jelas jika setiap pemimpin mau turun ke bawah untuk melihat nasib rakyat kecil yang tidak beruntung.. Maka inilah pemimpin yang benar-benar pemimpin. Bukan pemimpin yang hanya duduk manis di istana dan memimpin bawahannya untuk bergerak. Pemimpin kan bukan untuk dilayani rakyat, tapi melayani rakyat...
Bagaimana menurut anda, apakah sekarang lagi musim jelang pemilu atau...??
69 comments:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ah, biasa itu...sebentar lagi mau pemilu
ReplyDelete:p
CONTRET JENGGONGNYA !!!! walah. aku iso2 keno daftar cekal ng blog iki .. wkekeke
ReplyDeleteiya benar sekali ..
ReplyDeleteini mau pemilu, jadi harus manis-manis duluw ..
dah budaya kali
Apapun tendensi dan motivasinya... coba kalo yang sperti ini dilakukan setidaknya 100 dari kepala daerah pada msing2 daerahnya. Minimal ada perasaan warga/rakyat bukanlah sapi perah yang dikandangin.
ReplyDeleteCobalah kalo motivasinya emang bener2 mo membangun. Rasanya nggak perlu ada inspeksi ke daerah. yang akirnya juga butuh dana inspeksi. Opo nggak lebih baik dana itu di bagikan ke blogger aja...
Kabur.............
Positif thinking ajah boz...Dan slalu berdo'a dan tetep berharap dibukakanya mata hati para pemimpin kita untuk dapat melihat apa yang terjadi pada masyarakat...Okeh!! Gak boleh brprasangka buruk kayak gtu..
ReplyDeletediliat dulu apakah keseharian beliau spt itu :P
ReplyDeletekarena ada media yang meliput? saya kira yang namanya pmimpin selali diincar kamera kok. Karena mengandung nilai berita.
ReplyDeletesemoga bukan karena media mereka turun ke bawah, dan semoga bukan cuma sekali.
Lha Bisanya Sepeda Motor, Kalo Mercy bisa masuk ya Pasti Bawa Itu ..
ReplyDeletepernah juga denger opini dari tuan kopi..
ReplyDeletedia bilang kalo
aku setelah ini jadi presiden sih mau!
tp kalo presiden stlah menjabat trs jd pedagang kopi lum tentu mau?
Yah memang deh...
ReplyDeletehal it terjadi karena pemilu atau gak kan kita juga gak tahu ya...
masalahnya cuma pada waktu pemuli aja stasion TV meliput hal spt itu jadi ya menimbulkan persepsi yang macam-macam.
Klo saya positive thinking aja, boleh juga tuh klo potret pemimpin seperti itu yg diexpose ke permukaan jadi cermin dan contoh buat yg lainnya...
ReplyDeletewah, seandainya itu benar2 tulus alias ga dibuat kedok alias cari muka, betapa senang rakyatnya ya ...
ReplyDeleteItu mah gaya lama, persiapan camu (cari muka) pra pemilu.. capee deh...
ReplyDeleteterlepas lantaran diliput tv atau karena niat yang tulus dari sang walikota, mau berusash-susah menyambangi warganya di pelosok yang jauh dari keramaian merupakan nilai tambah seorang figur pemimpin. jangan sampai terjadi peristiwa seperti di negeri kelelawar. para pejabat berpesta di puncak menara gading kekuasaan, seemntara rakyat keleleran menahan lapar, haks.
ReplyDeleteMoga2 bukan efek menjelang pemilu ya Nang. Btw, lucu juga judulnya.. namanya Turun ya pasti ke Bawah tohh.. :P
ReplyDeletesaia ga mo ngomentarin postingannya..
ReplyDeletesaia mo ngomentari juduknya aja ko
perasaan dari jaman sepur lempung, dari jaman nabi adam belum ada, yang namanya turun bukannya memang ke bawah kang?
mang ada ya turun tapi ke atas?
hahahahahahahahaha.......
jelang pemilu gini, ketulusan mah dipertanyakan mas...
ReplyDeleteahh cc aj yg calon walikota ga kemana2..cuma tinggal dirumah, ngurusin diri sendiri..makanya bakal ada yang milih hahahaha
cc ngomong apa seyhh??
masih jarang yang tulus ....
ReplyDeletesemoga yang ini tulus.... dan semakin banyak aja pemimpin yang kayak gini :)
wahh salut deh kalo semua pemimpin mo turun ke bawah
ReplyDeleteindonesia bakalan jaya
g kaya sekarang..
apapun tendensinya, ikhlas atau tidak, kalau semua pemimpin mau turba pasti akan ada hasil yang nyata. ikhlas dan tulus pun butuh latihan, jadi tetep salut buat semua pemimpin yang mau berlatih untuk bisa mendengar, dan syukur2 mau mengerti, kesulitan rakyatnya.
ReplyDeleteButuh waktu dan proses agar semua mau turun,
ReplyDeleteapalagi ke pelosok.
salam sukses.
Semoga tulus...
ReplyDeletetanpa niat jadi incumbent di periode depan, atau sekedar ingin naikin rank partainya...
klo bapak walikota yang ini emang bener2 ikhlas nge-lakuinnya bukan karena maksud2 tertentu.., bapak ini ntar di "kloning" aja mas.., trus diternakkan biar banyak.., qeqeqe..
ReplyDeleteTolak pemilu n pilkadal,...
ReplyDeletexixixixixiix,..pro golput!
Klo karacter walikota diindonesia semua sama dengan ahmadinejad baru saya acungin jempol. bagaimana kisa sang ahmadinejad pada saat menjadi walikota yang mengiklaskan rumah jabatannya di jadikan musium dan dimana beliau juga rutun sendiri menyapu jalan.
ReplyDeletesemoga itu bener adanya :D
ReplyDeletepemimpin yg sejati adal pemimpin yg menyelami kesusahan yg di rasakan rakyatnya, contoh walikota yg baik tuh
ReplyDeleteiye kalau lagi pemilu biasanya.. kita ini rakyat di jadikan raja .. tapi setelah itu..hmmmmm
ReplyDeletebiasa itu...
ReplyDeletepemimpin yo pingin mlebu tipi mas anang..hehe
ReplyDeletebtw, turun ki nak yo kebawah to mas? masa turun keatas, njut kepriben??
*kabur*
Semoga pemimpin yg lain bisa mencontoh sikap pak walikota tadi...
ReplyDeletepostip tingking aja wes...
ReplyDeletekalo negatip tingking malah ndak baek
pemimpin lahir dari masyarakat, gimana masyarakatnya ya begitu juga pemimpinnya *linear*
ReplyDeletewow, kok ndak ada sekerinshotnya??
ReplyDeleteapakah ini hoax adanya?
ah ndak ah
si anang khan zuzur...
sumfeh, anang zuzur...
wekekeke...
turun ke bawah = bahasanya tidak baku!!
ReplyDeleteyang bener adalah...
"turun"
itu saja...
*khan ndak mungkin turun ke atas??*
Golkar akan mengajuka krisdayanti sebagai cabup malang!
ReplyDeleteAh, ajudane mesti cenggur terus!
Kalo boleh sih mau nyalonkan mas Anang jadi walikota, hahaha ...
ReplyDeleteYen Dijawa Timur ga ada yang nyalonin Suhu Anang. Di Jawa tengah wae Kang. Ntar tak dukung buat walikota ato bupati...hehehe
ReplyDeletedi daaerah bunda juga ada pemimpin begitu... tp kok malah enggak mencuat karir politiknya... terlalu jujur dan mebaur... jadi kalah bersaing dengan yang punya duit banyakakkk...kasiannnn
ReplyDeletePemilu, pilkada, pilwako....
ReplyDeleteyang penting sebuah rejeki bagi saia..hahahaha...
pengennya kalau semua pejabat spp itu, pasti mantrap....mantrap konvoy nya..hu..hu..hu
ReplyDeletemudah2an bukan karna mau pemilu yah....:)
ReplyDeletemudah2an bukan perilaku musiman
ReplyDeleteehem..menjelang pemilu begini kok tiba2x banyak pemimpin yg turun kebawah yak.
ReplyDeletepemimpin yg baik gak harus turun kebawah. sayang ah waktu berharganya terbuang cuma buat turun naek sampan. mendingan dipakai buat mikir gimana rakyat bisa sejahtera. eh tapi susah juga sih...wong nih negara isinya koruptor semua
stubuh...
ReplyDeleteeh stuju mas anang... :mrgreen:
Wah ..ramai sekali pengunjungnya nih mas Anang , sampai susah aku mau parkir komen ... numpang kenalan saja yaah...mudah2an kedatanganku teridentifikasi soalnya rame sekali...
ReplyDeleteRJ
Ya krn mau pemilu. Biar dibilang perhatian sama rakyat jd musti baik2 dulu dr sekarang. Klo emg niat mustinya dimulai dari kemarin2, jauh sblm heboh pemili. terserah nantinya apa rakyat akan menilai itu jg bagian dr taktik, yg pasti kan tindakan itu sudah dilakukan JAUH-JAUH HARI, dan bukan baru.
ReplyDeletelebih baik berprasangka baik drpd buruk toh, itu akan membawa pikiran positif, mudah2an si bapak tulus dan akan ada pimpinan2 tulus lainnya, bukan penguasa rakyat sengsara
ReplyDeletesebelom jadi,simpati.udah jadi, im3 ( ikut melupakan masyarakat mas) wkwkwkwkwkwk mekso :D
ReplyDeletelagi musim cari muka ya ? kali ^_^
ReplyDeleteheleh heleh, ncen rep pemilu mas :D
ReplyDeletetapi kenapa mesti diliput? bukannya there's a saying: klo tangan kanan memberi jangan sampe tangan kiri tau. artinya klo emang mo "turun ke bawah" ga usah bawa2 kameramen segala dong. hehehe...
ReplyDeleteaku ndak taw, ataukah ini salah satu kedok kampanye yang penting berimbas baik ke rakyat aj....
ReplyDeletekalo toh ini waktunya cari nilai dari masyarakat, ya wajar...namanya jg mau pemilu. tingal yg milih aja toh yg menilai, kan sdh pada pinter semua katanya....
ReplyDeletesorry ya Nang, makin jarang bw.....
saya bangga.. (saya gak baca postingan lho, tapi liat judulnya juga udah punya feeling. hee...)
ReplyDeletemas, masukkin aku di blogrollnya donk..
ReplyDeleteWah wah... yang kayak gitu emang mesti dicontoh ama semua Pemimpin kali ye. Tapi emang kudu tulus :p nggak cuma karena mo ngetop huehehe... rakyat butuh yang kayak gini, bukan omdo :D paling enggak dengan kunjungan ituh, bikin rakyat senyum2 :p hehehe
ReplyDeletecontoh yang baik......dan seakan sebuah oase di padang sahara yg kering kerontang ini......
ReplyDeletebenar sekali..pemimpin dan pejabat itu sebenarnaya adalh pelayan rakyat. skarang malah terbalik. kita sebagai rakyat malahan mau melayani pejabat itu.
sy juga punya teman wakil bupati yg mau turun kebawah melihat langsung kondisi masyarakatnya.
btw, walikota kota apa ya mas ??
@ Alex : dirahasiakan... di sulawesi pokoknya.
ReplyDeletehehehe, iya setidaknya klo sering2 lewat jalan2 kayak gitu pejabatnya sadar bahwa jalanan butuh diaspal. :D
ReplyDeletekira-kira ada nggak ya mas turun keatas...??
ReplyDelete*kabur* sebelum dipendeli'i karo mas anang, hehehehe
halah emang wayahe pemilu, tapi percaya jg klo ada pemimpin yg spt itu tp susehhh nyarinyeeee :D
ReplyDeletenggak tahu bos... mana pemimpin yang murni ama yang berkedok melayani.... dah abu2 sekarang bos...
ReplyDeletepemilu ... bikin bingung, yang milih gak kenal, yang di pilih gak dikenal, mo golput, rugi .. gimana dong ??
ReplyDeleteyg Turun ke Atas
ReplyDeleteRangking Alexa, makin tinggi makin turun
semoga pemerintah tidak buta akan hal ini
ReplyDeletesaya jadi inget sama Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dy masih mau jalan2 gak pake baju. Merakyat sekali *Inger postingannya mas Iman Brotoseno. hehe
ReplyDeleteBiasalah mas, turun ke bawah naik ke atas. Ke bawah dalam rangka minta dukungan dan partisipasi, ke atas untuk jilat sana jilat sini agar posisi aman dan nyaman. Itu yang banyak terjadi di kalangan para pejabat.
ReplyDeletebagus sekali masih ada pemimpin yang mau turun melihat langsung rakyatnya.. semoga bener bukan cari muka doang ya. tapi jadi inget dulu SBY juga pernah turun langsung ke lapangan. terharu juga ngeliat beliau mau berjalan kaki panas-panas bersama ajudannya ^^
ReplyDelete